Sabtu, 19 November 2016

BELKAGA 2016: Masyarakat Sebatik Tengah Bebas Kaki Gajah





            BULAN ELIMINASI KAKI GAJAH 2016.  Ini kali perdana ku mengikuti Bulan eliminasi Kaki Gajah. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang digadang pemerintah menjadi sarana penyebaran program pemerintah ini. Oktober 2016. Kami sangat mendukung program ini, tentu. Karena ini adalah program pemerintah dan kemanfaatannya pun untuk masyarakat Indonesia dalam upaya mengeliminasi junlah kesakitan akibat cacing filaria ini. Kaki gajah yang ditularkan oleh nyamuk sebenarnya angka kejadian di kecamatan Sebatik Tengah cukup kecil. Namun beberapa waktu lalu memang ditemukan beberapa warga yang mengidap kaki gajah. Kembali pada lokasi regional kami, yakni di pulau Kalimantan. Dimana banyak hutan dan perkebunan. Belum lagi sungai-sungai, rawa dan daerah kelautan menjadi tempat nyamuk pembawa cacing filaria ini.
            Kaki gajah ini diminum satu tahun sekali sebagai pencegahan. Dan tiap orang yang sudah memulai minum obat ini diharapkan minum obat rutin di tahun-tahun berikutnya sampai 5 tahun mendatang. Ya, obat Filariasis ini diminum 5 kali seumur hidup agar tuntas mencegah masuknya penyakin Kaki Gajah.
            Pagi itu di SDN 01 Aji Kuning kami meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah. Perawat pemegang program imunisasi, dokter gigi, serta aku dan temanku nusantara sehat yang ikut mendatangi sekolah ini. Sebelumnya anak-anak sudah diminta sarapan lebih dulu di rumah sebagai syarat minum obat filariasis ini. Kami mulai dari kelas 1 SD. Anak-anak sedang dalam pembelajaran. Lalu guru mempersilahkan kami untuk masuk ke ruang kelas. Terlihat anak-anak menatap kami, ada yang ketakutan, karena teringat musim imunisasi anak sekolah. Tatkala kami menyuntik mereka dengan cinta untuk suntik campak dan tetanus dypteri.
            Lalu saat kami mengeluarkan obat “Tidak di suntik bah.. liat he.. minum obat saja..” tutur beberapa anak. Lalu kami mengeluarkan obat-obatan itu.. memisahkan Albendazole 1 butir dan 2 butir Diethylcarbamazine. Kapsulnya besar sekali. Aku juga merasa gak mampu untuk makan kapsul sebesar itu. Jadi kapsul kami ambil, lalu air putih kami berikan kepada mereka. Mereka mencoba memakannya. Dan..................... susah banget di telan! Serius setengah sengsara liatnya. Kasian banget deh. Mereka kesulitan menelan.
            Beberapa anak gagal menelan kapsul obat itu. Namun sebagian cukup bisa menelan obatnya. Beberapa anak kelas 1 ga tahan makannya. Hingga ada yang menangis. Lalu kami berikan obat-obat itu sambil dipesankan ke anaknya agar bilang ke ibunya untuk diminumkan obat Filariasis. Lalu di kelas selanjutnya kami ga boleh gagal. Target harus minum semua sekarang. Haruuus!
tinggal taruh di sendok, kasih sedikit air. dan suap deh obatnya :)
            Lalu di kelas 1B kami berinisiatip untuk menggerus semua obat. Sesuai dosis. Kami gerus obat, walau dengan susah payah. Dengan sendok yang ada. Lalu kami berikan sedikit air, lalu anak-anak itu meminum obat yang sudah di gerus itu. Kemudian minum air putih nya. Alhamdulillah inisiatip ini mengubah yang tadinya payah jadi mudah. Kini keseluruhan anak-anak SD ini minum obat filariasisnya. Alhamdulillah jadi terpenuhi upaya pemberian obat untuk mengeliminasi kejadian kaki gajah. Hehe :D
dok. pribadi. jadi tukang gerus obat mendadak :")
            Beberapa kelas, kelas-kelas awal kami berikan  kue berkrim supaya jadi manis. Ga terlalu pait lagi. Jadi mereka juga senang. Namun di kelas-kelas tinggi tidak kami berikan kue lagi sengan alasan sudah besar dan stok kue habis. Wkwk.
dok. pribadi. setelah minum obat filariasis, adik ini bahagia lagi :)

DI POSYANDU
            Masih dibulan Oktober 2016. Rangka Bulan Eliminasi Kaki Gajah. Kali ini diedarkan di Posyandu. Di Desa Maspul. Nah disini pemberian obat filariasis diberikan pada ibu-bapak yang datang ke posyandu untuk memeriksakan anak-anaknya. Atau yang berkunjung untuk berobat. Bagi yang sudah sarapan, dianjurkan untuk meminum obat filariasis in langsung di tempat. Sedangkan yang belum, akan dibungkuskan obat untuk si ibu/bapak sekalian keluarganya juga. Memang beda deh kalau orang dewasa yang minum. Kebanyakan telan sekali 4 butir obatnya. Yaa tertelan juga. Huaaa. Selebihnya, Kader lah yang akan berkeliling. Memberikan obat-obatan filariasis. Dibagikan sesuai dosis. Untuk anak usia 2 tahun keatas dosisnya adalah Albendazole 1 butir dan 1 butir Diethylcarbamazine. Anak usia 5 tahunan keatas mendapat dosis 1 Albendazole dan 2 butir Diethylcarbamazine.  Sedangkan usia dewasa mendapat dosis 1 butir Albendazole dan 3 butir Diethylcarbamazine. Semua diminum setelah makan. Dan lebih bagus lagi jika diminum jelang tidur malam. Karena efeknya adalah sedikit pusing.
dok. pribadi. kalau orang dewasa mudah aja nih minum obatnya :)


DI SDN 003 Sebatik Tengah, Desa Bukit Harapan
            Pagi ini kami menuju sekolah selanjutnya, yakni Desa Bukit Harapan. Menumpang mobil jenazah Puskesmas sembari mengantar orang Posyandu untuk melakukan pelayanan di Desa itu. Perjalanan yang cukup jauh ke Desa Bukit Harapan, selain berbukit-bukit disana juga, makin tinggi sinyal makin hilang. Kami sampai sekolah itu.. sekolah yang berbahan dasar kayu Ulin berdiri kokoh namun terlihat tak segar. Gedung yang memanjang. Dibawahnya adalah tanah gambut yang mulai becek. Kami jalan kaki melewati jembatan yang tidak bisa dilewati mobil. Mobil puskesmas lanjut menuju Posyandu sedangkan kami memasuki kawasan tanpa sinyal ini. Kami membawa seplastik obat filariasis yang sudah di puyer. Sudah paket untuk langsung minum tiap bungkusnya. Sedangkan Kak Jumadi membawa botol air Galon di sisinya. Kemudian Ceha membawa gelas dan perlengkapan minum obat lainnya.
dok. pribadi. Hap! bismillah :)
            Namanya sekolah dasar, sama saja. Sama-sama dipenuhi anak-anak sekolah dengan berbagai keunikannya. Jadi kami memasuki tiap kelas. Di SD ini anak sekolahnya tidak terlalu banyak. Namun semangatnya banyaaak. Kami tidak kesulitan seperti di SD-SD sebelumnya yang harus melakukan puyer dulu baru diberi minum kepada anak. Kini semua sudah paket jadi tinggal membuka pembungkus, menuangkan kedalam sendok, lalu memberikan air secukupnya dan siap diminumkan ke anak.  Jadi tinggal di suap ke anal-anak, dan mereka siap membuka mulut dan menelan obat Filariasis. Alhamdulillah pekerjaan menjadi lebih cepat dan tak memakan waktu. Hal ini berlanjut seterusnya hingga kelas 6 SD. Obat filariasis akhirnya selesai diberikan kepada anak perbatasan. Semoga semua anak dan warga aman dari ancaman penyakit FILARIASIS. Aamiin : )

Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah, Kalimantan Utara
Oktober 2016

Senin, 17 Oktober 2016

Kangen Dang Edo.



17 Oktober 2016

            Herlando Wirawan. Kakak pertamaku. Tampan. Walau usianya tak panjang. Lillahi Ta’ala. Aku sayang padanya. Sejak aku dilahirkan. Apapun kondisinya. Lahir pada tahun 1986. Kemudian tumbuh menjadi balita yang tampan dan berisi. Hingga suatu ketika ada kesalahan tim medis, saat penyuntikan imunisasi. Ia demam, namun tetap di beri imunisasi. Saat itu orangtuaku sangat awam dan kurang informasi. Namun tak ada tuntutan saat itu. Biarlah. Keadaan makin menurun. Berbagai usaha dilakukan. Akhirnya, di ujung perjuangan hingga usianya 9 tahun. Lalu dia pergi. Meninggalkan kami. Aku, yang saat itu masih berusia 2 tahunan.
            Teringat saat kami saling berebut remote TV. Dia mau nonton Ultraman. Dan aku mengacaunya. Saat ia sedang disuapi makan. Akupun selalu bermain-main padanya. Sampai dia pernah marah, hehe, ngambek. Lalu gak lama, kami main lagi. Hehe dasar anak-anak. Lalu tiba-tiba sepi..................... saat kemudian aku harus melihatnya dimandikan oleh ayahku. Matanya terlihat terus terpejam. Tak ada suara, apalagi candaan lagi. Kemudian aku tidur di dalam kamar.. dan tak melihat prosesinya. Ya, tentulah abangku itu istirahat dengan tenang di pusaranya. Namun aku tak melihat.
            23 tahun usiaku kini. Usiamu Dang?seharusnya 30 tahun yaa sekarang. Mungkin keponakanku sudah lebih banyak yaah. Seharusnya juga aku punya kakak ipar perempuan. Hehe. Bagaimana di sana? Pastilah engkau nyam ya Dang.. hehe.
            Kadang aku tuh butuh sekali teman cerita loh Dang. Banget. Tapi yaa kamunya gak ada. Aku hanya bisa nulis di buku Diary ku yang ditulis tangan sepanjang apapun yang aku mau. Sejak Sekolah Dasar.. nulis diary di file atau orji atau buku biasa. Kemudian apes saat Wodang Nia bacain buku itu sama Mama dan Papa. Haha. Ampun deh malunya.
            Aku pernah pikir. Punya kakak cowo itu apa rasanya? Pastinya save ya. Di jagain. Kalo ada apa-apa setidaknya ada pundak tempat bersandar. Mau cerita? Ya bisa cerita aja. Walaupun cerita sama cowo biasanya jangan berharap dapat respon panjang lebar. Tapi respon simpel yang pas. Iyaa itu. Sepertinya. Kalau sepi, butuh hiburan? Bisa nyanyi bareng pake gitar yang Dang Edo mainkan. Hehe, iya loh Dang. Pasti seru.
            Sarana apalagi sebagai tempat cerita? Yaa menulis aja. Tiba-tiba tenang sendiri, laporan sama Allah juga lebih nyaman. Kalo punya kakak lebih dari satu itu katanya enak ya? Iyaa enak kok. Kalo kakak yang satunya sibuk. Bisa curhat ke kakak yang satunya lagi. Apalagi kalo kakaknya cewe dan cowo. Pas banget. Tapi kalo kakaknya tinggal satu? Yaudah satu aja. Punya kakak cowo, tapi gak ada di pandangan. Cuma diingatan. Gak bisa bersandar di pundaknya Dang Edo. Hehe. Tapi jadi jelas sandarannya sekarang, kalo inget sama Dang Edo.... sandarin aja ke Allah. Karena Dang Edo udah di sisi Allah.
            Gakpapa Dang.. Cuma mau cerita itu aja. Wulan udah jauh dari mama-papa dan keluarga di Lampung. Mau belajar mandiri ceritanya. Tapi kalo masa-masa begini nih.. pingin banget cerita ke siapaaa gitu yang bisa nenangin. Ga Cuma respon “Sabar yaa..” “dijalanin aja”. Dan seterusnya tanpa kalimat bermakna nenangin apapun.
            Aku tu berkali-kali minta Dang Edo biar ada di mimpi aku. Hehe, tapi jarang Dang Edo masuk ke dalam mimpiku. Sekedar bayar kangen aja gitu. Jadi inget suara besarnya Dang Edo. Padahal Dang Edo baru umur 9tahunan. Tapi suaranya sudah besar hehe. Suara marah-marahnya Dang Edo pas ngadu ke Mama.. karena remote TV aku bawa lari... hehe :D Dang Edo sekarang ga sekedar duduk di kursi santai biru yang dirumah aja.. tapi juga bisa kemana-mana setelah ada di sisi Allah.
            Dang, kayaknya Wulan udah butuh pendamping. HAHAHA biar bisa bersandar wkwk. Udah ah, ada Al-Fatihah spesial untuk Dang Edo. Tiap abis sholat InsyaAllah.
            Setiap ada orang yang bertanya.. “Rin.. kamu berapa bersaudara?”
            Aku gak pernah jawab hanya 4 loh Dang. Aku selalu bilang berlima. Tapi sekarang tinggal 4. Kenapa? Karena aku gak akan hapus ingatan, hapus pertalian darah kita hanya karena Dang Edo udah ga di dunia, terus gak dihitung lagi dalam silsilah keluarga kita?hehe enggak. Enggak akan. Khususnya untuk aku. Aku selalu bilang kalau kita 5 bersaudara. Ada Dang Edo, Wodang Nia, Aku, Ikal, sama Ninda. Iyaa kita berlima.
            Kedepannya, insyaAllah kuat. Dengan segala tantangan di perantauan. Serta tantangan di hati. Masih berusaha lawan diri sendiri nih, biar bisa stabil, supaya bisa kuat dan ga gampang ngeluh. Salam Rindu.. dari dunia yang Fana..

Wulan
Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah
Kalimantan Utara

Sabtu, 24 September 2016

KATA PENGANTAR LAPORAN KWARTAL NUSANTARA SEHAT 2




            Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas kehadiratnya.. diberikan kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kwartal ini. Laporan Kwartal ini adalah bukti dari sebagian kecil kegiatan kami di Puskesmas, sebagai tempat kami di tugaskan. Puskesmas Aji Kuning adalah pemempatan tugas kami untuk menjalankan tugas negara. Mengabdi di DTPK  (Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan) demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat mulai dari perbatasan negeri.
            Kami sadar, akan banyak sekali kata-kata atau penulisan yang tidak sesuai. Namun maklumilah.. karena kami hanya manusia biasa. Di Puskesmas penempatan kami.. kami tidak hanya menjalankan kegiatan ke masyarakatan.. tapi juga kegiatan lainnya.. kegiatan rutin yang tiap hari kami halankan di puskesmas. Sesuai profesi yang kami miliki. 

Bagi yang berprofesi sebagai bidan.. ia harus bertugas rutin tiap pagi di puskesmas untuk berjaga di Poli KIA dan KB, kemudian sewaktu-waktu harus on call dan datang kembali ke VK jika ada masyarakat yang akan melahirkan. Sewaktu-waktu juga harus merujuk ke rumah sakit di kabupaten yang cukup jauh.. tak memandang waktu, karena ibu melahirkan tak kenal waktu. Disini ketangkasan, daya tahan tubuhm di uji oleh udara darat dan laut di Sebatik.
Bagi yang berprofesi sebagai perawat, ia harus standby 24 jam. Berjaga shift-shift-an. Jaga pagi-sore-atau malam. Sering kali ia tetap datang ke Puskesmas walaupun bukan jadwal jaga nya bila ada pasien yang emergency berat, ada rapat, atau ada program penyuluhan lain di pagi harinya. Sewaktu-waktu juga harus siap merujuk pasien perawatan yang sudah dalam kondisi terminal. Melakukan perjalanan darat satu jam, perjalanan laut setengah jam menuju RSUD Nunukan di Kabupaten. Terkadang ia juga harus keluar negeri (Malaysia) jika ada pasien yang minta di rujuk ke Tawau Hospital. Belum lagi kendala kurangnya alat yang harus di maklumi dan di akali. Resiko lelah berlebih menjadi resiko bagi kami yang berprofesi perawat.

Bagi yang berprofesi sebagai Kesehatan Lingkungan.. ia harus siap terus melakukan perjalanan. Untuk mendata, membagikan Abate, memantau jentik nyamuk, penyuluhan kesehatan lingkungan dan lain sebagainya. Di Puskesmas juga berjaga jika ada masyarakat yang ingin kosnultasi tentang masalah kesehatan lingkungan di rumahnya. Sesekali ia juga diajak untuk merujuk ke Rumah Sakit.
Bagi yang berprofesi sebagai Analis Kesehatan ini juga karena terbatasnya sumber daya manusia serta sumber daya alat, menjadi kesulitan tersendiri jika ada pasien emergency yang membutuhkan pemeriksaan cepat. Ia juga harus On Call 24 jam. Mundar-mandir puskesmas jika ada pasien emergency dan membutuhkan pemeriksaan lab. Selain itu sering juga mendapat tugas lain diluar profesinya.. seperti menggunting kertas resep (?)
Bagi yang berprofesi kesehatan masyarakat. Harus siap menyusun kegiatan dan agenda untuk bergerilya dalam promosi kesehatan. Tidak hanya melakukan management dalam puskesmas, ia juga harus memiliki ide yang ligat dalam memajukan puskesmas dan dalam upaya preventifnya. Sesekali juga atau biasanya juga ia menjadi profesi lain jika petugas apotek engga ada (?)
            Di Puskesmas ini, satu team berjumlah 5 orang. Dengan berbagai profesi, latar belakang, sikap, suku dan kebiasaan. Kami mencoba menyesuaikan segala kekurangan dan mencoba terus stabil untuk tidak ada sesuatu hal yang menyebabkan keresahan hati dan pikiran. Karena kami sadar, bahwa kami di penempatan tidak hanya sekedar satu atau dua bulan. Melainkan satu hingga dua tahun kedepan. Kami tidak mungkin berada dalam ketidaknyamanan. Oleh karenanya, masing-masing dari kami terus belajar mengenal dan beradaptasi dengan teman-teman penugasan kami.


            Namun kami bersyukur, kini kami bisa paham bagaimana perbatasan Indonesia dari dekat. Terimakasih Kemenkes. Masa muda kami jadi ternilai. Berbekas. Membekas.  Melalui Nusantara Sehat, saya pribadi merasa bisa belajar mandiri, belajar masak, bisa setia nyuci baju kalo sempat, bisa mengatur diri sendiri. Karena memang ga ada orangtua dan gak ada yang bisa diharapakan untuk mengatur diri ini selain diri sendiri. Terimakasih atas kesempatan ini. Terimakasih atas kesempatan ke Jakarta dalam waktu dekat, sehingga kami dapat bertemu kembali teman-teman di Nusantara sehat dari pelosok nusantara. Walaupun sebenarnya berat karena medan menuju sana cukup melelahkan. Belum lagi laporan Kwartal 1, 2 dan 3 yang merupakan syarat wajibnya untuk menghadiri undangan tersebut. Kami memang lembur. Lembur bangeet. Tidur ga jelas jam nya. Belum lagi laporan akreditasi puskesmas yang udah deadline. Namun kami ikhlas menjalaninya, karena laporan Kwartal tersebut telah selesai kami kerjakan. Alhamdulillah. Salam sehat! 

Rabu, 31 Agustus 2016

Hati-hati! Fatal telat Check in Pesawat



Rabu, 31 Agustus 2016
Dari Jalan Ngaglik Lama, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah



            Wuuuh sore ini adalah sore yang amazing buat aku. Gimana enggak? Harusnya aku malam ini sudah berada di Jakarta dan menunggu transit menuju Lampung, tapi apa daya, kita hanya bisa berenca Allah yang kasih keputusan kan yaa. Jadi sore ini ada jadwal keberangkatan aku ke Lampung. Sejak pagi aku dan cudo winda sudah melalang buwana ke tempat penjualan oleh-oleh Bandeng Juwana, samapi mengawal dik Zinky yang mau imunisasi hepatitis B. Makan bakso Sompok. Sekitar pukul 2 siang kamis ampai dirumah. Rencana mau rehat sebentar. Sebelum keluar lagi untuk Jengukin Mama Aceh yang lagi sakit di RS Kariadi, terus Chek in Bandara di Achmad Yani Semarang.
            Well akhirnya ternyata.. aku dan Cudo kelelahan. Dan rencana istirahat tidur sejenak itu di kagetkan dengan kami yang ketiduran dan baru sadar kalo hari udah soree banget yak. Dan kami buru-buru menuju bandara untuk Check In. Bandara Achmad Yani memang dekat di Rumah. Namun tidak di sangka bahwa sore ini Semarang Maceeeet banget. Ya  Allah. Aku deg-degan. Begitu juga Cudo Winda, Kakak Sepupu ku ini.
            Lalu saat dijalan aku baru lihat bahwa ternyata penerbangan aku adalah pukul 16.35 WIB. Padahal tadi pagi aku bilang ke Cudo Winda kalau aku berangkat pukul 16.50 WIB. Akus alah lihat! Kami makin panik. Sesampainya kami di Bndara dan melihat banyak sekali mobil yang masuk dan jeluarg Bandara Achmad Yani. Kami gak bisa menunggu. Akhirnya Cudo Winda menyarankan aku agar aku turun duluan ke Bandara, dan langsung Check in. Cudo Winda menghentikan mobil di pinggir. Aku segera bergegas kebelakang dan mengambil koper yang besar. Aku lari sekuat mungkin. ternyata di sisi ini adalah sisi kepulangan. Banyak orang disana, dan baru sampai di Semarang. Aku lari-lari.. persis sinetron orang yang ketiggalan pesawat. Wuuuh.

            Lanjut sampai di tempat masuk aku menunjukkan hape ku. aku masuk, secepat mungkin meletakkan pakaian dan tas kedalam alat detektor. Aku minta untuk menitipkan barang kecil kepada petugas. Setengah lari aku menuju tempat maskapai penerbangan. Aku berada di antrian nomor 3. Dengan segala keberanian, atau karena kepepet.. akhirnya aku bertanya pada orang yang ada di depanku.. Pak? Bapak penerbangan jam berapa?” smabil menebar senyum panik. “Oh saya jam setengah 6 berangkatnya mbak..”
            “Pak boleh gak ya pak.. aku duluan yang  check in? Karena aku keberangkatan jam 16.35 ini pak.. boleh ya Pak?” ujar ku bersungguh.
            “Oh boleh.. silakan-silakan...” langsung aku maju. Dan seiring aku maju........................ aku mendengar suara pengeras disana, yang bilang bahwa penumpang pesawat **** Air kode **** silakan memasuki pesawat... aku mengeja dan melihat PDF tiket di Hape ku.. yah.. betuul itu pesawat yang harusnya aku naikiiiiiiii. Lalu aku segera menunjukkan di hp itu tentang pesawat.. lalu ibu petugas itu dengan handyTalky nya menghubungi temannya mungkin dan bilang masih bisa satu penumpang atau engga, terus kendala bagasi yang ga bisa masuk lagi. Terus ternyata... “Wah maaf mbah.. udah close...”
            “Waduuh gimana ya mbak??”
            “Silakan ke Costumer service maskapai kami ya mbak.. disana...” sambil menunjuk ke arah tempatnya.  Aku segera menuju tempat yang ditunjuukan mbak-mbak itu. “Saya titip kopernya disini yaa?”
            “Oh oke mbak.. ucapnya. Akhinya aku segera bergegas menuju arah yang ditunjukkan tadi. Ada costumer carenya. Banyak orang yang mau pesan pesawat juga. Ada Cudo Winda yang sudah sampai di depan loket setelah parkir mobil yang super sulit. Cudo Winda bawain oleh-oleh aku, dan 1 tas ransel besar yang lumayan berat. Dear Cudo Winda... I love you soo much.. pengertian dan penyabar banget Cudooooo :*
            Jadi dari hasil bertanya-tanya sama abang-abang maskapai, ternyataaaaa tiketku sudah hangus. Ada beberapa pilihan, karen akau sampai di Jakarta pukul 20.05 WIB.. jadi kudu cari maskapai yang mau sampai Jakarta di jam itu. mereka menyarankan beberapa Maskapai. Setelah kami datangi, ternyata waktunya mepet saat mendarat, belum lagi lokasi terminal yang jauuh-jauhh.  Jadi mereka mendarat hanya jeda 1 jam, mendarat pukul 7 malam. Dan pegawai maskapai sendiri bilang bawha mereka gak berani memastikan sampainya pas waktu atau tidak. Karena barang otomatis harus di amabil dari bagasi dulu, baru Check In lagi. Dan itu memakan waktu yang cukup lama. Pihak maskapai gak mau ambil resiko penumpangnya akan terlambat. Apalagi sekarang terminal baru di berlakukan. Dan lokasinya jauh-jauh, haru pakai Shutle Bus segala dan bawa barang dari Bagas. Kan berat pisan dan repot tuuh huhu.
            Wal hasil, kami ga menemukan jalan keluar untuk ini. dan waktu selalu menabrak. Kalau harga yang di jam sekarang naik, mending kepulangan di tunda aja. Akhirnya aku bilang,  “Gakpapa deh cudo, aku tunda aja.. besok aja pulangnya cudo..”
            “Terus tanya penerbangan paling awal disana.. ternyata masih maskapai yang sama dnegan harga yang lumayan dari harga sebelumnya. Beda 200 ribu braay. Lalu aku reflek mengeluarkan dompet walau di dompetku hanya ada uang 500 ribu. Terus tiket yang hangus hanya bisa berlaku 10% untuk tiket yang dipesan baru. Huhu :”3 Lalu Cudo Winda secara duluan mengeluarkan uangnya dan menahan tanganku untuk mengeluarkan uang. “Cudo?” 

            “Udaah engga apa-apa.. namanya juga halangan kan. Musibah.. biar Cudo..” Aku diam, dalam hati ya Allah terharu... wkwk disaat genting gini loh, ternyata Allah selalu baik, dan kasih keluarga baik ke aku. Padahal kejadian ini gak dierencanakan, tanpa settingan. Aku tadinya mau pasrah ajadah, naik kereta sok gakpapa.. tapi cudo tetap maunya aku naik pesawat biar ga repot bawa barangnya. “Wasting time Lan. Capek lagi naik kereta terus bus..” tutur Cudo Winda dengan suara lembutnya.
            Lalu Cudo telpon papaku di Lampung. “Cudo telpon Om ya.. biar ga nunggu di Bandara Lampung...” Cudo mengeluarkan HP nya dan bicara pelan-pelan ke papa. Dengan tenang.  “Pasti aku dimarahin nih sampai Lampung.. “ ucapku.
            “Ah engga kok.. Cudo gak bilang Wulan terlambat naik pesawat, Cudo bilang Wulan masih mau jalan-jalan di Semarang.. hehe..” haaa Alhamdulillah hehe. Terus Papa telpon aku doong secara pribadi.. Waduh! Papa telpon.. dengan hati-hati aku angkat telpon dan aku jelaskan bahwa.. “Aku mau jengukin Mama Aceh yang masih di rawat di RS Kariadi.. “ (bukan cerita yang sebenarnya, tapi emang besok aku mau nengok mama Aceh kok di Kariadi hehe). Papa hanya jawab.. “Oh iya.. besok berangkat jam berapa? Sampai jam berapa di Lampung? Oh oke hati-hati ya...”  gitu aja sebenarnya. Ayah aku emang pengertian banget daaah. Lalu mas-mas registrasi tiket bilang.. “Mbak besok jam 11 pagi harus udah check in ya.. paling lambat jam 12 siang loh mbak..” dengan logat Jawa yang khas. “Siaap Mas..” hehe
            Terakhir sebelum pulang lagi kerumah Semarang.. aku bilang ke Cudo.. “Cudo.. Maafin Wulan yaa. Wulan ngerepotin banget...” nyaris nangis beneran. Terus aku Cuma nunduk. Cudo Winda dengan santai menjawab.. “Wulan.. engga apa-apa.. namanya kan kita berhalangan, masih diizinin jalan-jalan di Semarang berarti kaan.. Cudo sama Bang Iflan juga beberapa kali terlambat kok naik pesawat.. santai aja Lan..” ucap Cudo. Lalu sepanjang jalan Cudo dan aku mengobrol banyak hal tentang keberangkatan tadi, kami yang tidur siang lupa waktu karen kelelahan.. cudo juga cerita saat beliau sekeluarga terlambat naik pesawat, saat ke Kuala Lumpur, saat bang Iflan mau mendatangi seminar kedokteran di Jerman, dengan kondisi dari jakarta yang super macet sampai basah kuyup karena hujan dan anik ojek karena ga gerak sama sekali di jalan.

            “Terus nanti dek Putroe tanya gini ke Wulan cudo.. “Tante Wulan kok gak jadi pulang ke Lampung?’ pasti deh gitu deh Putroe...” ucapku. Cudo Winda tertawa terbahak, yaa namanya juga anak-anak Lan.. hehe, hiburan... ucap Cudo sambil tetap pada kendali. Lalu sampai rumah, Ahamdulillah.. “Harusnya Wuan udah di Jakarta nih jam segini.. hehe..” ucap Cudo Winda.
            Jelang  Magrib tak lama Bang Iflan pulang masih dengan sneli yang dipakai. Beliau adalah salah satu dokter residen Gizi Klinis di RSUP Kariadi Semarang. “Nah.. tante Wulan masih di Semarang malam ini yaa.. mau sama adik Zinky lagi yaa...” rupanya Bang Iflan sudah tahu tentang kejadian ini. hiks :3. “Gakpapa Lan.. masih belum boleh tinggalin semarang nih.. Rejeki juga buat kami, Wulan masih ada di sini..” Ucap Bang Iflan.
            Ah aku selalu terinspirasi dengan ke so sweet-an keluarga ini. keluarga kakak-kakak sepupuku dari keluarga Ayah. Mereka lembut sekali orangnya, simple dan penyabar. Sama juga saat aku berada dua minggu di Aceh bersama Cengah Maya, aku selalu merasakan kasih sayang keluarga itu, hingga kini Cengah Maya dan keluarganya harus sementara tinggal di Prancis, karena suami Cengah Maya yang di terima beasiswa untuk jurusan ekonomi. Aku doakan sehat selalu Cengah Mayaa dan keluarga.
            Untuk keluarga berbahagia ini. Cudo Winda adalah Kakak Sepupuku. Dia dan suami kebetulan sedang melanjutkan sekolah di jurusan kedokterannya. Bang Iflan sedang mengambil Residen Gizi Klinis di RUSP Kariadi, sedangkan Cudo Winda sedang ambil beasiswa S3 di Undip untuk bagian pengajaran kedokteran. Suami istri ini lengkap, karena sudah memiliki 3 orang anak. 2 putra dan 1 perempuan. Paling kecil itu Zinky.. ganteng e pool hehe.. usia 6 bulan..  Cudo Winda yang memang dasarnya keibuan dan penyabar, bang Iflan juga sosok imam yang baik dan bisa menyesuaikan antara kesibukannya di Rumah Sakit serta untuk keluarganya. Aku doakan semoga sekolah yang sedang dilanjutkan ini mendapat Ridho Allah, banyak ilmu yang didapatkan dan senantiasa menjadi dokter spesialis dan dosen jurusan kedokteran yang bermanfaat aamiin disayangi pasien dan mahasiswa nya. Semoga Cudo Winda juga di permudah buat proposalnya ya.. penelitian lancar.. serta dapat promotor yang baik untuk penelitian. Adik Rayyan, Dik Putroe serta dik Zinky Sehat selalu. aamiin. Terakhir semoga Uak Bandung juga sembuh dan kembali pulih. Aamiin.. <3
_Salam sayang dari adik sepupu mu yang Musafir ini :")