Rabu,
31 Agustus 2016
Dari
Jalan Ngaglik Lama, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah
Wuuuh sore ini adalah sore yang
amazing buat aku. Gimana enggak? Harusnya aku malam ini sudah berada di Jakarta
dan menunggu transit menuju Lampung, tapi apa daya, kita hanya bisa berenca
Allah yang kasih keputusan kan yaa. Jadi sore ini ada jadwal keberangkatan aku
ke Lampung. Sejak pagi aku dan cudo winda sudah melalang buwana ke tempat
penjualan oleh-oleh Bandeng Juwana, samapi mengawal dik Zinky yang mau
imunisasi hepatitis B. Makan bakso Sompok. Sekitar pukul 2 siang kamis ampai
dirumah. Rencana mau rehat sebentar. Sebelum keluar lagi untuk Jengukin Mama
Aceh yang lagi sakit di RS Kariadi, terus Chek in Bandara di Achmad Yani
Semarang.
Well akhirnya ternyata.. aku dan
Cudo kelelahan. Dan rencana istirahat tidur sejenak itu di kagetkan dengan kami
yang ketiduran dan baru sadar kalo hari udah soree banget yak. Dan kami
buru-buru menuju bandara untuk Check In. Bandara Achmad Yani memang dekat di
Rumah. Namun tidak di sangka bahwa sore ini Semarang Maceeeet banget. Ya Allah. Aku deg-degan. Begitu juga Cudo Winda,
Kakak Sepupu ku ini.
Lalu saat dijalan aku baru lihat
bahwa ternyata penerbangan aku adalah pukul 16.35 WIB. Padahal tadi pagi aku
bilang ke Cudo Winda kalau aku berangkat pukul 16.50 WIB. Akus alah lihat! Kami
makin panik. Sesampainya kami di Bndara dan melihat banyak sekali mobil yang
masuk dan jeluarg Bandara Achmad Yani. Kami gak bisa menunggu. Akhirnya Cudo
Winda menyarankan aku agar aku turun duluan ke Bandara, dan langsung Check in.
Cudo Winda menghentikan mobil di pinggir. Aku segera bergegas kebelakang dan
mengambil koper yang besar. Aku lari sekuat mungkin. ternyata di sisi ini
adalah sisi kepulangan. Banyak orang disana, dan baru sampai di Semarang. Aku lari-lari..
persis sinetron orang yang ketiggalan pesawat. Wuuuh.
Lanjut sampai di tempat masuk aku
menunjukkan hape ku. aku masuk, secepat mungkin meletakkan pakaian dan tas
kedalam alat detektor. Aku minta untuk menitipkan barang kecil kepada petugas. Setengah
lari aku menuju tempat maskapai penerbangan. Aku berada di antrian nomor 3. Dengan
segala keberanian, atau karena kepepet.. akhirnya aku bertanya pada orang yang
ada di depanku.. Pak? Bapak penerbangan jam berapa?” smabil menebar senyum
panik. “Oh saya jam setengah 6 berangkatnya mbak..”
“Pak boleh gak ya pak.. aku duluan
yang check in? Karena aku keberangkatan
jam 16.35 ini pak.. boleh ya Pak?” ujar ku bersungguh.
“Oh boleh.. silakan-silakan...”
langsung aku maju. Dan seiring aku maju........................ aku mendengar
suara pengeras disana, yang bilang bahwa penumpang pesawat **** Air kode **** silakan
memasuki pesawat... aku mengeja dan melihat PDF tiket di Hape ku.. yah.. betuul
itu pesawat yang harusnya aku naikiiiiiiii. Lalu aku segera menunjukkan di hp
itu tentang pesawat.. lalu ibu petugas itu dengan handyTalky nya menghubungi
temannya mungkin dan bilang masih bisa satu penumpang atau engga, terus kendala
bagasi yang ga bisa masuk lagi. Terus ternyata... “Wah maaf mbah.. udah
close...”
“Waduuh gimana ya mbak??”
“Silakan ke Costumer service
maskapai kami ya mbak.. disana...” sambil menunjuk ke arah tempatnya. Aku segera menuju tempat yang ditunjuukan
mbak-mbak itu. “Saya titip kopernya disini yaa?”
“Oh oke mbak.. ucapnya. Akhinya aku
segera bergegas menuju arah yang ditunjukkan tadi. Ada costumer carenya. Banyak
orang yang mau pesan pesawat juga. Ada Cudo Winda yang sudah sampai di depan
loket setelah parkir mobil yang super sulit. Cudo Winda bawain oleh-oleh aku,
dan 1 tas ransel besar yang lumayan berat. Dear Cudo Winda... I love you soo
much.. pengertian dan penyabar banget Cudooooo :*
Jadi dari hasil bertanya-tanya sama
abang-abang maskapai, ternyataaaaa tiketku sudah hangus. Ada beberapa pilihan,
karen akau sampai di Jakarta pukul 20.05 WIB.. jadi kudu cari maskapai yang mau
sampai Jakarta di jam itu. mereka menyarankan beberapa Maskapai. Setelah kami
datangi, ternyata waktunya mepet saat mendarat, belum lagi lokasi terminal yang
jauuh-jauhh. Jadi mereka mendarat hanya
jeda 1 jam, mendarat pukul 7 malam. Dan pegawai maskapai sendiri bilang bawha
mereka gak berani memastikan sampainya pas waktu atau tidak. Karena barang
otomatis harus di amabil dari bagasi dulu, baru Check In lagi. Dan itu memakan
waktu yang cukup lama. Pihak maskapai gak mau ambil resiko penumpangnya akan
terlambat. Apalagi sekarang terminal baru di berlakukan. Dan lokasinya
jauh-jauh, haru pakai Shutle Bus segala dan bawa barang dari Bagas. Kan berat
pisan dan repot tuuh huhu.
Wal hasil, kami ga menemukan jalan
keluar untuk ini. dan waktu selalu menabrak. Kalau harga yang di jam sekarang
naik, mending kepulangan di tunda aja. Akhirnya aku bilang, “Gakpapa deh cudo, aku tunda aja.. besok aja
pulangnya cudo..”
“Terus tanya penerbangan paling awal
disana.. ternyata masih maskapai yang sama dnegan harga yang lumayan dari harga
sebelumnya. Beda 200 ribu braay. Lalu aku reflek mengeluarkan dompet walau di
dompetku hanya ada uang 500 ribu. Terus tiket yang hangus hanya bisa berlaku
10% untuk tiket yang dipesan baru. Huhu :”3 Lalu Cudo Winda secara duluan
mengeluarkan uangnya dan menahan tanganku untuk mengeluarkan uang. “Cudo?”
“Udaah engga apa-apa.. namanya juga
halangan kan. Musibah.. biar Cudo..” Aku diam, dalam hati ya Allah terharu...
wkwk disaat genting gini loh, ternyata Allah selalu baik, dan kasih keluarga
baik ke aku. Padahal kejadian ini gak dierencanakan, tanpa settingan. Aku tadinya
mau pasrah ajadah, naik kereta sok gakpapa.. tapi cudo tetap maunya aku naik
pesawat biar ga repot bawa barangnya. “Wasting time Lan. Capek lagi naik kereta
terus bus..” tutur Cudo Winda dengan suara lembutnya.
Lalu Cudo telpon papaku di Lampung. “Cudo
telpon Om ya.. biar ga nunggu di Bandara Lampung...” Cudo mengeluarkan HP nya
dan bicara pelan-pelan ke papa. Dengan tenang.
“Pasti aku dimarahin nih sampai Lampung.. “ ucapku.
“Ah engga kok.. Cudo gak bilang
Wulan terlambat naik pesawat, Cudo bilang Wulan masih mau jalan-jalan di
Semarang.. hehe..” haaa Alhamdulillah hehe. Terus Papa telpon aku doong secara
pribadi.. Waduh! Papa telpon.. dengan hati-hati aku angkat telpon dan aku
jelaskan bahwa.. “Aku mau jengukin Mama Aceh yang masih di rawat di RS
Kariadi.. “ (bukan cerita yang sebenarnya, tapi emang besok aku mau nengok mama
Aceh kok di Kariadi hehe). Papa hanya jawab.. “Oh iya.. besok berangkat jam
berapa? Sampai jam berapa di Lampung? Oh oke hati-hati ya...” gitu aja sebenarnya. Ayah aku emang pengertian
banget daaah. Lalu mas-mas registrasi tiket bilang.. “Mbak besok jam 11 pagi
harus udah check in ya.. paling lambat jam 12 siang loh mbak..” dengan logat
Jawa yang khas. “Siaap Mas..” hehe
Terakhir sebelum pulang lagi kerumah
Semarang.. aku bilang ke Cudo.. “Cudo.. Maafin Wulan yaa. Wulan ngerepotin
banget...” nyaris nangis beneran. Terus aku Cuma nunduk. Cudo Winda dengan
santai menjawab.. “Wulan.. engga apa-apa.. namanya kan kita berhalangan, masih
diizinin jalan-jalan di Semarang berarti kaan.. Cudo sama Bang Iflan juga
beberapa kali terlambat kok naik pesawat.. santai aja Lan..” ucap Cudo. Lalu sepanjang
jalan Cudo dan aku mengobrol banyak hal tentang keberangkatan tadi, kami yang
tidur siang lupa waktu karen kelelahan.. cudo juga cerita saat beliau
sekeluarga terlambat naik pesawat, saat ke Kuala Lumpur, saat bang Iflan mau
mendatangi seminar kedokteran di Jerman, dengan kondisi dari jakarta yang super
macet sampai basah kuyup karena hujan dan anik ojek karena ga gerak sama sekali
di jalan.
“Terus nanti dek Putroe tanya gini
ke Wulan cudo.. “Tante Wulan kok gak jadi pulang ke Lampung?’ pasti deh gitu
deh Putroe...” ucapku. Cudo Winda tertawa terbahak, yaa namanya juga anak-anak
Lan.. hehe, hiburan... ucap Cudo sambil tetap pada kendali. Lalu sampai rumah,
Ahamdulillah.. “Harusnya Wuan udah di Jakarta nih jam segini.. hehe..” ucap
Cudo Winda.
Jelang Magrib tak lama Bang Iflan pulang masih dengan
sneli yang dipakai. Beliau adalah salah satu dokter residen Gizi Klinis di RSUP
Kariadi Semarang. “Nah.. tante Wulan masih di Semarang malam ini yaa.. mau sama
adik Zinky lagi yaa...” rupanya Bang Iflan sudah tahu tentang kejadian ini.
hiks :3. “Gakpapa Lan.. masih belum boleh tinggalin semarang nih.. Rejeki juga
buat kami, Wulan masih ada di sini..” Ucap Bang Iflan.
Ah aku selalu terinspirasi dengan ke
so sweet-an keluarga ini. keluarga kakak-kakak sepupuku dari keluarga Ayah. Mereka
lembut sekali orangnya, simple dan penyabar. Sama juga saat aku berada dua
minggu di Aceh bersama Cengah Maya, aku selalu merasakan kasih sayang keluarga
itu, hingga kini Cengah Maya dan keluarganya harus sementara tinggal di
Prancis, karena suami Cengah Maya yang di terima beasiswa untuk jurusan ekonomi.
Aku doakan sehat selalu Cengah Mayaa dan keluarga.
Untuk keluarga berbahagia ini. Cudo
Winda adalah Kakak Sepupuku. Dia dan suami kebetulan sedang melanjutkan sekolah
di jurusan kedokterannya. Bang Iflan sedang mengambil Residen Gizi Klinis di
RUSP Kariadi, sedangkan Cudo Winda sedang ambil beasiswa S3 di Undip untuk
bagian pengajaran kedokteran. Suami istri ini lengkap, karena sudah memiliki 3
orang anak. 2 putra dan 1 perempuan. Paling kecil itu Zinky.. ganteng e pool
hehe.. usia 6 bulan.. Cudo Winda yang
memang dasarnya keibuan dan penyabar, bang Iflan juga sosok imam yang baik dan
bisa menyesuaikan antara kesibukannya di Rumah Sakit serta untuk keluarganya. Aku
doakan semoga sekolah yang sedang dilanjutkan ini mendapat Ridho Allah, banyak
ilmu yang didapatkan dan senantiasa menjadi dokter spesialis dan dosen jurusan
kedokteran yang bermanfaat aamiin disayangi pasien dan mahasiswa nya. Semoga Cudo Winda juga di permudah buat
proposalnya ya.. penelitian lancar.. serta dapat promotor yang baik untuk
penelitian. Adik Rayyan, Dik Putroe serta dik Zinky Sehat selalu. aamiin. Terakhir semoga Uak Bandung juga sembuh dan kembali pulih. Aamiin.. <3
_Salam sayang dari adik sepupu mu yang Musafir ini :")