17
Oktober 2016
Herlando Wirawan. Kakak pertamaku. Tampan.
Walau usianya tak panjang. Lillahi Ta’ala. Aku sayang padanya. Sejak aku
dilahirkan. Apapun kondisinya. Lahir pada tahun 1986. Kemudian tumbuh menjadi
balita yang tampan dan berisi. Hingga suatu ketika ada kesalahan tim medis,
saat penyuntikan imunisasi. Ia demam, namun tetap di beri imunisasi. Saat itu
orangtuaku sangat awam dan kurang informasi. Namun tak ada tuntutan saat itu. Biarlah.
Keadaan makin menurun. Berbagai usaha dilakukan. Akhirnya, di ujung perjuangan
hingga usianya 9 tahun. Lalu dia pergi. Meninggalkan kami. Aku, yang saat itu
masih berusia 2 tahunan.
Teringat saat kami saling berebut
remote TV. Dia mau nonton Ultraman. Dan aku mengacaunya. Saat ia sedang disuapi
makan. Akupun selalu bermain-main padanya. Sampai dia pernah marah, hehe,
ngambek. Lalu gak lama, kami main lagi. Hehe dasar anak-anak. Lalu tiba-tiba
sepi..................... saat kemudian aku harus melihatnya dimandikan oleh
ayahku. Matanya terlihat terus terpejam. Tak ada suara, apalagi candaan lagi. Kemudian
aku tidur di dalam kamar.. dan tak melihat prosesinya. Ya, tentulah abangku itu
istirahat dengan tenang di pusaranya. Namun aku tak melihat.
23 tahun usiaku kini. Usiamu Dang?seharusnya
30 tahun yaa sekarang. Mungkin keponakanku sudah lebih banyak yaah. Seharusnya juga
aku punya kakak ipar perempuan. Hehe. Bagaimana di sana? Pastilah engkau nyam
ya Dang.. hehe.
Kadang aku tuh butuh sekali teman
cerita loh Dang. Banget. Tapi yaa kamunya gak ada. Aku hanya bisa nulis di buku
Diary ku yang ditulis tangan sepanjang apapun yang aku mau. Sejak Sekolah
Dasar.. nulis diary di file atau orji atau buku biasa. Kemudian apes saat
Wodang Nia bacain buku itu sama Mama dan Papa. Haha. Ampun deh malunya.
Aku pernah pikir. Punya kakak cowo
itu apa rasanya? Pastinya save ya. Di jagain. Kalo ada apa-apa setidaknya ada
pundak tempat bersandar. Mau cerita? Ya bisa cerita aja. Walaupun cerita sama
cowo biasanya jangan berharap dapat respon panjang lebar. Tapi respon simpel
yang pas. Iyaa itu. Sepertinya. Kalau sepi, butuh hiburan? Bisa nyanyi bareng
pake gitar yang Dang Edo mainkan. Hehe, iya loh Dang. Pasti seru.
Sarana apalagi sebagai tempat
cerita? Yaa menulis aja. Tiba-tiba tenang sendiri, laporan sama Allah juga
lebih nyaman. Kalo punya kakak lebih dari satu itu katanya enak ya? Iyaa enak
kok. Kalo kakak yang satunya sibuk. Bisa curhat ke kakak yang satunya lagi. Apalagi
kalo kakaknya cewe dan cowo. Pas banget. Tapi kalo kakaknya tinggal satu? Yaudah
satu aja. Punya kakak cowo, tapi gak ada di pandangan. Cuma diingatan. Gak bisa
bersandar di pundaknya Dang Edo. Hehe. Tapi jadi jelas sandarannya sekarang,
kalo inget sama Dang Edo.... sandarin aja ke Allah. Karena Dang Edo udah di
sisi Allah.
Gakpapa Dang.. Cuma mau cerita itu
aja. Wulan udah jauh dari mama-papa dan keluarga di Lampung. Mau belajar
mandiri ceritanya. Tapi kalo masa-masa begini nih.. pingin banget cerita ke
siapaaa gitu yang bisa nenangin. Ga Cuma respon “Sabar yaa..” “dijalanin aja”. Dan
seterusnya tanpa kalimat bermakna nenangin apapun.
Aku tu berkali-kali minta Dang Edo
biar ada di mimpi aku. Hehe, tapi jarang Dang Edo masuk ke dalam mimpiku. Sekedar
bayar kangen aja gitu. Jadi inget suara besarnya Dang Edo. Padahal Dang Edo
baru umur 9tahunan. Tapi suaranya sudah besar hehe. Suara marah-marahnya Dang
Edo pas ngadu ke Mama.. karena remote TV aku bawa lari... hehe :D Dang Edo
sekarang ga sekedar duduk di kursi santai biru yang dirumah aja.. tapi juga
bisa kemana-mana setelah ada di sisi Allah.
Dang, kayaknya Wulan udah butuh
pendamping. HAHAHA biar bisa bersandar wkwk. Udah ah, ada Al-Fatihah spesial
untuk Dang Edo. Tiap abis sholat InsyaAllah.
Setiap ada orang yang bertanya.. “Rin..
kamu berapa bersaudara?”
Aku gak pernah jawab hanya 4 loh
Dang. Aku selalu bilang berlima. Tapi sekarang tinggal 4. Kenapa? Karena aku
gak akan hapus ingatan, hapus pertalian darah kita hanya karena Dang Edo udah
ga di dunia, terus gak dihitung lagi dalam silsilah keluarga kita?hehe enggak. Enggak
akan. Khususnya untuk aku. Aku selalu bilang kalau kita 5 bersaudara. Ada Dang
Edo, Wodang Nia, Aku, Ikal, sama Ninda. Iyaa kita berlima.
Kedepannya, insyaAllah kuat. Dengan segala
tantangan di perantauan. Serta tantangan di hati. Masih berusaha lawan diri
sendiri nih, biar bisa stabil, supaya bisa kuat dan ga gampang ngeluh. Salam
Rindu.. dari dunia yang Fana..
Wulan
Desa
Aji Kuning, Sebatik Tengah
Kalimantan
Utara