Sabtu, 30 November 2013

Postingan pertama inii.. saya postingan tentang cerita anak yang pupus, tidak jadi dikirim karena waktu pengiriman sudah habi. miris ya?ah gakpapa, yang penting nulisss! selamat membaca! Ohya, ini blog perdana hasil dari pelatihan menulis blog hari inii :D



Brownies dan Semut

Oleh: Rinta Wulandari




Aku sebal sekali siang ini. Brownies cokelat kesukaan ku habis. Padahal roti brownies buatan bunda sangat lezat. Kalau kue kesukaanmu habis karena dimakan oranglain, mungkin aku akan menemui si pemakan rotiku. Akan aku marahi, dan kuminta agar ia membuatkan kembali brownies senikmatan buatan bunda. Tapi.. bagaimana caranya aku memarahinya? Mereka sangat ramai, mereka sangat menyebalkan, dan mereka bertaring! Apakah aku harus menginjak mereka? Hei semut! Tega sekali kau memakan brownies kesukaanku, hingga menyisakan potongan kecil saja, itupun rakyatmu mulai menggontongnya kembali.

Hm... mungkin memang salahku, lupa menutup wadah bekalku, memang sih, itu brownies terakhir di kotak bekal, tapi tetap saja yang terakhir justru menyisakan kenikmatan terdalam, sengaja ku jadikan urutan terakhir bagi cream brownies tertebal. Eh.. malah dimakan dan digotong oleh sekumpulan semut itu.. uh! Apa jadinya kalau aku berebut dengan kawanan semut itu?

“Hei Fira, apa yang kau lihat?” sambil melihat kearah pandang mataku.
Tiba-tiba temanku Lala menghamburkan pikiranku yang sedang tertuju pada sekumpulan semut dibawah kaki ku.
“Oh semut.. mereka contoh hewan pekerjasama terbaik di dunia Fir, coba deh kamu lihat, bongkahan roti sebesar itu bisa mereka bawa dengan baik, pasti kue itu akan dibawa ke sarangnya, dan dibagikan untuk rakyat semut lainnya...”
“He.. eh.. iyaya, mereka pekerja yang baik, walaupun ukuran mereka kecil, tapi mereka bisa membawa roti sebesar itu, mungkin bagi mereka itu roti raksasan ya La...” tuturku mencoba tersenyum pada Lala. Uh.. Lala mana tahu perasaanku, ia tak tahu kalau bongkahan roti itu adalah roti terakhir buatan Bunda yang ada di kotak bekalku.
“Oh iya Fir, nanti sepulang sekolah kita akan mengerjakan PR bersama di pondokan taman kan?” Lala mengingatkan janji mereka.
“Ah.. iya, aku hampir lupa. Tentu La, aku ingat. Aku juga agak kesulitan dengan PR matematika tadi..” jawab Fira.
***
“Bun, kue brownies buatan bunda masih ada?”
“Wah sudah habis, Nak.. kan di kotak bekalmu adalah beberapa potongan terakhir brownies buatan Bunda.. bagaimana?nikmat kan?”
“Nikmat Bun... tapi aku tak bisa merasakan potongan paling terakhir... potongan itu tewas Bun..”
“Hah?tewas? ada-ada saja kamu, Nak.. “
“Iya Bun.. brownies-nya lenyap di gotong sekumpulan semut, kalau ku ambil paksa, pasti kuenya akan kotor Bun..”
Tiba-tiba ibu tertawa cekikikan..
“Kenapa Bunda tertawa?”
“Ah tidak, Bunda hanya membayangkan kamu rebutan sama para semut demi roti brownies itu.. Semut juga kan ciptaan Allah... berbagi sedikit dengan semut kan tak apa..”
“Tapi Bun..”
“Seingat Bunda, tadi pasgi Bunda meletakkan 6 potong brownies ke kotak bekalmu.. kalau itu adalah brownies terakhir, pasti kamu seudah makan 5 brownies lainnya kan?”
“I.. iya sih Bun.. tapi brownies terakhir itu dengan cream yang super tebal, Bun.. tebaal banget cream cokelatnya..”
“Hahaha ya sudah.. lain kali Bunda buatkan lagi brownies yang dua kali lipat tebalnya ya..”
***
Siang ini Lala sudah di pondokan taman, Lala terlihat sedang duduk manis menunggu Fira datang untuk mengerjakan PR bersama, kemudian berangkat mengaji bersama. Rumah Lala dan Fira berdekatan. Dari rumah, Lala memang sudah membawa dua gelas minuman cokelat dingin buatan mamanya. Lumayan, dihari terik seperti ini, menikmati cokelat dingin sangat terasa nikmatnya.
Gelas cokelat itu diletakkan Lala disebelah tempatnya duduk, gelas itu untuk Fira. Dan segelas cokelat dingin lagi, ada di tangan Lala untuk ia nikmati. Cukup lama Lala menunggu, hampir 15 menit.. akhirnya Fira datang juga..
“Lama sekali kamu Fir.. aku hampir menyelesaikan soal nomor 5 PR Matematika kita nih..”
“Hehehe, maafkan aku La.. tadi aku membantu Bunda buat kue dulu.. lalu aku mandi dulu karena kita akan langsung ngaji sore ini..”
“Ah kamu.. yasudah, ayo kita kerjakan PR nya, hari semakin sore..” Tak lama Lala baru teringat sesuatu.. “Eh iya, hampir lupa, itu ada cokelat dingin dari mama, mungkin sudah tak dingin lagi Fir, karena kamu datangnya agak lama.. itu disudut sana Fir..” tutur Lala sambil menunjukkan letak gelas cokelatnya.
“Yaaah Lala.. cokelat dinginnya semutan.. banyak sekali semut....”
“Waah, apakah masih bisa diselamatkan Fir, cokelatnya?”
“Semutnya terlalu banyak La...” tutur Fira bersedih. Hilang lagi kesempatannya untuk mengecap minuman cokelat dingin dibawah cuaca yang makin terik. Fira meminggirkan gelas berisi cokelat, kemudian Fira memukul-mukul semut yang berada di sekitar gelas dengan buku cetak matematikanya yang super teba;. “Uh, gara-gara semut.. hilang sudah kesempatanku menikmati minuman cokelat kegemaranku! Dasar semut nakal! Semut jelek! Nih matilah kau!” tutur Fira sambil terus memukuli para semut.
“Hei apa yang kamu lakukan? Sudah - sudah jangan dipermsalahkan Fir, jangan dipukul semut-semutnya.. nanti ku minta mama membuatkannya lagi untukmu...” ucap Lala sambil meanahan pergerakan tangan Fira.
Akhirnya Fira menceritakan kejengkelannya sejak tadi pagi dengan sekelompok semut pada Lala. Fira mengatakan semut itu pencuri yang semena-mena, mereka tanpa permisi mengambil makanan atau minuman manisnya. Lala menenangkan Fira, akhirnya Fira bisa tenang dan kembali menulis PR.
Hari semakin sore, sudah adzan Ashar, Fira dan Lala bergegas ke masjid hendak sholat ashar. Setelah sholat mereka akan mengaji bersama di masjid. Fira dan Lala sangat senang mengaji di sore hari. Selain mendapatkan pelajaran mengenai baca Al-Quran yang baik, dan mengetahui berbagai kisah nabi melalui yang selalu diceritakan sebelum mulai mengaji Abi Boim. Abi Boim masih muda, masih 24 tahun usianya, tapi ia masih menyempatkan waktu untuk mengajarkan anak-anak ligkungannya untuk mengaji.

Sore ini Abi Boim menceritakan kisah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah Raja yang tangguh dan bijaksana, selain itu Nabi Sulaiman juga Rosul Allah. Nabi Sulaiman diberi mukjizat untuk berbicara dengan hewan serta dapat mendengar apa yang pada hewan katakan.

“Suatu kita rombongan Nabi Sulaiman hendak melintasi suatu jalan.. kemudian Nabi Sulaiman mendengar semut komando memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke kandang, karena Nabi Sulaiman akan lewat.. mendengar hal itu, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk menahan diri melangkah, karena para semut belum masuk ke sarangnya.. malah Nabi Sulaiman mengawasi langsung para semut memasuki rumah mereka.
Kemudian saat itu kekeringan, Nabi Sulaiman beserta rombongan akan datang ke lapangan untuk berdoa pada Allah agar diberikan hujan, namun ditengah perjalanan Nabi Sulaiman mendengar semut berdoa dengan tulus agar Allah memberikan hujan ditengah kekeringan. Nabi Sulaiman dan rombongan menghentikan langkah, karena doa semut telah dikabulkan oleh Allah. Jadi, nabi saja penyayang bintang, dan tidak pernah membunuh binatang walau sekecil semut pun. Ayo siapa yang hari ini menginjak semut, atau memukul semut?” pertanyaan Abi Boim seakan menjurus pada Fira. Semua terdiam, sedangkan Lala melirik Fira yang sejak tadi menunduk.
“Jadi, kita tidak boleh membunuh binatang ya?walaupun hanya semut sekalipun, karena binatang juga ciptaan Allah SWT. Kita harus sayang dan berbagi pada semua bintang, toh pencipta kita kan sama, siapa pencipta kita?” tanya Abi Noim semangat.
“Allah Subhana huwata’ala” jawab para murid serempak. Kemudian mereka melanjutkan mengaji bersama.
***
Sepulang mengaji, Fira segera menemui Bunda di dapur. Ternyata bunda sedang menghias brownies yang dibuatnya dengan cream coklat.
“Bun, ada brownies yang sudah bisa dimakan?” tanya Fira.
“Ada, itu di meja, Nak..”
Fira segera menuju meja, mengambil sepotong brownies. Fira tak langsung melahap brownies ditangannya. Sepotong brownies masih ditangannya, Fira menuju taman dan sudut teras rumah. Fira mencari lubang semut! Fira jadi malu dan merasa bersalah karena sempat membunuh semut tadi siang, Fira juga malu sempat mendumal karena semut memakan brownies-nya di sekolah. Kali ini Fira akan meminta maaf pada para semut, Fira meletakkan bongkahan demi bongkahan brownies yang telah dipotongnya. Diletakkannya potongan brownies itu disetiap lubang semut yang ada di taman dan teras rumahnya. Fira janji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Keesokkan paginya, Fira kembali menengok bongkahan brownies yang ia letakkan kemarin sore. Potongan brownies itu sudah tak ada, pasti sudah dibawa masuk oleh sang semut. Fira melihat lubang-lubang semut dengan seksama, seekor semut mengeluarkan kepalanya.. terlihat kumis di wajah semut bergoyang. “Hei semut, maafkan kesalahanku kemarin ya! Kamu boleh menikmati brownies ternikmat buatan Bundaku..” bisik Fira pada sang semut.