BULAN ELIMINASI KAKI GAJAH 2016. Ini kali perdana ku mengikuti Bulan eliminasi
Kaki Gajah. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang digadang pemerintah
menjadi sarana penyebaran program pemerintah ini. Oktober 2016. Kami sangat
mendukung program ini, tentu. Karena ini adalah program pemerintah dan
kemanfaatannya pun untuk masyarakat Indonesia dalam upaya mengeliminasi junlah
kesakitan akibat cacing filaria ini. Kaki gajah yang ditularkan oleh nyamuk
sebenarnya angka kejadian di kecamatan Sebatik Tengah cukup kecil. Namun
beberapa waktu lalu memang ditemukan beberapa warga yang mengidap kaki gajah.
Kembali pada lokasi regional kami, yakni di pulau Kalimantan. Dimana banyak
hutan dan perkebunan. Belum lagi sungai-sungai, rawa dan daerah kelautan
menjadi tempat nyamuk pembawa cacing filaria ini.
Kaki
gajah ini diminum satu tahun sekali sebagai pencegahan. Dan tiap orang yang
sudah memulai minum obat ini diharapkan minum obat rutin di tahun-tahun
berikutnya sampai 5 tahun mendatang. Ya, obat Filariasis ini diminum 5 kali
seumur hidup agar tuntas mencegah masuknya penyakin Kaki Gajah.
Pagi
itu di SDN 01 Aji Kuning kami meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala
Sekolah. Perawat pemegang program imunisasi, dokter gigi, serta aku dan temanku
nusantara sehat yang ikut mendatangi sekolah ini. Sebelumnya anak-anak sudah
diminta sarapan lebih dulu di rumah sebagai syarat minum obat filariasis ini.
Kami mulai dari kelas 1 SD. Anak-anak sedang dalam pembelajaran. Lalu guru
mempersilahkan kami untuk masuk ke ruang kelas. Terlihat anak-anak menatap
kami, ada yang ketakutan, karena teringat musim imunisasi anak sekolah. Tatkala
kami menyuntik mereka dengan cinta untuk suntik campak dan tetanus dypteri.
Lalu
saat kami mengeluarkan obat “Tidak di suntik bah.. liat he.. minum obat saja..”
tutur beberapa anak. Lalu kami mengeluarkan obat-obatan itu.. memisahkan
Albendazole 1 butir dan 2 butir Diethylcarbamazine.
Kapsulnya besar sekali. Aku juga merasa gak mampu untuk makan kapsul sebesar
itu. Jadi kapsul kami ambil, lalu air putih kami berikan kepada mereka. Mereka
mencoba memakannya. Dan..................... susah banget di telan! Serius
setengah sengsara liatnya. Kasian banget deh. Mereka kesulitan menelan.
Beberapa
anak gagal menelan kapsul obat itu. Namun sebagian cukup bisa menelan obatnya.
Beberapa anak kelas 1 ga tahan makannya. Hingga ada yang menangis. Lalu kami
berikan obat-obat itu sambil dipesankan ke anaknya agar bilang ke ibunya untuk
diminumkan obat Filariasis. Lalu di kelas selanjutnya kami ga boleh gagal.
Target harus minum semua sekarang. Haruuus!
tinggal taruh di sendok, kasih sedikit air. dan suap deh obatnya :) |
Lalu
di kelas 1B kami berinisiatip untuk menggerus semua obat. Sesuai dosis. Kami
gerus obat, walau dengan susah payah. Dengan sendok yang ada. Lalu kami berikan
sedikit air, lalu anak-anak itu meminum obat yang sudah di gerus itu. Kemudian
minum air putih nya. Alhamdulillah inisiatip ini mengubah yang tadinya payah
jadi mudah. Kini keseluruhan anak-anak SD ini minum obat filariasisnya.
Alhamdulillah jadi terpenuhi upaya pemberian obat untuk mengeliminasi kejadian
kaki gajah. Hehe :D
dok. pribadi. jadi tukang gerus obat mendadak :") |
Beberapa
kelas, kelas-kelas awal kami berikan kue
berkrim supaya jadi manis. Ga terlalu pait lagi. Jadi mereka juga senang. Namun
di kelas-kelas tinggi tidak kami berikan kue lagi sengan alasan sudah besar dan
stok kue habis. Wkwk.
DI POSYANDU
Masih
dibulan Oktober 2016. Rangka Bulan Eliminasi Kaki Gajah. Kali ini diedarkan di
Posyandu. Di Desa Maspul. Nah disini pemberian obat filariasis diberikan pada
ibu-bapak yang datang ke posyandu untuk memeriksakan anak-anaknya. Atau yang
berkunjung untuk berobat. Bagi yang sudah sarapan, dianjurkan untuk meminum
obat filariasis in langsung di tempat. Sedangkan yang belum, akan dibungkuskan
obat untuk si ibu/bapak sekalian keluarganya juga. Memang beda deh kalau orang
dewasa yang minum. Kebanyakan telan sekali 4 butir obatnya. Yaa tertelan juga.
Huaaa. Selebihnya, Kader lah yang akan berkeliling. Memberikan obat-obatan
filariasis. Dibagikan sesuai dosis. Untuk anak usia 2 tahun keatas dosisnya
adalah Albendazole 1 butir dan 1 butir Diethylcarbamazine.
Anak usia 5 tahunan keatas mendapat dosis 1 Albendazole dan 2 butir Diethylcarbamazine. Sedangkan usia dewasa mendapat dosis 1 butir
Albendazole dan 3 butir Diethylcarbamazine.
Semua diminum setelah makan. Dan lebih bagus lagi jika diminum jelang tidur
malam. Karena efeknya adalah sedikit pusing.
DI SDN 003 Sebatik Tengah, Desa Bukit Harapan
Pagi
ini kami menuju sekolah selanjutnya, yakni Desa Bukit Harapan. Menumpang mobil
jenazah Puskesmas sembari mengantar orang Posyandu untuk melakukan pelayanan di
Desa itu. Perjalanan yang cukup jauh ke Desa Bukit Harapan, selain
berbukit-bukit disana juga, makin tinggi sinyal makin hilang. Kami sampai
sekolah itu.. sekolah yang berbahan dasar kayu Ulin berdiri kokoh namun
terlihat tak segar. Gedung yang memanjang. Dibawahnya adalah tanah gambut yang
mulai becek. Kami jalan kaki melewati jembatan yang tidak bisa dilewati mobil.
Mobil puskesmas lanjut menuju Posyandu sedangkan kami memasuki kawasan tanpa
sinyal ini. Kami membawa seplastik obat filariasis yang sudah di puyer. Sudah
paket untuk langsung minum tiap bungkusnya. Sedangkan Kak Jumadi membawa botol
air Galon di sisinya. Kemudian Ceha membawa gelas dan perlengkapan minum obat
lainnya.
dok. pribadi. Hap! bismillah :) |
Namanya
sekolah dasar, sama saja. Sama-sama dipenuhi anak-anak sekolah dengan berbagai
keunikannya. Jadi kami memasuki tiap kelas. Di SD ini anak sekolahnya tidak
terlalu banyak. Namun semangatnya banyaaak. Kami tidak kesulitan seperti di
SD-SD sebelumnya yang harus melakukan puyer dulu baru diberi minum kepada anak.
Kini semua sudah paket jadi tinggal membuka pembungkus, menuangkan kedalam
sendok, lalu memberikan air secukupnya dan siap diminumkan ke anak. Jadi tinggal di suap ke anal-anak, dan mereka
siap membuka mulut dan menelan obat Filariasis. Alhamdulillah pekerjaan menjadi
lebih cepat dan tak memakan waktu. Hal ini berlanjut seterusnya hingga kelas 6
SD. Obat filariasis akhirnya selesai diberikan kepada anak perbatasan. Semoga
semua anak dan warga aman dari ancaman penyakit FILARIASIS. Aamiin : )
Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah,
Kalimantan Utara
Oktober 2016