Sabtu, 19 November 2016

BELKAGA 2016: Masyarakat Sebatik Tengah Bebas Kaki Gajah





            BULAN ELIMINASI KAKI GAJAH 2016.  Ini kali perdana ku mengikuti Bulan eliminasi Kaki Gajah. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang digadang pemerintah menjadi sarana penyebaran program pemerintah ini. Oktober 2016. Kami sangat mendukung program ini, tentu. Karena ini adalah program pemerintah dan kemanfaatannya pun untuk masyarakat Indonesia dalam upaya mengeliminasi junlah kesakitan akibat cacing filaria ini. Kaki gajah yang ditularkan oleh nyamuk sebenarnya angka kejadian di kecamatan Sebatik Tengah cukup kecil. Namun beberapa waktu lalu memang ditemukan beberapa warga yang mengidap kaki gajah. Kembali pada lokasi regional kami, yakni di pulau Kalimantan. Dimana banyak hutan dan perkebunan. Belum lagi sungai-sungai, rawa dan daerah kelautan menjadi tempat nyamuk pembawa cacing filaria ini.
            Kaki gajah ini diminum satu tahun sekali sebagai pencegahan. Dan tiap orang yang sudah memulai minum obat ini diharapkan minum obat rutin di tahun-tahun berikutnya sampai 5 tahun mendatang. Ya, obat Filariasis ini diminum 5 kali seumur hidup agar tuntas mencegah masuknya penyakin Kaki Gajah.
            Pagi itu di SDN 01 Aji Kuning kami meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah. Perawat pemegang program imunisasi, dokter gigi, serta aku dan temanku nusantara sehat yang ikut mendatangi sekolah ini. Sebelumnya anak-anak sudah diminta sarapan lebih dulu di rumah sebagai syarat minum obat filariasis ini. Kami mulai dari kelas 1 SD. Anak-anak sedang dalam pembelajaran. Lalu guru mempersilahkan kami untuk masuk ke ruang kelas. Terlihat anak-anak menatap kami, ada yang ketakutan, karena teringat musim imunisasi anak sekolah. Tatkala kami menyuntik mereka dengan cinta untuk suntik campak dan tetanus dypteri.
            Lalu saat kami mengeluarkan obat “Tidak di suntik bah.. liat he.. minum obat saja..” tutur beberapa anak. Lalu kami mengeluarkan obat-obatan itu.. memisahkan Albendazole 1 butir dan 2 butir Diethylcarbamazine. Kapsulnya besar sekali. Aku juga merasa gak mampu untuk makan kapsul sebesar itu. Jadi kapsul kami ambil, lalu air putih kami berikan kepada mereka. Mereka mencoba memakannya. Dan..................... susah banget di telan! Serius setengah sengsara liatnya. Kasian banget deh. Mereka kesulitan menelan.
            Beberapa anak gagal menelan kapsul obat itu. Namun sebagian cukup bisa menelan obatnya. Beberapa anak kelas 1 ga tahan makannya. Hingga ada yang menangis. Lalu kami berikan obat-obat itu sambil dipesankan ke anaknya agar bilang ke ibunya untuk diminumkan obat Filariasis. Lalu di kelas selanjutnya kami ga boleh gagal. Target harus minum semua sekarang. Haruuus!
tinggal taruh di sendok, kasih sedikit air. dan suap deh obatnya :)
            Lalu di kelas 1B kami berinisiatip untuk menggerus semua obat. Sesuai dosis. Kami gerus obat, walau dengan susah payah. Dengan sendok yang ada. Lalu kami berikan sedikit air, lalu anak-anak itu meminum obat yang sudah di gerus itu. Kemudian minum air putih nya. Alhamdulillah inisiatip ini mengubah yang tadinya payah jadi mudah. Kini keseluruhan anak-anak SD ini minum obat filariasisnya. Alhamdulillah jadi terpenuhi upaya pemberian obat untuk mengeliminasi kejadian kaki gajah. Hehe :D
dok. pribadi. jadi tukang gerus obat mendadak :")
            Beberapa kelas, kelas-kelas awal kami berikan  kue berkrim supaya jadi manis. Ga terlalu pait lagi. Jadi mereka juga senang. Namun di kelas-kelas tinggi tidak kami berikan kue lagi sengan alasan sudah besar dan stok kue habis. Wkwk.
dok. pribadi. setelah minum obat filariasis, adik ini bahagia lagi :)

DI POSYANDU
            Masih dibulan Oktober 2016. Rangka Bulan Eliminasi Kaki Gajah. Kali ini diedarkan di Posyandu. Di Desa Maspul. Nah disini pemberian obat filariasis diberikan pada ibu-bapak yang datang ke posyandu untuk memeriksakan anak-anaknya. Atau yang berkunjung untuk berobat. Bagi yang sudah sarapan, dianjurkan untuk meminum obat filariasis in langsung di tempat. Sedangkan yang belum, akan dibungkuskan obat untuk si ibu/bapak sekalian keluarganya juga. Memang beda deh kalau orang dewasa yang minum. Kebanyakan telan sekali 4 butir obatnya. Yaa tertelan juga. Huaaa. Selebihnya, Kader lah yang akan berkeliling. Memberikan obat-obatan filariasis. Dibagikan sesuai dosis. Untuk anak usia 2 tahun keatas dosisnya adalah Albendazole 1 butir dan 1 butir Diethylcarbamazine. Anak usia 5 tahunan keatas mendapat dosis 1 Albendazole dan 2 butir Diethylcarbamazine.  Sedangkan usia dewasa mendapat dosis 1 butir Albendazole dan 3 butir Diethylcarbamazine. Semua diminum setelah makan. Dan lebih bagus lagi jika diminum jelang tidur malam. Karena efeknya adalah sedikit pusing.
dok. pribadi. kalau orang dewasa mudah aja nih minum obatnya :)


DI SDN 003 Sebatik Tengah, Desa Bukit Harapan
            Pagi ini kami menuju sekolah selanjutnya, yakni Desa Bukit Harapan. Menumpang mobil jenazah Puskesmas sembari mengantar orang Posyandu untuk melakukan pelayanan di Desa itu. Perjalanan yang cukup jauh ke Desa Bukit Harapan, selain berbukit-bukit disana juga, makin tinggi sinyal makin hilang. Kami sampai sekolah itu.. sekolah yang berbahan dasar kayu Ulin berdiri kokoh namun terlihat tak segar. Gedung yang memanjang. Dibawahnya adalah tanah gambut yang mulai becek. Kami jalan kaki melewati jembatan yang tidak bisa dilewati mobil. Mobil puskesmas lanjut menuju Posyandu sedangkan kami memasuki kawasan tanpa sinyal ini. Kami membawa seplastik obat filariasis yang sudah di puyer. Sudah paket untuk langsung minum tiap bungkusnya. Sedangkan Kak Jumadi membawa botol air Galon di sisinya. Kemudian Ceha membawa gelas dan perlengkapan minum obat lainnya.
dok. pribadi. Hap! bismillah :)
            Namanya sekolah dasar, sama saja. Sama-sama dipenuhi anak-anak sekolah dengan berbagai keunikannya. Jadi kami memasuki tiap kelas. Di SD ini anak sekolahnya tidak terlalu banyak. Namun semangatnya banyaaak. Kami tidak kesulitan seperti di SD-SD sebelumnya yang harus melakukan puyer dulu baru diberi minum kepada anak. Kini semua sudah paket jadi tinggal membuka pembungkus, menuangkan kedalam sendok, lalu memberikan air secukupnya dan siap diminumkan ke anak.  Jadi tinggal di suap ke anal-anak, dan mereka siap membuka mulut dan menelan obat Filariasis. Alhamdulillah pekerjaan menjadi lebih cepat dan tak memakan waktu. Hal ini berlanjut seterusnya hingga kelas 6 SD. Obat filariasis akhirnya selesai diberikan kepada anak perbatasan. Semoga semua anak dan warga aman dari ancaman penyakit FILARIASIS. Aamiin : )

Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah, Kalimantan Utara
Oktober 2016