Rabu, 04 Desember 2013

Mata si Jendela Hati






“Jadi wajar kalau mata menjadi jendela....” Bu Ririn sengaja memutus kalimatnya biar mahasiswa menjawab.
“Dunia!!!” jawab mahasiswa serempak.
Aku menengok ke belakang. Tepokjidat! “Itumah buku yang jendela duniaaa!”
“Jendela Hati buuu” jawab para cewe-cewe didepan.
            Sebagian dialog saat dalam pembelajaran tentang Cidera kepala. Yang gejalanya bisa dilihat dari mata, Racoon Eyes namanya. Biasanya racoon eyes  merupakan indikator dari fraktur basis cranii, yang terjadi ketika fraktur mengenai meningens dan mengakibatkan sinus-sinus vena berdarah ke vili arakhnoid
            “Iya.. jendela hati, makanya kita bisa tahu mana orang yang berkata jujur, bohong, cinta, marah dari tatapannya...” lanjut dosen yang memiliki gelar spesialis Keperawatan Medikal Bedah ini.
            Entah kenapa tiba-tiba otak mikir flashback ke belakang. Terbayang dengan tatapan seseorang dimasa lalu. Masa SMA tepatnya. Tatapan yang beda, saat melihat kearah teman-temannya, saat menjahili temannya, tatapan itu lebih beda lagi, lebih terlihat saat melihatku, hahaha . kan kaaan jadi inget masa lalu :3
            Tatapan itu.. lugu, seperti ada sinar dari tatapannya, dulu, masa itu duluuu. Jelas kami memang berbeda dari segi manapun. Dia batak aku lampung, dia kristen, aku islam. Dan Hei, pacaran itu dilarang agama islaaam!
            Yasudahlah itu masa lalu.
***


            Halo Imamku kelak, kita jangan lelah menanti ya. Tetapkan dan kualitaskan diri kita baik-baik. Di jalan Allah kita bertemu, aku siap melengkapi tulang rusukmu, dan lauh Mahfudz telah tertera nama kita sebagai pasangan. Tetap istiqomah, dan datanglah disaat yang tepat dan dalam Ridho Allah SWT.
            Mungkin kau berada diujung dunia sana?atau mungkin jodohku orang bule? *ngarep, atau mungkin kau ada disekitarku? Atau mungkin kita pernah berkenalan sebelumnya? Mungkin kau teman masa sekolah ku? mungkin kau teman masa kuliahku? Mungkin kau teman saat dilapangan kerja kelak? Mungkin kau kakak kelasku dulu? Mungkin kau....

            Yaaah gak ada yang tahu, ditetapkannya jodoh untuk manusia. Apalagi aku yang hanya orang kecil dari deretan orang berprestasi diluar sana. Orang kecil yang masih anak kecil dalam keimanan, belum ada apa-apanya dari para perutin kholaqoh, liqo, atau kajian islam.
            Hai calon imam! mari kita isi bejana Rindu itu dalam suatu penantian yang manis, yang berserah pada-Nya, dengan segala kisah dari-Nya. insyaAllah kita bertemu disaat yang sudah ditentukan dan pada waktu yang tepat atas ridho Allah SWT.
            Halo calon Imam, siapapun engkau, lagi ku ingatkan, kualitaskan ilmu-mu dan imanmu, akupun berusaha menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Jangan lupa sholat berjamaah di Masjid ya!

Senin, 02 Desember 2013

Serius Pak? Ngundurin Diri Karena Kami Gak Upacara





            Pagi ini belum ada jarkoman. Biasanya memang ada sms dari sipen tentang kuliah di hari ini. Tapi pagi ini kosong, gak ada sms satupun. Hari ini rumah bakal rame. Jelang pernikahan si tertua. Katanya sih para tukang dekor akan datang menyiapkan segala hal yang diperlukan. Well tanpa panduan, tanpa rambu aku siap-siap mandi dan ke kampus pukul 06.30 WIB. Niatnya sih berangkat pagi supaya bisa ngeblog, nyelesain tugas riset, memperbaiki makalah gerontik dan mengedit makalah, naskah komunitas terpadu di perpustakaan. Saat diperjalanan, ada sms yang mengabarkan kuliah pukul 1 siang. Ya, rencana memang sudah banyak, tapi... sampe kampus.. terlihat almamater orange itu sedang berjejer, berdiri.
            “Tuh.. tuh anak reguler.. woi nanti kita upacara lagi..”
            Aku nyengir-nyengir aja, sambil deketin Lele. “Le, tau sendiri kan.. dari dulu itu Cuma gertakkan, nyuruh upacara lagi dilapangan tapi gak pernah dilakuin, dan gak pernah dihukum tuh..” ucapku santai.
            “Hahaha iya juga ya Rin..”
            Kami duduk-duduk di teras masjid. Sambil mengobrol, membicarakan judul KTI, dan lain sebagainya. Tak lama...
            Terlihat diujung kelas, Pak Kodri sudah mengajak para mahasiswa tingkat III untuk masuk kelas. Kami bergabung ke kelas A. Kami duduk, agak riuh, kemudian terdiam, ketika Dosen K masuk. Wajahnya yang putih kian memerah, alhamdulillah rambutnya tak ikut memerah.
            Beliau mulai bicara..
            “Kalian ini tingkat III, entah apa maksud kalian tidak menghadiri upacara, disini hanya 8 orang yang datang upacara (beliau menyebutkan nama). Entah karena sudah merasa hebat, merasa sudah mau lulus, merasa akan jadi sejawat di sana. Dosen saja upacara.. walaupun tidak lengkap..
            “Saya diamkan pertama, kedua, ketiga, kalian tetap beginii saja, tidak ada perubahan. Kalian saya hukum untuk berdiri 1 jam di depan bendera, membuat surat pernyataan diatas materai dan membersihkan toilet dosen, toilet masjid, toilet asrama putri asrama putra.”
            Kami yang memang sedang fokus melihat, tiba-tiba melotot, mulut menganga. “Bersihin toilet??” gak kebayang, ngeberishin toilet kampus, toilet dosen dan toilet asrama? Ah tidaaaak. Itu sama seperti kerja rodi saat diasrama duluuu :’(

            “Ada yang berkomentar? Hei kamu, kamu ini presiden Mahasiswa, kamu sendiri tidak upacara..” tutur dosen K kepada salah seorang mahasiswa.
            “Maaf Pak sebelumnya.. begini.. saya minggu kemarin sudah datang pagi mau ikut upacara, tapi ternyata gak upacara. Nah hari ini saya nunggu jarkoman dari teman-teman tentang info upacara, karena tak ada kabar jadi saya pikir hari ini gak upacara...” tutur Mahasiswa tersebut.
            “Bapak gak mau tau alasan kalian, kalian tau sendiri, jelas tertulis di jadwal, kalau hari ini ada jadwal UPACARA. Kenapa kalian gak ikut aturan? Lagian kalian kan akan kuliah? Yasudah begini saja.. kalau kalian gak mau ikut aturan yang telah dibuat Kaprodi, saya siap mundur dari jabatan Kaprodi. Bahkan kalau kalian mau, kalian bisa buat saya mundur dari jabatan dosen sekalipun. Kalian tinggal buat surat pernyataan yang menginginkan saya mundur, kemudian di tandatangani satu angkatan, pakai materai. Saya tunggu suratnya, lalu saya ajukan ke direktur. Dan kalian akan lihat saya mengucapkan Alhamdulillah untuk itu. tapi, kalau kalian masih ingin saya atur, masih ingin diatur oleh Kaprodi, kalian harus mengikuti hukuman itu. kecuali 8 orang yang ikut upacara tadi pagi, bagaimana?” Ungkap Dosen K penuh emosi.
            Kami yang daritadi memperhatikan bapak itu hanya terdiam. Terbengong. Tak habis pikir. Hanya karena upacara bendera pak.. mau ngundurin diri? Seakan dia tau ungkapa hati ini, si dosen lalu bilang..
            “Bukan maksud apa-apa saya begini, ini sebagai bentuk saya menjalankan amanah. Membuktikan bahwa saya sebagai Kaprodi ada kekuatan, dan jika kalian memang sudah tidak bisa diatur, saya angkat tangan dan saya siap mengundurkan diri jika kalian yang minta..” tutur dosen K lagi.
            Kami saling memandang. ‘duh gimana nih?’ sebagian berbisik-bisik. Kasih kode sama Presiden mahasiswa yang kebetulan mahasiswa Prodi keperawatan. “Ssst.. Ssst! Minta maaf..” bisik Sule, salah satu mahasiswa diujung kasih kode sama Rovi.
            Akhirnya Rovi bertutur lagi, dengan nada tegas dan bahasa penuh sopan santun. “Maaf Pak, begini.. saya mewakili mahasiswa angkata 27 Pak..”
            “Setuju diwakili oleh dia?”
            “Setujuuuu..” jawab kami bersamaan.
            “Begini Pak, sebelumnya kami minta maaf atas kejadian ini. Kamk sama sekali tidak terpikirkan untuk membuat bapak mengundurkan diri. Mungkin kami memang salah. Kami mencontoh anak tingkat III angkatan sebelumnya, karena tingkat III angkatan sebelumnya juga jarang upacara, karena berfokus pada tugas akhir. Tapi ternyata tahun ini beda. Dan tentang hukuman.. insyaAllah kami jalankan pak. Tapi sebelumnya pak, kami kan dihukun satu jam berdiri di tengah lapangan, ini sudah jam setengah 9, berarti nanti selesai pukul setengah 10 pagim kemudian kami membersihkan toilet.. kemudian terpotong sholat dzuhur, dan pada jam 1 kami sudah kontrak dosen ungtung ngajar Pak.. takutnya dosennya malah tidak bisa memberi materi pak..” tutur Rovi panjang lebar.
            “Baiklah kalau begitu.. hukuman saya per-ringan. Berdiri ditengah lapangan setengah jam saja, surat pertnyataan bermaterai 6000 tetap dilakukan, dan membersihkan toilet saya tiadakan..”
            “Alhamdulillah... “ jawab para mahasiswa senang. 

            “Silakan lakukan hukuman secepatnya..” kemudian kami mulai keluar kelas perlahan, baris dilapangan. Pukul setengah 9 pagi, ini mentari pagi yang sehat penuh vitamin D. Kami menjalaninya bukan penuh penyesalan, tapi dengan rasa senang. Entahlah? Mungkin karena dilakukan bersama. Well dosen K juga tidak memantau, ada seorang dosen lain, Bu Roh yang datang memantau, memberi absensi. Dan mengobrol bersama kami. Bu Roh mulai mewanti-wanti, untuk hati-hati disemester akhir ini banyak cobaannya.


            “Untuk yang bawa motor, hati-hati.. nanti kalau kalian jatuh fraktur.. kalian gak bisa dines, gak bisa ikut ujian. Untuk yang wanita.. jangan aneh-aneh.. jaga diri kalian masih-masing...” ucap bu Roh sambil menutupi silaunya mentari.
            Semester akhir. Ya, amat sayang kalau semester akhir justru hal-hal yang tak mengenakkan yang terjadi. Istilahnya bisul.. akan pecah pada waktunya. Tapi kalau bisul yang semakin gemuk tak pecah-pecah, gak lega jadinya. Ah analogi yang jorok ya*
            Untuk reguler sendiri, yang hadir hanya agung, acul, mira, mader, yesi, nanda, aku. Sedangkan kawan lain menyusul, sebagian ada yang ontheway, sebagian masih dikampung halaman. Selesai, kami bubar, dan kembali kerutinitas. Intinya.. rencana hari ini untuk semedi di perpustakaan tak terlaksana, sialnya itu karena Upacara Bendera. Well, terimakasih pak K. Mengajarkan kami Nasionalisme yang baik. Salam!

Minggu, 01 Desember 2013

Bu Menkes, Kenapa Harus Kondom?








            Hari Aids sedunia. Kenapa bu menkes pilih kondom untuk dibagikan ke masyarakat?untuk remaja,dan para dewasa. Bu Menkes mungkin ingin mengikuti negara Thailand yang sukses menurunkan angka penderita HIV / AIDS dengan pembagian kondom secara gratis. Tapi bu.. Thailand kan kehidupannya serba gelamour dan penuh sexs. Berbagai tempat prostitusi ada disana, baik para wanita dan pria maupun sesama jenis *naudzubillah.
            Sedangkan Indonesia? Bu, Indonesia gak separah itu bu. Indonesia masih memandang tabu hal-hal seperti itu. orang-orang yang melakukan hubungan intim tanpa ikatan pernikahan adalah aib masyarakat. Jurus dari pemerintah itu.. ABC. Bukan teknik pertolongan pertama Gawat Darurat yak.. itu adalah
1.       Abstinence (pantang seks)
2.       Be faithfull (perilaku setia)
3.       C (pakai kondom)
Point 1 dan 2 harus disadarkan pada diri sendiri, perlu penyuluhan pula, bagaimana cara membangun keluarga yang setia dan harmonis. Nah yang ketiga ini... menggunakan kondom, mungkin bagi siapapun yang siap menanggung bara api neraka, gunakan kondom sebagai pengaman fisik di dunia.
Dalam islam, perbuatan zina diluar ikatan pernikahan adalah dosa besar dan haram hukumnya. Bagaimana tentang negara kita yang mayoritas muslim ini?layakkah? kalau kata Felix siauw, ini namanya zina yang di modalin, Zina yang sehat, Zina yang bergizi, apapun jenisnya, Zina itu Haram!kok pemerintah justru memfasilitasi?
Kenapa harus kondom? Kenapa bukan sosialisasi penganan dan menghadapi ODHA? Memang sih sudah ada di iklan layanan masyarakat, tapi itu gak ngena banget. Atau.. pemberian APD untuk para tenaga medis? Atau.. pemberian dan sosialisasi buah merah yang disinyalir bisa memperkuat imun para ODHA, atau pemberian sosialisasi Virgin coconut oil (VICO) yang berfungsi untuk menonaktifkan virus HIV. Toh jika ditimbang-timbang dalam segi dana, akan sama saja, ah tetap saja lebih banyak dana yang dicuri para tikus berdasi.
Semoga negara ini tetap aman, ya Allah, entah azab apa yang akan engkau berikan pada negara ini, entah ujian apa agar manusia mengerti. Namun, lindungilah orang-orang yang tak bersalah, orang-orang yang beriman tulus hanya menyembah padamu tanpa sekutu. Lindungilah orangtuaku, keluargaku, teman-temanku, sahabat-sahabatku, kakak-kakak pemberi pembelajaran dan orang-orang disekitarku. Sungguh tidak ada yang tahu apa yang engkau rencanakan selanjutnya untuk negeri ini. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

Sabtu, 30 November 2013

Postingan pertama inii.. saya postingan tentang cerita anak yang pupus, tidak jadi dikirim karena waktu pengiriman sudah habi. miris ya?ah gakpapa, yang penting nulisss! selamat membaca! Ohya, ini blog perdana hasil dari pelatihan menulis blog hari inii :D



Brownies dan Semut

Oleh: Rinta Wulandari




Aku sebal sekali siang ini. Brownies cokelat kesukaan ku habis. Padahal roti brownies buatan bunda sangat lezat. Kalau kue kesukaanmu habis karena dimakan oranglain, mungkin aku akan menemui si pemakan rotiku. Akan aku marahi, dan kuminta agar ia membuatkan kembali brownies senikmatan buatan bunda. Tapi.. bagaimana caranya aku memarahinya? Mereka sangat ramai, mereka sangat menyebalkan, dan mereka bertaring! Apakah aku harus menginjak mereka? Hei semut! Tega sekali kau memakan brownies kesukaanku, hingga menyisakan potongan kecil saja, itupun rakyatmu mulai menggontongnya kembali.

Hm... mungkin memang salahku, lupa menutup wadah bekalku, memang sih, itu brownies terakhir di kotak bekal, tapi tetap saja yang terakhir justru menyisakan kenikmatan terdalam, sengaja ku jadikan urutan terakhir bagi cream brownies tertebal. Eh.. malah dimakan dan digotong oleh sekumpulan semut itu.. uh! Apa jadinya kalau aku berebut dengan kawanan semut itu?

“Hei Fira, apa yang kau lihat?” sambil melihat kearah pandang mataku.
Tiba-tiba temanku Lala menghamburkan pikiranku yang sedang tertuju pada sekumpulan semut dibawah kaki ku.
“Oh semut.. mereka contoh hewan pekerjasama terbaik di dunia Fir, coba deh kamu lihat, bongkahan roti sebesar itu bisa mereka bawa dengan baik, pasti kue itu akan dibawa ke sarangnya, dan dibagikan untuk rakyat semut lainnya...”
“He.. eh.. iyaya, mereka pekerja yang baik, walaupun ukuran mereka kecil, tapi mereka bisa membawa roti sebesar itu, mungkin bagi mereka itu roti raksasan ya La...” tuturku mencoba tersenyum pada Lala. Uh.. Lala mana tahu perasaanku, ia tak tahu kalau bongkahan roti itu adalah roti terakhir buatan Bunda yang ada di kotak bekalku.
“Oh iya Fir, nanti sepulang sekolah kita akan mengerjakan PR bersama di pondokan taman kan?” Lala mengingatkan janji mereka.
“Ah.. iya, aku hampir lupa. Tentu La, aku ingat. Aku juga agak kesulitan dengan PR matematika tadi..” jawab Fira.
***
“Bun, kue brownies buatan bunda masih ada?”
“Wah sudah habis, Nak.. kan di kotak bekalmu adalah beberapa potongan terakhir brownies buatan Bunda.. bagaimana?nikmat kan?”
“Nikmat Bun... tapi aku tak bisa merasakan potongan paling terakhir... potongan itu tewas Bun..”
“Hah?tewas? ada-ada saja kamu, Nak.. “
“Iya Bun.. brownies-nya lenyap di gotong sekumpulan semut, kalau ku ambil paksa, pasti kuenya akan kotor Bun..”
Tiba-tiba ibu tertawa cekikikan..
“Kenapa Bunda tertawa?”
“Ah tidak, Bunda hanya membayangkan kamu rebutan sama para semut demi roti brownies itu.. Semut juga kan ciptaan Allah... berbagi sedikit dengan semut kan tak apa..”
“Tapi Bun..”
“Seingat Bunda, tadi pasgi Bunda meletakkan 6 potong brownies ke kotak bekalmu.. kalau itu adalah brownies terakhir, pasti kamu seudah makan 5 brownies lainnya kan?”
“I.. iya sih Bun.. tapi brownies terakhir itu dengan cream yang super tebal, Bun.. tebaal banget cream cokelatnya..”
“Hahaha ya sudah.. lain kali Bunda buatkan lagi brownies yang dua kali lipat tebalnya ya..”
***
Siang ini Lala sudah di pondokan taman, Lala terlihat sedang duduk manis menunggu Fira datang untuk mengerjakan PR bersama, kemudian berangkat mengaji bersama. Rumah Lala dan Fira berdekatan. Dari rumah, Lala memang sudah membawa dua gelas minuman cokelat dingin buatan mamanya. Lumayan, dihari terik seperti ini, menikmati cokelat dingin sangat terasa nikmatnya.
Gelas cokelat itu diletakkan Lala disebelah tempatnya duduk, gelas itu untuk Fira. Dan segelas cokelat dingin lagi, ada di tangan Lala untuk ia nikmati. Cukup lama Lala menunggu, hampir 15 menit.. akhirnya Fira datang juga..
“Lama sekali kamu Fir.. aku hampir menyelesaikan soal nomor 5 PR Matematika kita nih..”
“Hehehe, maafkan aku La.. tadi aku membantu Bunda buat kue dulu.. lalu aku mandi dulu karena kita akan langsung ngaji sore ini..”
“Ah kamu.. yasudah, ayo kita kerjakan PR nya, hari semakin sore..” Tak lama Lala baru teringat sesuatu.. “Eh iya, hampir lupa, itu ada cokelat dingin dari mama, mungkin sudah tak dingin lagi Fir, karena kamu datangnya agak lama.. itu disudut sana Fir..” tutur Lala sambil menunjukkan letak gelas cokelatnya.
“Yaaah Lala.. cokelat dinginnya semutan.. banyak sekali semut....”
“Waah, apakah masih bisa diselamatkan Fir, cokelatnya?”
“Semutnya terlalu banyak La...” tutur Fira bersedih. Hilang lagi kesempatannya untuk mengecap minuman cokelat dingin dibawah cuaca yang makin terik. Fira meminggirkan gelas berisi cokelat, kemudian Fira memukul-mukul semut yang berada di sekitar gelas dengan buku cetak matematikanya yang super teba;. “Uh, gara-gara semut.. hilang sudah kesempatanku menikmati minuman cokelat kegemaranku! Dasar semut nakal! Semut jelek! Nih matilah kau!” tutur Fira sambil terus memukuli para semut.
“Hei apa yang kamu lakukan? Sudah - sudah jangan dipermsalahkan Fir, jangan dipukul semut-semutnya.. nanti ku minta mama membuatkannya lagi untukmu...” ucap Lala sambil meanahan pergerakan tangan Fira.
Akhirnya Fira menceritakan kejengkelannya sejak tadi pagi dengan sekelompok semut pada Lala. Fira mengatakan semut itu pencuri yang semena-mena, mereka tanpa permisi mengambil makanan atau minuman manisnya. Lala menenangkan Fira, akhirnya Fira bisa tenang dan kembali menulis PR.
Hari semakin sore, sudah adzan Ashar, Fira dan Lala bergegas ke masjid hendak sholat ashar. Setelah sholat mereka akan mengaji bersama di masjid. Fira dan Lala sangat senang mengaji di sore hari. Selain mendapatkan pelajaran mengenai baca Al-Quran yang baik, dan mengetahui berbagai kisah nabi melalui yang selalu diceritakan sebelum mulai mengaji Abi Boim. Abi Boim masih muda, masih 24 tahun usianya, tapi ia masih menyempatkan waktu untuk mengajarkan anak-anak ligkungannya untuk mengaji.

Sore ini Abi Boim menceritakan kisah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah Raja yang tangguh dan bijaksana, selain itu Nabi Sulaiman juga Rosul Allah. Nabi Sulaiman diberi mukjizat untuk berbicara dengan hewan serta dapat mendengar apa yang pada hewan katakan.

“Suatu kita rombongan Nabi Sulaiman hendak melintasi suatu jalan.. kemudian Nabi Sulaiman mendengar semut komando memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke kandang, karena Nabi Sulaiman akan lewat.. mendengar hal itu, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk menahan diri melangkah, karena para semut belum masuk ke sarangnya.. malah Nabi Sulaiman mengawasi langsung para semut memasuki rumah mereka.
Kemudian saat itu kekeringan, Nabi Sulaiman beserta rombongan akan datang ke lapangan untuk berdoa pada Allah agar diberikan hujan, namun ditengah perjalanan Nabi Sulaiman mendengar semut berdoa dengan tulus agar Allah memberikan hujan ditengah kekeringan. Nabi Sulaiman dan rombongan menghentikan langkah, karena doa semut telah dikabulkan oleh Allah. Jadi, nabi saja penyayang bintang, dan tidak pernah membunuh binatang walau sekecil semut pun. Ayo siapa yang hari ini menginjak semut, atau memukul semut?” pertanyaan Abi Boim seakan menjurus pada Fira. Semua terdiam, sedangkan Lala melirik Fira yang sejak tadi menunduk.
“Jadi, kita tidak boleh membunuh binatang ya?walaupun hanya semut sekalipun, karena binatang juga ciptaan Allah SWT. Kita harus sayang dan berbagi pada semua bintang, toh pencipta kita kan sama, siapa pencipta kita?” tanya Abi Noim semangat.
“Allah Subhana huwata’ala” jawab para murid serempak. Kemudian mereka melanjutkan mengaji bersama.
***
Sepulang mengaji, Fira segera menemui Bunda di dapur. Ternyata bunda sedang menghias brownies yang dibuatnya dengan cream coklat.
“Bun, ada brownies yang sudah bisa dimakan?” tanya Fira.
“Ada, itu di meja, Nak..”
Fira segera menuju meja, mengambil sepotong brownies. Fira tak langsung melahap brownies ditangannya. Sepotong brownies masih ditangannya, Fira menuju taman dan sudut teras rumah. Fira mencari lubang semut! Fira jadi malu dan merasa bersalah karena sempat membunuh semut tadi siang, Fira juga malu sempat mendumal karena semut memakan brownies-nya di sekolah. Kali ini Fira akan meminta maaf pada para semut, Fira meletakkan bongkahan demi bongkahan brownies yang telah dipotongnya. Diletakkannya potongan brownies itu disetiap lubang semut yang ada di taman dan teras rumahnya. Fira janji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Keesokkan paginya, Fira kembali menengok bongkahan brownies yang ia letakkan kemarin sore. Potongan brownies itu sudah tak ada, pasti sudah dibawa masuk oleh sang semut. Fira melihat lubang-lubang semut dengan seksama, seekor semut mengeluarkan kepalanya.. terlihat kumis di wajah semut bergoyang. “Hei semut, maafkan kesalahanku kemarin ya! Kamu boleh menikmati brownies ternikmat buatan Bundaku..” bisik Fira pada sang semut.