Beberapa artikelnya sudah ditulis di
Kompasiana (www.kompasiana.com/rintawulandarii ). Dan aku gamau jika di blog pribadi ini ga ada jejaknya, tentang
acara itu hehe. Tumben, untuk artikel ini aku menulis judulnya duluan. Tentang
Festival Anak Sebatik yang kemarin diadakan. Dengan kerjasama para pemuda yang
berada di Pulau Sebatik. Bersinergi bersama.. penggagas adalah Indonesia
Mengajar di adakan bersama-sama kerjasama pula dengan Sekolah Guru Indonesia
(SGI), Nusantara Sehat, serta Pemuda Sebatik, untuk memperingati hari pendidikan
nasional pada tanggal 2 Mei 2016 lalu.
dok. pribadi. Bapak Camat Sebatik Tengah potong pita tanda bukanya acara FAS |
dok. pribadi. tarian |
Acara terjadi dari tanggal 4-6 Mei
2016. Keyakinan kami sama, ingin menunjukkan bahwa anak-anak sekolah dasar di
pulau Sebatik juga memiliki eksistensi untuk tampil percaya diri diatas
panggung. Berbagai lomba dihadirkan. Mulai dari lomba catur, menggambar
mewarnai, sepak bola mini, atletik (lari), paduan suara, tari, pidato-puisi,
serta cerdas cermat. Acara berlangsung penuh aroma semangat. Bisa di cek
artikel perharinya di kompasianaku pada link berikut: reportase Festival anakSebatik 1, reportase Festival anak Sebatik 2, reportase Festival anak Sebatik3, reportase Festival anak Sebatik Penutupan.
dok. pribadi. bersama anak anak timur :) |
Seringkali, di belakang layar
kinerja beberapa kerjasama pemuda beda suku ini terjadi kesalah pahaman,
tentang teknis, pengumpulan dana, hingga miss komunikasi yang sering jadi
penyebab. Untunglah semua bisa dilalui dengan kepala dingin. Malah pada H-5
acara ini nyaris dibatalkan karena terbentur dana dan banyak yang belum bisa
dikondisikan. Namun mendekati hari acara, semua bisa bersinergi dan yakin bahwa
ide dan ucapan tanpa action adalah nol nesar, hingga bekerjasama megerjakan apa
yang harus dikerjakan.
dok. pribadi. diantara dua orang yang jago silat.. hehe |
Saat acara.. aku sumringah. Sungguh
sumringah, bahagia. Melihat mereka.. mereka anak sekolah di sebatik. Sekolah di
perbatasan negara, namun semangatnya yang tanpa batas, mengalahkan semuanya.
Lelah yang mereka rasakan, latihan yang mereka lakukan, hingga degup jantung
yang berdetak lebih kencang karena gugup terpancar polos di mata mereka namun
terlukis senyum diwajahnya. Lomba demi lomba di lalui.. mulai dari tari, cerdas
cermat, pidato-puisi, lomba lari, sepak bola mini, dll.
dok. pribdi. lariii sprint |
Saat mereka tampil dipentas tari..
dengan gaya yang polos tapi tersenyum mereka melakukan gerakan tarian
tradisional. Wajah mereka senyum namun sambil memikirkan gerakkannya. Kemudian
saat paduan suara.. aku merlihat anak-anak Lourdes, para anak nerwajah timur
ini menampilkan suara merdunya khas orang timur, merduu dengan suara 2 dalam
vokalnya, lalu menyanyikan lagu Tanah Air,. Yang membuat aku pribadi jadi ingat
kampung halaman. Oh Lampung^.. ada lagi saat lomba pidato puisi. Aku dapat
mandat kehormatan untuk menajdi dewan juri pada lomba ini. aku berusaha
memperhatikan sebaik mungkin mereka beraksi.. menilai apa yang harus ku nilai
dengan bobot score yang sudah ditetapkan. Kostum mereka yang lucu.. kepercayaan
diri mereka yang luar biasa. ada anak sekecil ituuu baru berusia 8 tahun..
laki-laki dan mungil, ia berhasil menggetarkan lapangan aji kuning pagi itu
dengan membacakan puisi karya Khairil Anwar.. puisi yang ada sebelum si anak
ini dilahirkan.. namun penghayatannya luar biasa.. “Serbu... serbuuu..”
katanya.. ah memang pantas jadi juara 1 puisi laki-laki kau Nak : )
dok. pribadi. paduan suara |
Kami berusaha bertanggungjawab
dengan apa yang kami ide kan. Karena memang salah satu penanggungjawab acara
ini, yaitu Mas Mubin (dari Indonesia Mengajar) memang menganjurkan untuk segera
eksekusi apa yang kita ide kan untuk acara ini, segala pernak-perniknya. Semua
dikomunikasikan. Berkat hal ini, kami jadi lumayan kenal dengan para guru SD
se-Sebatik Tengah. Memiliki banyak teman memang seru. Keserasiana yang
dilakukan hanya untuk satu tujuan, suksesnya acara Festival anak Sebatik,
kemudian berbahagia karena Festival ini berlangsung sukses.
dok. pribadi. cerdas cermat |
BAHAGIA rasanya bisa lihat wajah
senyum semangat anak-anak perbatasan Pulau Sebatik. Aku rela kok, tukar dinas
dari siang ke malam. Harusnya libur jadi ndak libur, demi acara ini. komunikasi
dengan orangtua berkurang karena bergelut dengan kegiatan ini, dan akhirnya bisa
dengerin suara Papa! Hahaha bilang aja aku anak yang parah banget. Selama ini
ga pernah telpon papa. Selaluu telpon ke emak. Haha waktu itu Papa telpon ke
nomorku, udah senang-senang angkat.. eh beiau hanya tanya “Lan.. gimana cara
bersihin printer? Klik apa?” langsung aku jawab dengan kening berkerut =__=
trus? Udah gitu aja.. “Udah ya.. Assalamualaikum..” selesai. Tapi sore itu ayah
aku telpon dan tanya apakabar dan lagi apa.. walaupun kenyataannya telpon aku
untuk mengisi kesenggangan, karena yang lain lagi pada main air di Pantai Sari
ringgung dan nyeberang ke pasir timbul haha. Yauda.. aku tau cara ayahku untuk
ungkap rindu, ga perlu intens bicara di balik telepon, cukup doa yang selalu
mengalir darinya tiap sholat, doa dariku untuk kedua orangtua dan keluarga yang
di Lampung. Anggaplah aku gadis pemalu, yang tak biasa menelpon Pria cinta
pertamaku ini. cinta pertama seorang gadis, kepada Ayahnya. Kok jadi omongin
ayah yah? Haha.
Mari lanjut tentang diacara ini,
kesan yang dihadirkan sangat menarik, terimakasih atas segalanyaa dalam acara
iniii.
dok. pribadi. bangga jadi anak sebatik dari rimur indonesia :) |
ditulis:
UGD
Puskesmas Aji Kuning, 9 Mei 2016, Kalimantan Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)