01
Januari 2016
PAGI ini saat sedang jaga UGD aku di BBM salah seorang teman semasa
kuliah dulu. Agak heran, kok tumben. Biasanya banyak teman yang lama dan
kemudian menghubungiku lagi karena ingin tanya-tanya tentang Nusantara Sehat,
karena ingin mendaftar juga. Kali ini pertanyaannya beda. Dia tanya tentang
Jilbab. Dia ingin tau ceritaku, bagaimana bisa memutuskan memakai jilbab yang
besar (lumayan syar’i) hehe.
Karena ia merasa, bahwa memakai
jilbab pertama kali adalah dia. Tapi kenapa seorang Rinta yang memakai jilbab
lebih baru, justru sudah memutuskan memakai jilbab Syar’i ?? seakan si Rinta
lah yang pakai jilbab lebih dulu. Teman ku ini sebut saja namanya Nia (bukan
nama samaran). Mengenakan jilbab sejak pertama masuk kuliah. Sedangkan seorang
Rinta.. pakai jilbab saat semester 2 kuliah. Tepatnya setelah peresmian pakai
seragam putih-putih di keperawatan (Capping
Day).
Jadi namanya orang yang baru pakai
jilbab kan ya... jadi masih pakai jilbab yang pendek dulu. Masih pakai celana
jeans. Masih jilbab yang tembus pandang. Tipisss. Sampai akhirnya waktu
berlalu. Semasa aku baru mengenakan jilbab aku juga ikut kajian di masjid
kampus. Entah itu sama kakak kelas (liqo) atau sama Ummi dari instansi lain
(liqo) juga. Semua kajian yang aku ikuti jelas untuk menganjurkan mengenakan
jilbab sesuai syariat islam. Tapi namanya kajian kan ya.. dan yang mendengar
juga anak muda.. jadi kadang yang disampaikan itu hanya sekedar lewat. Ndak juga
ada perubahan di diri ini. Belum. Sampai akhirnya proses.. proses itu berjalan.
Mulai aku rutin pakai kaos kaki
kemana-mana. Tapi masih pakai jilbab biasa. Yang dililit itu, jeans juga masih
pakai. Ketat. Tapi aku selalu pakai kaos atau atasan yang menutupi pinggul
kebawah. Teman-teman se-per-liqo-an pun
sama, berproses seperti itu. Memang ada teman yang sudah mulai berubah
pakaiannya. Jilbabnya jadi tidak dililit lagi,jadi di urai.. dsb..
Kemudian aku mengikuti salah satu
organisasi kepenulisan. Sesuai hobiku. Forum Lingkar Pena. Di Forum Lingkar
Pena ini.. sebagian besar, malah hampir keseluruhan anggota yang perempuan
memakai pakaian Syar’i. Semua Syar’i. Laki-lakinya pun sesuai sunnah Rosul semua
dari cara berpakaiannya. Saat itu aku ingat hanya beberapa yang masih pakai
jilbab dan pakaian tidak syar’i. Kami sering bercengkrama.. mengikuti kelas
menulis.. bahkan setelah selesai sholat berjamaah dengan anggota FLP, obrolan
yang mereka bahas adalah harga-harga jilbab Syar’i. Tidak membicarakan hal-hal
kosong yang tanpa sadar jadi pancing dosa. Mereka membicarakan hal yang
berbeda. Kemudian aku sambil memperhatikan mereka.. cara berpakaiannya..
Tiap bulan kami ada pertemuan. Kelas
menulis juga. Nah makin kesini aku merasa minder sendiri nih dengan
penampilanku yang berbeda. Padahal mereka gak ada yang menggubris penampilanku
yang tak syar’i. Lambat laun.. aku lebih sering mengenakan rok daripada
celana.. saat bersama mereka.. kemudian jilbab yang tadinya aku lilit
kebelakang.. kini aku urai kedepan menutupi dada. Lalu lama-lama jika aku
mencoba pakai jilbab yang dua lapis.. agar tak tembus panjang dan bisa menjadi
besar. Perubahan aku pelan-pelan itu disambut baik oleh mereka. “Alhamdulillah
Rinta.., semoga istiqomah ya dek..” tutur mereka. Nah tadinya penampilan aku
seperti diatas adalah saat berkumpul dengan FLP Lampung saja. Saat ada kelas
menulis saja. Saati diluar. Atau sama teman lain penampilanku kembali biasa
lagi yang ala kadarnya itu.
Sampai suatu ketika aku berpikir
begini.... “Nanti kalau ketemu salah satu anggota FLP Lampung.. di luar.. terus
mereka melihat penampilanku yang beda.. pasti aku malu banget...” ungkapku
dalam hati. Lalu aku mulai berubah mengenakan rok dan jilbab yang cukup lebar. Mulai
dari situ sih. Walaupun salah kalau aku malunya saat itu sama anggota FLP. Seharusnya
aku malu sama Allah ya.. Malu. Karena udah dikasih banyak nikmat.. kok nurutin
perintah-NYA dengan berjilbab syar’i aja susah! Padahal fungsinya juga untuk
melindungi loh! Namun ndak apa.. mungkin itu adalah perantara.. FLP sebagai
perantara perubahanku.. hijrahku.. setelah itu.. ketika pakaian mulai Syar’i....
kok sikap juga harus berubah ya? pikirku begitu. “Ya malu dong.. masa berjilbab
syar’i tapi pergaulannya gak di batasin.. Ya malu dong.. masa jilbab Syar’i
punya pacar??” itu pemikiranku. Dan memang itu berdampak juga dengan sikapku..
cara bergaul ku.. karena pakaian yang sudah seperti ini. Maka ga habis pikir
deh sama orang yang bilang.. “Jilbabin hati dulu.. baru jilbabin kepala...” lah
atuh menurutku sebaliknya.. jilbabin dulu kepalamu.. nanti sikap juga jadi
berubah karena itu : )
Coba duluu saat aku sedang jalan
kaki.. tanpa jilbab, atau dengan jilbab yang pendek.. celana jeans yang ketat..
ada aja lelaki yang godain.. “Cewe.. mau
kemanaa..?”. lalu saat aku sudah mengenakan jilbab Syar’i.. godainnya jadi
berubah.. “Assalamualaikum ibu haji...” iya kan? Tinggal jawab dalam hati, lalu
Aamiin-kan doanya. Siapa tau terwujud? :D
Keluargaku bukanlah keluarga yang
agamis. Jadi ketika aku berubah.. perubahan pakai rok longgar, pakai jilbab
besar.. orangtua ku sempat pangling sama anaknya.. “Kok kamu jadi begini? Ikut aliran
apa sih, Nak??” . atau kata adik ku yang bilang.. “Duh lo kaya emak-emak deh. Mau
ke supermarket aja bajunya kaya gitu..”. Sakit sebenernya.. wkwk..jelasin aja
pelan-pelan. “lagi belajar jadi lebih baik, Ma..” jawab gitu. Atau jawab adik
dengan.. “Ya biarin sih.. kan ntar juga jadi emak-emak...” jawab begitu ke adik
yang songong. Wkwk.
Jadi intinya.. PERGAULAN. Pergaulan
yang membuat kita berproses lebih baik. Ketika kamu berada di lingkaran
orang-orang yang taat pada-Nya dan berpakaian sesuai syariatNYA, niscaya kamu
akan mengikuti mereka. Sedangkan ketika kamu bergaul dengan orang-orang yang
tidak taat dan masa bodoh dengan aturanNYA.. maka akan begitulah kamu : )
Alhamdulillah, aku memiliki banyak
teman dengan berbagai karakter. Termasuk teman-teman yang tidak pakai pakaian
syar’i. Ndak apa kok berteman memang harus dengan orang yang mengerti kita. Apalagi
teman lama kan. Namun alangkah baiknya memiliki teman melingkar dalam belajar
mengenai agama islam. Sering interaksi dengan mereka. Banyak belajar. Toh kini
makin dewasa. Kita yang memilih apa yang terbaik untuk diri kita. Bukankah jika
kita berteman dengan penjual parfum, kita akan kena wanginya? Sedangkan jika
berteman dengan tukang besi, kita yang kena percikan panas besinya?
Lalu kata Rosul pun.. jika kita
ingin mengetahui kepribadian seseorang.. maka lihatlah teman-temannya. Lihat ia
bergaul dengan siapa... niscaya itu sudah cukup menunjukkan sikap dan kebiasaan
seseorang itu.. dan kenapa masih ragu? Bukankah perintah berjilbab syar’i
memang sudah tertuang di Al-Quran. Tidak main-main, langsung Wahyu dari Allah
SWT sendiri. Masih ragu?? Nikmat Allah begitu banyak kawan. Turutilah perintah-Nya :)
.
Ya Allah, kenapa harus jilbab Syar'i?
Karena kita diciptakan dari Allah untuk beribadah pada Allah.. :)
Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau
budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. An Nur: 31)
“Dari Aisyah r.a.: Sesungguhnya Asma’i binti Abu
Bakar datang kepada Rasulullah SAW dan dipakainya pakaian yang tipis, maka
Rasulullah SAW menyegahnya dan berkata: Wahai Asma’i, sesungguhnya wanita
itu bila sudah datang masa haid tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan
ini. Beliau sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangannya.” (H.R. Abu
Dawud dari Aisyah r.a.)
Wassalam
Semoga
bermanfaat : )
Kak bisa minta kontaknya kak? Sy mau tx2 ttg nusantara sehat. Ini nmr saya 085298919119
BalasHapus