Minggu, 01 Januari 2017

Ya Allah, Kenapa Harus Jilbab Syar'i?


01 Januari 2016

            PAGI ini saat sedang jaga UGD aku di BBM salah seorang teman semasa kuliah dulu. Agak heran, kok tumben. Biasanya banyak teman yang lama dan kemudian menghubungiku lagi karena ingin tanya-tanya tentang Nusantara Sehat, karena ingin mendaftar juga. Kali ini pertanyaannya beda. Dia tanya tentang Jilbab. Dia ingin tau ceritaku, bagaimana bisa memutuskan memakai jilbab yang besar (lumayan syar’i) hehe.
            Karena ia merasa, bahwa memakai jilbab pertama kali adalah dia. Tapi kenapa seorang Rinta yang memakai jilbab lebih baru, justru sudah memutuskan memakai jilbab Syar’i ?? seakan si Rinta lah yang pakai jilbab lebih dulu. Teman ku ini sebut saja namanya Nia (bukan nama samaran). Mengenakan jilbab sejak pertama masuk kuliah. Sedangkan seorang Rinta.. pakai jilbab saat semester 2 kuliah. Tepatnya setelah peresmian pakai seragam putih-putih di keperawatan (Capping Day).
            Jadi namanya orang yang baru pakai jilbab kan ya... jadi masih pakai jilbab yang pendek dulu. Masih pakai celana jeans. Masih jilbab yang tembus pandang. Tipisss. Sampai akhirnya waktu berlalu. Semasa aku baru mengenakan jilbab aku juga ikut kajian di masjid kampus. Entah itu sama kakak kelas (liqo) atau sama Ummi dari instansi lain (liqo) juga. Semua kajian yang aku ikuti jelas untuk menganjurkan mengenakan jilbab sesuai syariat islam. Tapi namanya kajian kan ya.. dan yang mendengar juga anak muda.. jadi kadang yang disampaikan itu hanya sekedar lewat. Ndak juga ada perubahan di diri ini. Belum. Sampai akhirnya proses.. proses itu berjalan.
            Mulai aku rutin pakai kaos kaki kemana-mana. Tapi masih pakai jilbab biasa. Yang dililit itu, jeans juga masih pakai. Ketat. Tapi aku selalu pakai kaos atau atasan yang menutupi pinggul kebawah.  Teman-teman se-per-liqo-an pun sama, berproses seperti itu. Memang ada teman yang sudah mulai berubah pakaiannya. Jilbabnya jadi tidak dililit lagi,jadi di urai.. dsb..

            Kemudian aku mengikuti salah satu organisasi kepenulisan. Sesuai hobiku. Forum Lingkar Pena. Di Forum Lingkar Pena ini.. sebagian besar, malah hampir keseluruhan anggota yang perempuan memakai pakaian Syar’i. Semua Syar’i. Laki-lakinya pun sesuai sunnah Rosul semua dari cara berpakaiannya. Saat itu aku ingat hanya beberapa yang masih pakai jilbab dan pakaian tidak syar’i. Kami sering bercengkrama.. mengikuti kelas menulis.. bahkan setelah selesai sholat berjamaah dengan anggota FLP, obrolan yang mereka bahas adalah harga-harga jilbab Syar’i. Tidak membicarakan hal-hal kosong yang tanpa sadar jadi pancing dosa. Mereka membicarakan hal yang berbeda. Kemudian aku sambil memperhatikan mereka.. cara berpakaiannya..
            Tiap bulan kami ada pertemuan. Kelas menulis juga. Nah makin kesini aku merasa minder sendiri nih dengan penampilanku yang berbeda. Padahal mereka gak ada yang menggubris penampilanku yang tak syar’i. Lambat laun.. aku lebih sering mengenakan rok daripada celana.. saat bersama mereka.. kemudian jilbab yang tadinya aku lilit kebelakang.. kini aku urai kedepan menutupi dada. Lalu lama-lama jika aku mencoba pakai jilbab yang dua lapis.. agar tak tembus panjang dan bisa menjadi besar. Perubahan aku pelan-pelan itu disambut baik oleh mereka. “Alhamdulillah Rinta.., semoga istiqomah ya dek..” tutur mereka. Nah tadinya penampilan aku seperti diatas adalah saat berkumpul dengan FLP Lampung saja. Saat ada kelas menulis saja. Saati diluar. Atau sama teman lain penampilanku kembali biasa lagi yang ala kadarnya itu.
            Sampai suatu ketika aku berpikir begini.... “Nanti kalau ketemu salah satu anggota FLP Lampung.. di luar.. terus mereka melihat penampilanku yang beda.. pasti aku malu banget...” ungkapku dalam hati. Lalu aku mulai berubah mengenakan rok dan jilbab yang cukup lebar. Mulai dari situ sih. Walaupun salah kalau aku malunya saat itu sama anggota FLP. Seharusnya aku malu sama Allah ya.. Malu. Karena udah dikasih banyak nikmat.. kok nurutin perintah-NYA dengan berjilbab syar’i aja susah! Padahal fungsinya juga untuk melindungi loh! Namun ndak apa.. mungkin itu adalah perantara.. FLP sebagai perantara perubahanku.. hijrahku.. setelah itu.. ketika pakaian mulai Syar’i.... kok sikap juga harus berubah ya? pikirku begitu. “Ya malu dong.. masa berjilbab syar’i tapi pergaulannya gak di batasin.. Ya malu dong.. masa jilbab Syar’i punya pacar??” itu pemikiranku. Dan memang itu berdampak juga dengan sikapku.. cara bergaul ku.. karena pakaian yang sudah seperti ini. Maka ga habis pikir deh sama orang yang bilang.. “Jilbabin hati dulu.. baru jilbabin kepala...” lah atuh menurutku sebaliknya.. jilbabin dulu kepalamu.. nanti sikap juga jadi berubah karena itu : )

            Coba duluu saat aku sedang jalan kaki.. tanpa jilbab, atau dengan jilbab yang pendek.. celana jeans yang ketat..  ada aja lelaki yang godain.. “Cewe.. mau kemanaa..?”. lalu saat aku sudah mengenakan jilbab Syar’i.. godainnya jadi berubah.. “Assalamualaikum ibu haji...” iya kan? Tinggal jawab dalam hati, lalu Aamiin-kan doanya. Siapa tau terwujud? :D
            Keluargaku bukanlah keluarga yang agamis. Jadi ketika aku berubah.. perubahan pakai rok longgar, pakai jilbab besar.. orangtua ku sempat pangling sama anaknya.. “Kok kamu jadi begini? Ikut aliran apa sih, Nak??” . atau kata adik ku yang bilang.. “Duh lo kaya emak-emak deh. Mau ke supermarket aja bajunya kaya gitu..”. Sakit sebenernya.. wkwk..jelasin aja pelan-pelan. “lagi belajar jadi lebih baik, Ma..” jawab gitu. Atau jawab adik dengan.. “Ya biarin sih.. kan ntar juga jadi emak-emak...” jawab begitu ke adik yang songong. Wkwk.
            Jadi intinya.. PERGAULAN. Pergaulan yang membuat kita berproses lebih baik. Ketika kamu berada di lingkaran orang-orang yang taat pada-Nya dan berpakaian sesuai syariatNYA, niscaya kamu akan mengikuti mereka. Sedangkan ketika kamu bergaul dengan orang-orang yang tidak taat dan masa bodoh dengan aturanNYA.. maka akan begitulah kamu : )

            Alhamdulillah, aku memiliki banyak teman dengan berbagai karakter. Termasuk teman-teman yang tidak pakai pakaian syar’i. Ndak apa kok berteman memang harus dengan orang yang mengerti kita. Apalagi teman lama kan. Namun alangkah baiknya memiliki teman melingkar dalam belajar mengenai agama islam. Sering interaksi dengan mereka. Banyak belajar. Toh kini makin dewasa. Kita yang memilih apa yang terbaik untuk diri kita. Bukankah jika kita berteman dengan penjual parfum, kita akan kena wanginya? Sedangkan jika berteman dengan tukang besi, kita yang kena percikan panas besinya?
            Lalu kata Rosul pun.. jika kita ingin mengetahui kepribadian seseorang.. maka lihatlah teman-temannya. Lihat ia bergaul dengan siapa... niscaya itu sudah cukup menunjukkan sikap dan kebiasaan seseorang itu.. dan kenapa masih ragu? Bukankah perintah berjilbab syar’i memang sudah tertuang di Al-Quran. Tidak main-main, langsung Wahyu dari Allah SWT sendiri. Masih ragu?? Nikmat Allah begitu banyak kawan. Turutilah perintah-Nya :) 
.
Ya Allah, kenapa harus jilbab Syar'i?
Karena kita diciptakan dari Allah untuk beribadah pada Allah.. :)

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S. An Nur: 31)

“Dari Aisyah r.a.: Sesungguhnya Asma’i binti Abu Bakar datang kepada Rasulullah SAW dan dipakainya pakaian yang tipis, maka Rasulullah SAW menyegahnya dan berkata:  Wahai Asma’i, sesungguhnya wanita itu bila sudah datang masa haid tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangannya.” (H.R. Abu Dawud dari Aisyah r.a.)


Wassalam
Semoga bermanfaat : )

1 komentar:

  1. Kak bisa minta kontaknya kak? Sy mau tx2 ttg nusantara sehat. Ini nmr saya 085298919119

    BalasHapus

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)