Rabu, 20 April 2016

Cerita Pagi Di Poli: "Rokok Pak Cik?"




 
dok. Pribadi. Efek rokok
            Pagi ini aku jaga di Poli Puskesmas Aji Kuning sebagai wilayah penempatanku. Aku menggantikan Kak Kahar yang sedang sakit Bisul, dan gak masuk kerja sudah 3 hari. Haha, karena kata Kak Kahar, bisulnya kali ini cukup gawat. Diatas alis. Dan ini merubah wajahnya. Wajahnya seperti berbeda karena bisul yang ia rasa sudah membuatnya seperti ditusuk-tusuk. Oke, jadwal Kak Kahar dengan senang hati aku gantikan untuk jaga di Poli. Karenaa..  karena ini hari Jumat. Jumat Barokah! Puskesmas pulang jam 11 pagi bah.. mantaap. Bisa pulang cepat deeh hehe.
            Kegiatan di Poli sama dengan poli di Puskesmas, klinik, atau RS lainnya. Aku duduk didalam sebagai asisten dokter untuk mengukur tekanan darah, serta mengisi form anamnesa pasien. Pasien lumayan banyak pagi ini. Kemudian ada sekumpulan anak SD sekitar kelas 2 atau kelas 3 yang berobat dengan keluhan mereka yang unik unik. Sariawan lah.. sakit tenggorokanlah, bibir pecah pecah dan lain sebagainya.
dok.pribadi. si pasien, saat sedang konsultasi dengan dokter. saat itu pinpus kami, dr.Astri yang sedang bertugas di poli :)

            Kemudian pagi ini aku terkesan dengan doa pasien di pagi hari. Ah.. Alhamdulillah banget kan.. pagi-pagi udah dapat doa dari pasien. Jadi ada pasien sebut saja bapak X. Bapak X merasakan dada kanannya nyeri setelah jatuh dari motor seminggu yang lalu. Kemudian si Bapak juga punya tekanan darah tinggi. Setelah anamnesa, si bapak aku minta tunggu dulu, karena dokter keluar sebentar. Lanjut pada Bapak Y. Jadi bapak Y ternyata temannya bapak X. Mereka sering bercanda.. bapak X sering menunjukkan gambar dampak rokok yang tertempel dalam bentuk poster di dalam ruangan. Gambarnya cukup menyeramkan, efek rokok ini. Jadi saat bapak X menunjukkan poster tersebut seketika bapak Y menutup matanya. Takut. Loh kenapa Pak?
“Gak saya gak mau liat gambar itu bah, ngeri saya. Belum siap sakit begitu...”
            “Bapak merokok kah?” Tanyaku
            “Iya merokok. Tapi aku ndak mau bah sakit seperti itu..”
            “Haha makanya bah, jagan merokok pak..” ucapku tertawa.
dok.pribadi. diserbu anak-anak sekolah yang berobat dengan keluhan 'pura-pura' sakit. hehe, dariawaan, faringitis, dan pegal-pegal keluhannya. walaah :'D

            “Dia enak anaknya masih kecil dan cuma 5,” sambil bercanda menunjuk bapak X. “Makanya dia terlihat awet muda. Aku.. anakku delapan. Anakku enam perempuan, dua laki-laki yang sekolah di Makassar”.
            “Aku sibuk garap kebun. Anakku yang dirumah permepuan semua bah. Mana bisa kita ajak garap kebun. Mereka perempuan yang ndak boleh kerja berat.. Kita usianya 18 tahun ya?” tanya si Bapak. Kata ‘KITA’ dalam bahasa Bugis artinya; kamu. Logat halus.
            “Hahaha bukan paak. Muda banget. Aku usianya 22 tahun kok..” jawabku.
“Hmm orang jawa ya sus?” baru kali ini ada yang kira aku orang jawa, biasanya ditrtuduh orang cina atau orang Dayak -_- haha
            “Yaa, aku berharap anak anakku bisa seperti kalian bah. Masih muda dan sukses. Ndak kayak aku yang harus keringatan banyak dulu biar bisa dapat uang bah. Makanya anakku aku sekolahkan sampai kuliah, di Makassar. Memang kita asal mana?
            “Aku orang Sumatera, Pakcik...” jawabku.
            “Waah Sumatera. Dimana itu Sumatera?”
            “Aku di Lampung, Pakcik. Diujung Sumatera. (lalu aku tunjukkan gambar peta di hp ku)
            “Waah jauhnya itu kita merantau semakin jauh semakin bagus bah. Salut aku. Semoga lah kalian sukses-sukses. Cari calon suami yang baik dan bekerja yang baik..”
             “Iya pak cik...” jawabku takzim.
dok.pribadi. Di titik merah, itu daerah ku sekarang :)

            Kemudian taklama dr. Astri datang siap utuk memeriksa dan memberi obat kepada pasien.
Makasih Pakcik doanya.. semoga berbalik kembali kepada Pakcik dan anak-anaknya... ucapku. Dalam hati :)

            MARI BERSYUKUR : )
Ditulis di: Desa Aji Kuning. Kalimantan Utara, 18 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)