Haloo sudah lama tak bersua.. sekian
lama aku bergelut dengan tulisan. Laporan pekerjaan hingga laporan organisasi.
Lalu sampai lupa dengan blog sendiri hehe. Oke kali ini aku ingin cerita
tentang sinisme.
Yap. Dalam rangka rekrutment
nusantarasehat gelombang 3, Alhamdulillah aku diserbu banyak pertanyaan dari A
samapai Z oleh para calon peserta, peserta yang lolos tahap 1 dan lain
sebagainya. Kok bisa tanyanya ke aku? Karena instagram dengan hastag
#nusantarasehat atau #nusantarasehat2 mungkin ya. Ya memang sebagian besar mengaku
dapat dari sana, kemudian mengirim message
via instagram, atau meminta Id line dan sebagainya. Aku dengan senang hati
menerima pertanyaan dan menjawab dengan baik, sesuai info yang ingin mereka
ketahui. Namun ada beberapa pertanyaan yang mungkin menurutku tak pantas atau
sinisme yah.. bisa dibilang seperti itu. Kok bisa pertanyaan itu muncul?
Mungkin karena paradigma orang indonesia sendiri yang terdoktrin tentang
“kekuatan uang”. Langsung paham dong, apa yang aku maksud disini?
Ada bahkan dua orang yang bertanya
hal yang sama kepadaku tentang hal berikut ini.. “Kak..di Nusantara Sehat..
kelulusannya itu murni atau gimana? Kan biasanya dalam mendapat pekerjaan ada
yang memorioritaskan dari segi keluarga
atau dari segi dana?” keningku berkerut membaca pertanyaan ini. Lalu ku
tunjukkan kepada teman satu tim yang berada di sekitarku. Mereka tersenyum juga
dan berkata.. “Bisanya yah.. kita sudah nekad sejauh ini, berjuang sebisa
mungkin, ada yang kepikiran kayak gitu...” jawab salah satu teman.
dok.pribadi |
YA. Akhirnya pertanyaan itu aku
jawab dengan santun dn tenang. Bahwa di Nusantara Sehat adalah program yang
berbeda.. nusantara sehat benar-benar menitik beratkan tenaga kesehatan yang
benar-benar bisa survive dengan keadaan lingkungan kelak ia ditempatkan. Tak
heran, jika tolak ukur penerimaan dari seleksi berkas dll, tidak hanya dari
tingginya nilai ijazah atau IPK terakhir. Melainkan pengalaman organisasi yang
pernah dialami atau sedang dialami peserta. Karena jika hanya ingin mendapatkan
tenaga kesehatan saja, toh ribuan sana banyak yang punya nilai tinggi. Seperti
yang kita ketahui bahwa dengan berorganisasi bisa mengasah soft-skill. Pelajaran yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah.
Dan inilah yang menjadi point penting, terutama ketika tahap dua, nilai
tertinggi yang jadi penilaian adalah saat test wawancara dan FGD (Foccus Grup Discussion). Bukankah
mereka yang pemanja, ingin hidup serba mewah, tak akan mau ditempatkan sesuka ke
seluruh pelosok daerah di Indonesia oleh Kementrian Kesehatan RI?
Oke, bagaimana kalau aku sedikit flashback dengan pengalamanku. Sejak bulan ramadhan tahun 2015 aku mulai
resah gelisah. Karena sudah tak betah ditempat kerjaku yang lama. Di sebuah
Rumah Sakit daerah di provinsiku. Aku merasa.. sudah cukup pengalamanku dan
merasakan “Gakpapa gak di gaji yang penting ilmunya”. Kasarnya seperti itu,
mungkin itulah yang dipikirkan seluruh lulusan tenaga kesehatan yang fresh-graduate atau baru lulus. Kerja!
Yang penting kerja! Kerja dab Ilmu. Yah, memang banyak ilmu yang aku dapatkan
disana. Banyaak sekali, alhamdulillah. Tapi aku menyadari, bahwa gak selamanya
aku mau seperti ini. Hidup akan selalu berputar dan kalau aku terus-terusan
seperti ini.. menua.. dan berharap akan terjadi pengangkatan ke strata yang
lebih baik yang entah kapan terjadinya... akhirnya aku berpikir untuk resign. Tapi sekedar ucap kata resign gak mudah. Setelah resign, aku harus punya pekerjaan
pengganti juga. Oke, itu harus.
Hingga terbesit keinginan untuk
merantau ke Serang, Banten. Tempat temanku
yang bekerja di RSIA disana. Ayahku belum menyetujui keinginanku.. baginya anak
perempuannya ini yang belum pernah merantau akan sangat menghawatirkannya nanti
jika di kota orang, padahal Serang-Lampung itu dekat banget loh, perjalanan 1,5
jam darat dan laut pun sampai. Akhirnya orangtua ku bilang.. tunggu lah setelah
lebaran idul fitri. Terserah mau ngapain dah..
Sebagai seorang yang galau tentang
pekerjaan, jika keresahan itu tak tercurah bagiku akan mandeg dan gak ada
solusi. Yaa begitulah. Bahaya jika dipendam kan. Akhirnya aku cerita dengan
kakak yang selama ini selalu aku ganggui dan sering aku bebankan, dear Yuk Nora
Makasih selama iniii <3 Ya, aku bercerita dengan beliau. Hingga akhirnya..
aku dibuat makin galau :’( hahaha. Dia memberikan aku rincian, bagaimana
pengeluaran jika kita merantau dan hidup sendiri. Angka realitas dihitung oleh
kami bersama, saat itu aku ingat saat beliau ajak aku menemaninya jaga di
klinik, hehe. Melihat angkanya, sesak aku dibuatnya. Waah banyak banget
ternyata pengeluaran hidup merantau dan dengan gaji seorang perawat Rumah Sakit
swasta. Aku bisa kurus, lalu cungkring dibuatnya.. jika hidup dan keuangan
untuk membiayai ini itu yang tak ada habisnya. Yuk Nora saat itu memberi
solusi, jika ingin semuanya berbeda.. maka sekolah lagi lah. “Buat diri kamu
ada perbedaan, hingga kamu bisa di gaji lebih besar dengan keahlian kamu
tersendiri.. terserah.. kamu bisa sekolah lagi? Atau ambil keahlian lain?
Misalnya perawatan luka? Sekolah ambil perawat anestesi? Atau apapun?” hmm saat
itu aku masih belum mau untuk sekolah lagii, hehe.
dok.pribadi. gomawo, yuk Nora. Jazakillah Khair, dok. atas segala bantuannya selama ini :) |
Lalu aku kembali menyebar lamaran
dulu ke daerah lokal. Yap, ke RSIA Beleeza. RS baru yang cukup besar dan
strategis. Dekat dengan rumahku. Setelah melamar.. ada sedikit cercah sinar dan
harapan disana... aku dipanggil.. melaksanakan uji tahap 1 yakni uji kemampuan
keperawatan.. soal-soal kasus keperawatan tuntas aku kerjakan dengan lancar..
hingga aku lolos seleksi tahap 2.. test psikologi. Banyaak. Dan saat
pengumuman.. aku gagal. Yaa, perawat lulusan Poltekkes saat itu gagal semua di
test tahap 2.. karena ternyata RS ini mencari kebanyakan S1 profesi, sedangkan
diploma hanya diambil beberapa. Oke, aku kecewa saat itu, wajar. Karena aku
merasa harapanku terlalu besar untuk RS ini. Bagaimana tentang pekerjaanku di
RS Daerah saat itu? yak.. masih berlanjut. Aku melaksanakan kewajibanku rutin
disana. Bergelut dengan pasien anak, shift pagi-sore- atau malam. Disamping
itu, makin banyak tekanan di sana. Mulai dari beberapa PNS yang seolah
menyindir tentang uang insentip nya yang dibagi kepada kami kaum non PNS di RS
itu. padahal bayangkan, kamilah yang senantiasa berlelah-lelah ke pasien :”)
belum lagi kepala ruangannya yang selalu mengadvokasi kami, perawat non PNS ini
untuk segera resign, agar mendapatkan
hasil yang lebih layak. Yak, aku hargai itu, sangat.. hingga puncak galau ku,
dan aku terus berjuang dari belakang menulis lamaran pekerjaan ke semua Rumah
sakit swasta yang ada di Bandar Lampung.
dok.pribadi.. sedangkan tugas di Rumah Sakit tempatku bekerja dulu, harus tetap ku jalani dengan hati riang dan ikhlas.hehe. haloo kakak-kakak! rinduuu niih |
dok.pribadi. bahkan tetep harus konsul kalo pasien emergency walau jaga soree. hehe. ini capturan lama banget, pas nunjukin bukti advice tambahan dari dr.bagus, Sp.A hehe :) |
Rumah sakit yang aku tulis surat
lamaran pekerjaan waktu itu adalah.. RS Urip Sumoharjo, RSIA Puri Betik Hati,
RS Anugerah Medika. Suatu ketika juga aku kirim lamaran ke RS Kanker Nasional
Dharmais, kirim ke Jakarta. Dan saat berkasku sampai, sudah tutup rekrutmen
nya.. duh nasiip :”) Sampai akhirnya aku mendapat broadcast BBM tentang Nusantara Sehat. Awalnya aku hiraukan.. “Ah
gila ni, siap di tempatkan dimanaapun di seluruh Indonesia? walaah ngeri ah..”
lalu broadcast itu aku hiraukan saja.
Kemudian ada lagi BBM dari kakak sepupu yang sedang kuliah di UGM saat itu..
“Lan.. ikutan deh ini Nusantara Sehat.. lumayan pengalamannya tuh.. nanti kalo
lolos bisa banyak teman dan link di semua provinsi...” tukas Mas Rio via BBM.
Aku mulai memikirkannya.. Mas Rio menjadi salah satu yang aku pertimbangkan
kata-katanya, soalnya tiap perkataannya selalu bisa dipertanggungjawabkan dan
gak ngada-ada. Kupertimbangkan..
Lalu pesan broadcast itu aku kirim ke Yuk Nora untuk di evaluasi.. hehe.
Beliau menyetujui dan merasa, program kementrian kesehatan ini bagus. Dan aku
diminta untuk mencoba dulu. Hmm dicoba yah.. lalu aku mulai kumpulkan data dan
berkas yang harus aku siapkan. Mulai dari KK, KTP, STR, IJASAH, TRANSKRIP
NILAI, dll. Itu semua harus di scan dan buat dalam bentuk PDF lalu dikirim ke
pusat karena seleksi berkas akan terjadi via online. Aku bela-belain untuk menyusun berkas, hingga sepulang dari
kerja di RS, saat itu sepulang jaga malam, pulang pagi.. aku mampir ke foto
kopian yang lengkap di daerah rumahku.. hingga jam 11 siang aku baru sampai di
rumah. Lelahnya ituuu luar biasaaaa. Lalu aku mengurus kartu BPJS karena wajib
punya kartu BPJS, aku mengurusnya dengan bantuan Arman yang kerja di BPJS RS
tempat aku bekerja. Karena askes yang dulu sudah tak berlaku karena sudah tak
bersekolah.
dok.pribadi. jaga malam hari terakhir di Alamanda. ada sediih dan haru. dan di foto ini aku seperti anak magang yah. pdahal sengaja, seragam biru ga dipake, tanggung soalnyaa hehe |
Lalu setelah berkas ada, timbul lagi
kegalauanku. Setelah melihat dan baca tentang nusantarasehat. Kok aku agak
takut yah,, agak ngeri gimanaa gitu.. belum lagi kalo lolos harus pembekalan
semi militer seperti itu.. waduuuh. Aku galau.. lagi.. Bingung mau konsul
kesiapa.. Aku telpon sahabatku semasa SMP, Ega. Ia berkata.. “Semua yang di
takdirkan kepada kita tak akan terjadi pada oranglain. Kalaupun gak lolos,
berarti bukan takdir kita. Kalopun lolos, itulah takdir kita. Kalau penempatan
jauh, itu menguji kita untuk mandiri. Kalau di sana gak ada sinyal.. itu ujian
supaya bisa mandiri, kembali pada alam, dan survive.. jadi tugas kita disini hanya usaha dan
mencoba, itu aja Ta..” ucap Mega yang bijak banget malam itu.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk
mengisi form nya via internet, padahal beberapa hari lagi pendaftaran ditutup.
Oek aku coba—ku coba. Sampai saat lolos tahap 1, aku tak tahu, karena aku tak
mengharapkan dan tak terlalu menunggu. Aku lolos tahap 1, itupun adik kelas ku
yang kasih kabar. Lalu test tahap 2 di Jakarta aku punya waktu sekitar 1 minggu
untuk bersiap-siap. Persiapan minta cuti beberapa hari, dan mempelajari
psikotest. Karena kembali, tugas kita hanyalah ikhtiar dan berdoa yah. Lalu aku
ke rumah Yuk Nora untuk minta diajari psikotest, atau berbagai hal tentang
wawancara atau FGD (Foccus Grup Discussion). Susah sekali menyatukan jadwal
yang padat dengan jadwal beliau sebagai dokter. Akhirnya ada sedikit waktu,
jaga pagi, aku kerumah Yuk Nora dan bawa beberapa buku Psikotest. Di rumahnya
ada Kak Shinta juga : ) kami belajar
psikotest bersama, hehe. Maaf merepotkan dokter-dokter :’D kemudian aku diajak
menginap di rumah Yuk Nora, tanpa persiapan sama sekali, lalu dipinjami baju
dll, sama si empunya rumah. Duh Yuk, sampe sekarang aku tu merasa berhutang
banget sama yuk Nora, atas kebaikan dan waktunya yang selalu bantu aku :’)
Aku mengerjakan soal-soal psikotes
dalam buku lama itu. Sementara Yuk Nora tidur di sebelahku karena kelelahan,
aku berusaha kerjakan sendiri, lalu jelang tengah malam beliau bangun dan
mengajari aku tentang psikotest, test wawancara, hingga test Foccus Grup Discussion. Aku diajarkan, suapaya kita punya
pembeda dari pesaing lain. “Kalau kamu punya kemampuan A. Dan peserta lain juga
punya kemampuan A. Trus apa yang membedakan kamu dengan yang lainnya?bukankah tim
penilai memilih orang yang memiliki kemampuan lebih? Misal kamu punya kemampuan
A+B sedangkan orang lain hanya punya kemampuan A saja. Pasti yang dipilih
penilai adalah dia yang punya kemampuan A+B kan?” Yaa kira-kira seperti itu Yuk
Nora kasih arahan ke aku. Aku udah lupa gimana ia berkata, hehe, intinya
begituu. Lalu jelang subuh kami belajar bersama lagi, ternyata waktu subuh itu
berkualitas sekali. Ilmu cepat tersambung, hehe :D
Jelang keberangkatan ke Jakarta,
menuju test tahap 2. Malamnya aku galau sambil nyetrika pakaian. Pikranku
kemana-mana. Saat itu aku akan berangkat sendiri dari lampung. Kemudian
menginap di kostan teman yang sekolah di STIS. Aku galau, kelas berat.. haha
lagi-lagi. Aku tuh kepikiran yah.. apa jadinya kalau yang udah aku usahakan ini
berujung sia-sia? Aku menelpon Yuk Nora. Ah saat itu ternyata ada kak Marlimtan
dirumahnya. Aku menelpon beliau hingga berair mata, maaf aku cengeng dan
melankolis saat itu.
Pesan Yuk Nora santai.. entah kenapa beliau ini
santai benget saat adiknya merasa galau dan berairmata saat itu.. “Ih kenapa?
Yaudah jalani aja.. udah mau berangkat kan? Yaudaah bisa-bisaaa. Udah ah..
cengeng ih.. nih ada Marlintan.. dia pernah ikut test wawancara..” oke lalu
tersambung ke Kak Marlintan.. segera aku ambil intonasi suara biasa, setelah
tadinya agak becek karena sedih, haha. Intinya Kak Marlintan dengan ceria
mengajak aku atau mengarahkan aku bagaimana cara wawancara yang baik, dari A sampai
Z tentang wawancara pekerjaan. Aku senang sekali saat itu, lebih bersemangat..
seperti selalu ada yang mendukungku, apapun hasilnya kelak. Jika aku gagal, aku
tak akan sedih berkepanjangan karena ada orang yang selalu bisa aku andalkan
untuk memberi semangat, jika aku lolos, aku akan lebih berbahagia berkat
dukungan mereka semua. Semangat itu meningkat lagi.
dok.pribadi. akhirnya lokasi pembekalan ini aku tapaki. yak RINDAM JAYA. disebelahku adalah uswatulhaq :) dan teman-teman nusantara sehat yang lain :) |
Menuju PPSDM tempat test.. hari sabtu. Aku diantar
Go-Jek, makasih akang gojek : ) tepat pukul 07.00 WIB, ada Line dari Kak
Ramayang Nastiti Estowo, dia kasih semangat untuk test hari ini. Padahal aku
cerita tentang Nusantara Sehat sudah lamaa banget, pas ketemu di RS ga sengaja.
Beliau saat itu masih Koas di RS tempat ku bekerja, dan dia dukung banget aku
resighn. Katanya, orang kayak aku layak untuk dapat pekerjaan yang lebih baik.
Ya, Alhamdulillah. Aku lagi-lagi bersyukur dengan banyak orang dibelakangku,
yang senantiasa mendukung.
InsyaAllah semua berjalan lancar... Dan setelah
pemaparan, aku baru tahu ternyata pendaftar Nusantara Sehat angkatan kedua saat
itu berjumlah 11700 orang. Lalu yang lolos seleksi berkas seluruh Indonesia
adalah 1100 orang. Dan aku adalah salah satu diantara 1100 orang tersebut. Alhamdulillah.
Mengikuti ujiannya hingga sore hari, berjibaku dengan puluhan bahkan ratusan
soal psikotest tentang pribadi dan lain sebagainya. Akhirnya test tahap 2 hari
itu selesai, dan aku punya teman baru.. Uswatulhaq. Kami bisa saling sharing
tentang berbagai hal. Meskipun kelak aku dan dia tak tahu lolos atau tidak,
stidaknya menambah persaudaraan kaan.
Sampai saat pengumuman test. Beberapa minggu
kemudian.. aku ga berani buka internet. Melihat Web Nusantara Sehat dengan
tulisan.. “Sesaat lagi akan ada pengumuman kelulusan, bagi calon Nusantara
sehat yang sudah mengikuti test tahap 1..” Waah makin aku ga berani buka web.
Aku mau tunggu kabar aja daah dari temen-temen. Entah siapaa huhu. Jelang
magrib.. aku di Line oleh Uswah.. dia bilang.. “Rinta Aku lolos
Nusantarasehat!!” tulisnya dalam Line. Terbaca riang sekali tulisan itu.. lalu
jantungku serentang jadi takikardi. “Oh ya? Waaah selamat ya Uswaaaah.. Eh ada
namaku gak? Aku deg-degan nih bukanyaa.. aku belum buka web..” ..
dok. pribadi. Yaa Salaam, akhirnya kena semi militer juga :") semangaat :3 |
“Oke, tunggu yaah. . aku cek dulu nama mu..” aku
nunggu beberapa lama..
Sambil aku komunikasikan ke Yuk Nora tentang pengumuman
ini. dan aku ga mau liat pengumuman itu duluan, aku takut kecewa huhuhu. Yuk
Nora lah yang mengabari ku.. ia langsung menelpon dan bilang.. “Alhamdulillah..
lulus kamu..”
“Beneran? Serius? Serius ah yuk? Beneraaan?” aku
seakan ga percaya.. “Iya.. tuh kamu dapat pembekalan di Rindam Jaya selama 1
bulan...” MasyaAllah dengan peserta sebanyak itu, aku jadi salah satu diantara
535 orang yang lulus seleksi, dengan jumlah pendaftar 11 ribu orang?
Alhamdulillah Wasyukurilah : ) lalu baru aku lihat Uswah kirim banyak Line
tentang nama-nama yang lolos Nusantara Sehat, ah ada namakuu :’) Akhirnya
orangtuaku mengizinkan anaknya ikut pembekalan nusantara sehat, dan ikhlas
dengan segala penempatan nanti yang dipilihkan untukku. Papa Dany yang ganteng,
makasih atas doa dan izinnya : ), Dear Mama Mardiana yang cantik abis, makasih
atas doa dan izinnya untuk anakmu yang perdana banget merantau. Hingga kini di
Kalimantan Utara, tepat di Tapal Batas negeri, pulau Sebatik, Perbatasan
Indonesia-Malaysia : )
Hmm nah jadi gini, sejujurnya tugas kita dalam
mengisi hidup di dunia ini adalah ikhtiar dan doa. Aku membuktikan sendiri
bahwa hasil gak akan menghianati proses : ) Masih berani sinisme ke orang?
Jangan sedih dengan pencapaian seseorang, namun sedih lah jika kita belum bisa
berbuat apa-apa J Aku pun masih belajar, dan masih merasa
ujian terberat adalah melawan diri sendiri, untuk bertindak lebih baik lagi :”)
dok.pribadi. hari-hari terakhir di RINDAM JAYA, pembekalan nusantara sehat. akhirnyaa boleh pegang hapeee :') |
dok.pribadi. seperjuangan bangeet! sukma, okti, uswatulhaq, dan Yuli!! apakabar di ujung timur indonesia heeeh? :"D |
dok.pribadi. kami siap ditempatkan dimanapun di Indonesia, dan siap bangun kesehatan masyarakat dari pinggiran negeri :) |
dok.pribadi. penutupan pembekaan Nusantara Sehat angkatan ke dua di Monas. oleh wakil presiden Jusuf Kalla :) |
Ditulis pada:
07
April 2016 Di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan
Utara.
Para pemuda ayo sadar dengan kondisi alam Indonesia semakin lama semakin rusak kerana kepentingan oknum untuk mengeruk sumber daya tanpa memahami kelestarian lingkungan. Sebagai masyarakat kepedulian terhadap lingkungan baik terhadap alam maupun manusia adalah cara untuk menjaga lingungan
BalasHapus