Jumat, 08 April 2016

Antara Sinisme dan Daya Juang ke Nusantara Sehat




            Haloo sudah lama tak bersua.. sekian lama aku bergelut dengan tulisan. Laporan pekerjaan hingga laporan organisasi. Lalu sampai lupa dengan blog sendiri hehe. Oke kali ini aku ingin cerita tentang sinisme.
            Yap. Dalam rangka rekrutment nusantarasehat gelombang 3, Alhamdulillah aku diserbu banyak pertanyaan dari A samapai Z oleh para calon peserta, peserta yang lolos tahap 1 dan lain sebagainya. Kok bisa tanyanya ke aku? Karena instagram dengan hastag #nusantarasehat atau #nusantarasehat2 mungkin ya. Ya memang sebagian besar mengaku dapat dari sana, kemudian mengirim message via instagram, atau meminta Id line dan sebagainya. Aku dengan senang hati menerima pertanyaan dan menjawab dengan baik, sesuai info yang ingin mereka ketahui. Namun ada beberapa pertanyaan yang mungkin menurutku tak pantas atau sinisme yah.. bisa dibilang seperti itu. Kok bisa pertanyaan itu muncul? Mungkin karena paradigma orang indonesia sendiri yang terdoktrin tentang “kekuatan uang”. Langsung paham dong, apa yang aku maksud disini?
            Ada bahkan dua orang yang bertanya hal yang sama kepadaku tentang hal berikut ini.. “Kak..di Nusantara Sehat.. kelulusannya itu murni atau gimana? Kan biasanya dalam mendapat pekerjaan ada yang memorioritaskan dari segi  keluarga atau dari segi dana?” keningku berkerut membaca pertanyaan ini. Lalu ku tunjukkan kepada teman satu tim yang berada di sekitarku. Mereka tersenyum juga dan berkata.. “Bisanya yah.. kita sudah nekad sejauh ini, berjuang sebisa mungkin, ada yang kepikiran kayak gitu...” jawab salah satu teman.
dok.pribadi

            YA. Akhirnya pertanyaan itu aku jawab dengan santun dn tenang. Bahwa di Nusantara Sehat adalah program yang berbeda.. nusantara sehat benar-benar menitik beratkan tenaga kesehatan yang benar-benar bisa survive dengan keadaan lingkungan kelak ia ditempatkan. Tak heran, jika tolak ukur penerimaan dari seleksi berkas dll, tidak hanya dari tingginya nilai ijazah atau IPK terakhir. Melainkan pengalaman organisasi yang pernah dialami atau sedang dialami peserta. Karena jika hanya ingin mendapatkan tenaga kesehatan saja, toh ribuan sana banyak yang punya nilai tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan berorganisasi bisa mengasah soft-skill. Pelajaran yang tak pernah diajarkan di bangku sekolah. Dan inilah yang menjadi point penting, terutama ketika tahap dua, nilai tertinggi yang jadi penilaian adalah saat test wawancara dan FGD (Foccus Grup Discussion). Bukankah mereka yang pemanja, ingin hidup serba mewah, tak akan mau ditempatkan sesuka ke seluruh pelosok daerah di Indonesia oleh Kementrian Kesehatan RI?
            Oke, bagaimana kalau aku sedikit flashback dengan pengalamanku.  Sejak bulan ramadhan tahun 2015 aku mulai resah gelisah. Karena sudah tak betah ditempat kerjaku yang lama. Di sebuah Rumah Sakit daerah di provinsiku. Aku merasa.. sudah cukup pengalamanku dan merasakan “Gakpapa gak di gaji yang penting ilmunya”. Kasarnya seperti itu, mungkin itulah yang dipikirkan seluruh lulusan tenaga kesehatan yang fresh-graduate atau baru lulus. Kerja! Yang penting kerja! Kerja dab Ilmu. Yah, memang banyak ilmu yang aku dapatkan disana. Banyaak sekali, alhamdulillah. Tapi aku menyadari, bahwa gak selamanya aku mau seperti ini. Hidup akan selalu berputar dan kalau aku terus-terusan seperti ini.. menua.. dan berharap akan terjadi pengangkatan ke strata yang lebih baik yang entah kapan terjadinya... akhirnya aku berpikir untuk resign. Tapi sekedar ucap kata resign gak mudah. Setelah resign, aku harus punya pekerjaan pengganti juga. Oke, itu harus.
            Hingga terbesit keinginan untuk merantau ke Serang, Banten.  Tempat temanku yang bekerja di RSIA disana. Ayahku belum menyetujui keinginanku.. baginya anak perempuannya ini yang belum pernah merantau akan sangat menghawatirkannya nanti jika di kota orang, padahal Serang-Lampung itu dekat banget loh, perjalanan 1,5 jam darat dan laut pun sampai. Akhirnya orangtua ku bilang.. tunggu lah setelah lebaran idul fitri. Terserah mau ngapain dah..
            Sebagai seorang yang galau tentang pekerjaan, jika keresahan itu tak tercurah bagiku akan mandeg dan gak ada solusi. Yaa begitulah. Bahaya jika dipendam kan. Akhirnya aku cerita dengan kakak yang selama ini selalu aku ganggui dan sering aku bebankan, dear Yuk Nora Makasih selama iniii <3 Ya, aku bercerita dengan beliau. Hingga akhirnya.. aku dibuat makin galau :’( hahaha. Dia memberikan aku rincian, bagaimana pengeluaran jika kita merantau dan hidup sendiri. Angka realitas dihitung oleh kami bersama, saat itu aku ingat saat beliau ajak aku menemaninya jaga di klinik, hehe. Melihat angkanya, sesak aku dibuatnya. Waah banyak banget ternyata pengeluaran hidup merantau dan dengan gaji seorang perawat Rumah Sakit swasta. Aku bisa kurus, lalu cungkring dibuatnya.. jika hidup dan keuangan untuk membiayai ini itu yang tak ada habisnya. Yuk Nora saat itu memberi solusi, jika ingin semuanya berbeda.. maka sekolah lagi lah. “Buat diri kamu ada perbedaan, hingga kamu bisa di gaji lebih besar dengan keahlian kamu tersendiri.. terserah.. kamu bisa sekolah lagi? Atau ambil keahlian lain? Misalnya perawatan luka? Sekolah ambil perawat anestesi? Atau apapun?” hmm saat itu aku masih belum mau untuk sekolah lagii, hehe.
dok.pribadi. gomawo, yuk Nora. Jazakillah Khair, dok. atas segala bantuannya selama ini :)

            Lalu aku kembali menyebar lamaran dulu ke daerah lokal. Yap, ke RSIA Beleeza. RS baru yang cukup besar dan strategis. Dekat dengan rumahku. Setelah melamar.. ada sedikit cercah sinar dan harapan disana... aku dipanggil.. melaksanakan uji tahap 1 yakni uji kemampuan keperawatan.. soal-soal kasus keperawatan tuntas aku kerjakan dengan lancar.. hingga aku lolos seleksi tahap 2.. test psikologi. Banyaak. Dan saat pengumuman.. aku gagal. Yaa, perawat lulusan Poltekkes saat itu gagal semua di test tahap 2.. karena ternyata RS ini mencari kebanyakan S1 profesi, sedangkan diploma hanya diambil beberapa. Oke, aku kecewa saat itu, wajar. Karena aku merasa harapanku terlalu besar untuk RS ini. Bagaimana tentang pekerjaanku di RS Daerah saat itu? yak.. masih berlanjut. Aku melaksanakan kewajibanku rutin disana. Bergelut dengan pasien anak, shift pagi-sore- atau malam. Disamping itu, makin banyak tekanan di sana. Mulai dari beberapa PNS yang seolah menyindir tentang uang insentip nya yang dibagi kepada kami kaum non PNS di RS itu. padahal bayangkan, kamilah yang senantiasa berlelah-lelah ke pasien :”) belum lagi kepala ruangannya yang selalu mengadvokasi kami, perawat non PNS ini untuk segera resign, agar mendapatkan hasil yang lebih layak. Yak, aku hargai itu, sangat.. hingga puncak galau ku, dan aku terus berjuang dari belakang menulis lamaran pekerjaan ke semua Rumah sakit swasta  yang ada di Bandar Lampung.
dok.pribadi.. sedangkan tugas di Rumah Sakit tempatku bekerja dulu, harus tetap ku jalani dengan hati riang dan ikhlas.hehe. haloo kakak-kakak! rinduuu niih
 
dok.pribadi. bahkan tetep harus konsul kalo pasien emergency walau jaga soree. hehe. ini capturan lama banget, pas nunjukin bukti advice tambahan dari dr.bagus, Sp.A hehe :)
            Rumah sakit yang aku tulis surat lamaran pekerjaan waktu itu adalah.. RS Urip Sumoharjo, RSIA Puri Betik Hati, RS Anugerah Medika. Suatu ketika juga aku kirim lamaran ke RS Kanker Nasional Dharmais, kirim ke Jakarta. Dan saat berkasku sampai, sudah tutup rekrutmen nya.. duh nasiip :”) Sampai akhirnya aku mendapat broadcast BBM tentang Nusantara Sehat. Awalnya aku hiraukan.. “Ah gila ni, siap di tempatkan dimanaapun di seluruh Indonesia? walaah ngeri ah..” lalu broadcast itu aku hiraukan saja. Kemudian ada lagi BBM dari kakak sepupu yang sedang kuliah di UGM saat itu.. “Lan.. ikutan deh ini Nusantara Sehat.. lumayan pengalamannya tuh.. nanti kalo lolos bisa banyak teman dan link di semua provinsi...” tukas Mas Rio via BBM. Aku mulai memikirkannya.. Mas Rio menjadi salah satu yang aku pertimbangkan kata-katanya, soalnya tiap perkataannya selalu bisa dipertanggungjawabkan dan gak ngada-ada. Kupertimbangkan..
            Lalu pesan broadcast itu aku kirim ke Yuk Nora untuk di evaluasi.. hehe. Beliau menyetujui dan merasa, program kementrian kesehatan ini bagus. Dan aku diminta untuk mencoba dulu. Hmm dicoba yah.. lalu aku mulai kumpulkan data dan berkas yang harus aku siapkan. Mulai dari KK, KTP, STR, IJASAH, TRANSKRIP NILAI, dll. Itu semua harus di scan dan buat dalam bentuk PDF lalu dikirim ke pusat karena seleksi berkas akan terjadi via online. Aku bela-belain untuk menyusun berkas, hingga sepulang dari kerja di RS, saat itu sepulang jaga malam, pulang pagi.. aku mampir ke foto kopian yang lengkap di daerah rumahku.. hingga jam 11 siang aku baru sampai di rumah. Lelahnya ituuu luar biasaaaa. Lalu aku mengurus kartu BPJS karena wajib punya kartu BPJS, aku mengurusnya dengan bantuan Arman yang kerja di BPJS RS tempat aku bekerja. Karena askes yang dulu sudah tak berlaku karena sudah tak bersekolah.
dok.pribadi. jaga malam hari terakhir di Alamanda. ada sediih dan haru. dan di foto ini aku seperti anak magang yah. pdahal sengaja, seragam biru ga dipake, tanggung soalnyaa hehe

            Lalu setelah berkas ada, timbul lagi kegalauanku. Setelah melihat dan baca tentang nusantarasehat. Kok aku agak takut yah,, agak ngeri gimanaa gitu.. belum lagi kalo lolos harus pembekalan semi militer seperti itu.. waduuuh. Aku galau.. lagi.. Bingung mau konsul kesiapa.. Aku telpon sahabatku semasa SMP, Ega. Ia berkata.. “Semua yang di takdirkan kepada kita tak akan terjadi pada oranglain. Kalaupun gak lolos, berarti bukan takdir kita. Kalopun lolos, itulah takdir kita. Kalau penempatan jauh, itu menguji kita untuk mandiri. Kalau di sana gak ada sinyal.. itu ujian supaya bisa mandiri, kembali pada alam, dan survive..  jadi tugas kita disini hanya usaha dan mencoba, itu aja Ta..” ucap Mega yang bijak banget malam itu.
            Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengisi form nya via internet, padahal beberapa hari lagi pendaftaran ditutup. Oek aku coba—ku coba. Sampai saat lolos tahap 1, aku tak tahu, karena aku tak mengharapkan dan tak terlalu menunggu. Aku lolos tahap 1, itupun adik kelas ku yang kasih kabar. Lalu test tahap 2 di Jakarta aku punya waktu sekitar 1 minggu untuk bersiap-siap. Persiapan minta cuti beberapa hari, dan mempelajari psikotest. Karena kembali, tugas kita hanyalah ikhtiar dan berdoa yah. Lalu aku ke rumah Yuk Nora untuk minta diajari psikotest, atau berbagai hal tentang wawancara atau FGD (Foccus Grup Discussion). Susah sekali menyatukan jadwal yang padat dengan jadwal beliau sebagai dokter. Akhirnya ada sedikit waktu, jaga pagi, aku kerumah Yuk Nora dan bawa beberapa buku Psikotest. Di rumahnya ada Kak Shinta juga  : ) kami belajar psikotest bersama, hehe. Maaf merepotkan dokter-dokter :’D kemudian aku diajak menginap di rumah Yuk Nora, tanpa persiapan sama sekali, lalu dipinjami baju dll, sama si empunya rumah. Duh Yuk, sampe sekarang aku tu merasa berhutang banget sama yuk Nora, atas kebaikan dan waktunya yang selalu bantu aku :’)
dok.pribadi. si jilbab biru yang aku sayangi. terimakasih Meilisa atas tumpangannya untung menginap di kost-an tercintanya, ditemani si Mirani cahabat aku paling ngeselin yang juga aku sayangi. makasi telah menghibur dan buat stress jadi happy. kangeen pisaan euy!

            Aku mengerjakan soal-soal psikotes dalam buku lama itu. Sementara Yuk Nora tidur di sebelahku karena kelelahan, aku berusaha kerjakan sendiri, lalu jelang tengah malam beliau bangun dan mengajari aku tentang psikotest, test wawancara, hingga test Foccus Grup Discussion. Aku diajarkan, suapaya kita punya pembeda dari pesaing lain. “Kalau kamu punya kemampuan A. Dan peserta lain juga punya kemampuan A. Trus apa yang membedakan kamu dengan yang lainnya?bukankah tim penilai memilih orang yang memiliki kemampuan lebih? Misal kamu punya kemampuan A+B sedangkan orang lain hanya punya kemampuan A saja. Pasti yang dipilih penilai adalah dia yang punya kemampuan A+B kan?” Yaa kira-kira seperti itu Yuk Nora kasih arahan ke aku. Aku udah lupa gimana ia berkata, hehe, intinya begituu. Lalu jelang subuh kami belajar bersama lagi, ternyata waktu subuh itu berkualitas sekali. Ilmu cepat tersambung, hehe :D
            Jelang keberangkatan ke Jakarta, menuju test tahap 2. Malamnya aku galau sambil nyetrika pakaian. Pikranku kemana-mana. Saat itu aku akan berangkat sendiri dari lampung. Kemudian menginap di kostan teman yang sekolah di STIS. Aku galau, kelas berat.. haha lagi-lagi. Aku tuh kepikiran yah.. apa jadinya kalau yang udah aku usahakan ini berujung sia-sia? Aku menelpon Yuk Nora. Ah saat itu ternyata ada kak Marlimtan dirumahnya. Aku menelpon beliau hingga berair mata, maaf aku cengeng dan melankolis saat itu.
Pesan Yuk Nora santai.. entah kenapa beliau ini santai benget saat adiknya merasa galau dan berairmata saat itu.. “Ih kenapa? Yaudah jalani aja.. udah mau berangkat kan? Yaudaah bisa-bisaaa. Udah ah.. cengeng ih.. nih ada Marlintan.. dia pernah ikut test wawancara..” oke lalu tersambung ke Kak Marlintan.. segera aku ambil intonasi suara biasa, setelah tadinya agak becek karena sedih, haha. Intinya Kak Marlintan dengan ceria mengajak aku atau mengarahkan aku bagaimana cara wawancara yang baik, dari A sampai Z tentang wawancara pekerjaan. Aku senang sekali saat itu, lebih bersemangat.. seperti selalu ada yang mendukungku, apapun hasilnya kelak. Jika aku gagal, aku tak akan sedih berkepanjangan karena ada orang yang selalu bisa aku andalkan untuk memberi semangat, jika aku lolos, aku akan lebih berbahagia berkat dukungan mereka semua. Semangat itu meningkat lagi.
dok.pribadi. akhirnya lokasi pembekalan ini aku tapaki. yak RINDAM JAYA. disebelahku adalah uswatulhaq :) dan teman-teman nusantara sehat yang lain :)

Menuju PPSDM tempat test.. hari sabtu. Aku diantar Go-Jek, makasih akang gojek : ) tepat pukul 07.00 WIB, ada Line dari Kak Ramayang Nastiti Estowo, dia kasih semangat untuk test hari ini. Padahal aku cerita tentang Nusantara Sehat sudah lamaa banget, pas ketemu di RS ga sengaja. Beliau saat itu masih Koas di RS tempat ku bekerja, dan dia dukung banget aku resighn. Katanya, orang kayak aku layak untuk dapat pekerjaan yang lebih baik. Ya, Alhamdulillah. Aku lagi-lagi bersyukur dengan banyak orang dibelakangku, yang senantiasa mendukung.
InsyaAllah semua berjalan lancar... Dan setelah pemaparan, aku baru tahu ternyata pendaftar Nusantara Sehat angkatan kedua saat itu berjumlah 11700 orang. Lalu yang lolos seleksi berkas seluruh Indonesia adalah 1100 orang. Dan aku adalah salah satu diantara 1100 orang tersebut. Alhamdulillah. Mengikuti ujiannya hingga sore hari, berjibaku dengan puluhan bahkan ratusan soal psikotest tentang pribadi dan lain sebagainya. Akhirnya test tahap 2 hari itu selesai, dan aku punya teman baru.. Uswatulhaq. Kami bisa saling sharing tentang berbagai hal. Meskipun kelak aku dan dia tak tahu lolos atau tidak, stidaknya menambah persaudaraan kaan.
Sampai saat pengumuman test. Beberapa minggu kemudian.. aku ga berani buka internet. Melihat Web Nusantara Sehat dengan tulisan.. “Sesaat lagi akan ada pengumuman kelulusan, bagi calon Nusantara sehat yang sudah mengikuti test tahap 1..” Waah makin aku ga berani buka web. Aku mau tunggu kabar aja daah dari temen-temen. Entah siapaa huhu. Jelang magrib.. aku di Line oleh Uswah.. dia bilang.. “Rinta Aku lolos Nusantarasehat!!” tulisnya dalam Line. Terbaca riang sekali tulisan itu.. lalu jantungku serentang jadi takikardi. “Oh ya? Waaah selamat ya Uswaaaah.. Eh ada namaku gak? Aku deg-degan nih bukanyaa.. aku belum buka web..” ..
dok. pribadi. Yaa Salaam, akhirnya kena semi militer juga :") semangaat :3

“Oke, tunggu yaah. . aku cek dulu nama mu..” aku nunggu beberapa lama..
Sambil aku komunikasikan ke Yuk Nora tentang pengumuman ini. dan aku ga mau liat pengumuman itu duluan, aku takut kecewa huhuhu. Yuk Nora lah yang mengabari ku.. ia langsung menelpon dan bilang.. “Alhamdulillah.. lulus kamu..”
“Beneran? Serius? Serius ah yuk? Beneraaan?” aku seakan ga percaya.. “Iya.. tuh kamu dapat pembekalan di Rindam Jaya selama 1 bulan...” MasyaAllah dengan peserta sebanyak itu, aku jadi salah satu diantara 535 orang yang lulus seleksi, dengan jumlah pendaftar 11 ribu orang? Alhamdulillah Wasyukurilah : ) lalu baru aku lihat Uswah kirim banyak Line tentang nama-nama yang lolos Nusantara Sehat, ah ada namakuu :’) Akhirnya orangtuaku mengizinkan anaknya ikut pembekalan nusantara sehat, dan ikhlas dengan segala penempatan nanti yang dipilihkan untukku. Papa Dany yang ganteng, makasih atas doa dan izinnya : ), Dear Mama Mardiana yang cantik abis, makasih atas doa dan izinnya untuk anakmu yang perdana banget merantau. Hingga kini di Kalimantan Utara, tepat di Tapal Batas negeri, pulau Sebatik, Perbatasan Indonesia-Malaysia : )
Hmm nah jadi gini, sejujurnya tugas kita dalam mengisi hidup di dunia ini adalah ikhtiar dan doa. Aku membuktikan sendiri bahwa hasil gak akan menghianati proses : ) Masih berani sinisme ke orang? Jangan sedih dengan pencapaian seseorang, namun sedih lah jika kita belum bisa berbuat apa-apa J Aku pun masih belajar, dan masih merasa ujian terberat adalah melawan diri sendiri, untuk bertindak lebih baik lagi :”)
 
dok.pribadi. hari-hari terakhir di RINDAM JAYA, pembekalan nusantara sehat. akhirnyaa boleh pegang hapeee :')
dok.pribadi. seperjuangan bangeet! sukma, okti, uswatulhaq, dan Yuli!! apakabar di ujung timur indonesia heeeh? :"D
 
dok.pribadi. biar gak ngilang di lokasi penempatan :')
 
dok.pribadi. kami siap ditempatkan dimanapun di Indonesia, dan siap bangun kesehatan masyarakat dari pinggiran negeri :)
dok.pribadi. penutupan pembekaan Nusantara Sehat angkatan ke dua di Monas. oleh wakil presiden Jusuf Kalla :)

Ditulis pada:
            07 April 2016 Di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

1 komentar:

  1. Para pemuda ayo sadar dengan kondisi alam Indonesia semakin lama semakin rusak kerana kepentingan oknum untuk mengeruk sumber daya tanpa memahami kelestarian lingkungan. Sebagai masyarakat kepedulian terhadap lingkungan baik terhadap alam maupun manusia adalah cara untuk menjaga lingungan

    BalasHapus

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)