Selasa, 29 Maret 2016

Kelas Inspirasi: "Ketika Perawat jadi Wartawan" (2)



 
dok.pribadi. sebelum berangkat ke SDN 002 Sebatik Tengah
Ini adalah tulisan lanjutan dari kelas Inspirasi (1) ditulisan aku sebelum tulisan ini. selamat Bacaa :)
Oke, apaboleh buat. Akhirnya aku berubah wujud. Dari seorang perawat, berubah jadi seorang wartawan. Aku masuk kelas dengan jaket Nusantarasehat. Aku masuk ruang kelas 3. Langsung disambut nyanyian.. “Selamat datang kakak, selamat datang kakak. Selamat datang kami ucapkan. Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama. Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama...” nyanyian serentak yang dilakukan anak-anak dengan suka cita.
            “Assalamualaikum wr wb. Selamat Pagi!”
            “Waalaikumsalam wr wb.  Pagi-pagi-pagi luarbiasaa!” jawab mereka.
            Kemudian aku mengenalkan diri. Dan menjelaskan tentang profesi sekarang. Aku mengenalan jaket, dan menggantung kamera digital, dan pakai topi. Mereka mengira aku sebagai tukang foto. Walaah, mengira aku sebagai perawat. Hehe sekarang engga lagi. Karena sekarang profesi yang akan aku jelaskan kepada mereka adalah Wartawan. Jadilah aku mengisi kelas Inspirasi tentang  jurnalistik deeh :”) 
dok.pribadi

            Karena engga ada bahan materi. Jadi aku mengingat saja waktu kelas menulis di Forum Lingkar Pena. Saat mengisi kelas jurnalistik di SMA boarding School Miftahul Jannah. Pada anak-anak SD ini aku memberikan ilmu mengenai berita. Tentang 5W 1H yang ada dalam berita dan lainnya. Aku menunjukkan kepada mereka bagaimana seorang reporter menyampaikan liputan atau laporan langsung dari tempat kejadian dengan bahasa sehari-hari. Kemudian aku juga memberi gambaran pada mereka bagaimana seorang wartawan mewawancarai seorang narasumber, misalnya ada artis yang datang atau seorang presiden yang datang ke sekolah mereka. Bagaimana sikap wartawan yang baik ketika akan mewawancarai seorang narasumber dan lain sebagainnya.
 Terakhir aku memberikan tugas kepada mereka untuk menulis diatas kertas satu lembar. Walaupun tema nya jurnalistik, namun untuk tugas yang aku berikan tidak harus tentang yang aku bahas. Setidaknya mereka bisa menuliskan apapun yang ada di pikiran mereka. Aku memberikan mereka tugas untuk menulis bebas mengenai apasaja.
“Keluarkan kertas, pena atau pensil.. ada tugas untuk adik-adik.. tugasnya adalah.. tulislah hal apapun. Sembarang.. tulis tentang pantun kah.. puisi kah.. diary kah.. tentang cita-cita kah.. sembarang yah.. yang penting jangan terlalu pendek, karena akan dibacakan di depan kelas. Waktunya hanya 10 menit. Oke?” ucapku, mengikuti bahasa mereka sehari-hari.
dok.pribadi. anak-anak yang sedang serius dengan tulisannya :)

            Aku melihat sekitar. Berputar... mereka menuliskan berbagai hal. Yang banyak mereka tulis adalah pantun. Mungkin karena terpengaruh serial upin-ipin, atau tokoh jarjit yang suka berpantun yah.. pantunnya lucu-lucu. Setelah 5 menit berlalu.. anak-anak yang selesai menuliskan ceritanya maju kedepan satu-satu sambil membaca karyanya. Bagiku, hmm ini bisa jadi cara mereka juga agar bisa percaya diri berbicara di depan kelas kan. Kadang ada pantun atau cerita mereka yang aneh, atau hanya dua baris saja.. namun aku berusaha tak menutunkan rasa percaya diri mereka, tetap bilang.. “Oke, Pantunnya bagus... siapa lagi yang mau majuu?” mereka berebut maju ke depan kelas. Aku memandang kening-kening itu, kening-kening mungil yang memiliki asa yang tinggi. Anak-anak Indonesia, penerus bangsa. Ah malunya aku pada mereka, seumuran mereka aku dulu sering lalai dan lebih banyak bermain-main sedangkan mereka? selalu berjuang dengan keadaan diri, keadaan sekolahnya yang lumayan jauhnya.
            Kelas-kelas selanjutnya aku selalu memberikan hal yang berbeda. Kadang aku mengajak mereka nyanyi bersama-sama.. menyanyi laskar pelangi dan lain sebagainya.. agar mereka tidak mengantuk dan tetap bersemangat. Sampai akhirnya... ada 6 kelas yang ku ajar. Perkenalan mengenai profesi. Medis dan wartawan. Pengenalan profesi medis walau hanya 2 kelas, lalu 4 kelas pengenalan mengenai jurnalistik aku tetap senang. Dan lebih bahagia karena semangat anak-anak ini. 
dok.pribadi. mengejar waktuu baca karya sendiri :)
 
dok.pribadi. "Cita-cita ku sebagai Pemadam Kebakaran" :)
            Lalu sekitar pukul 12 lewat, Bus sekolah sudah datang menjeput mereka. namun karena masih ada satu materi lagi, mereka di tinggal bus. Dan akhirnya banyak anak yang harus jalan kaki cukup jauh apalagi siang itu sangaat terik dan debunya banyak sekali. Sepulang makan siang bersama staff guru serta narasumber lain. Kami pulang. Karena dokter Eka yang mengisi kelas Inspirasi di Desa Lourdes sudah datang. Lalu beberapa anak memegang tanganku, ingin bicara sesuatu.. “Kak Rinta, bolehkah kita menumpang mobilnya?” tuturnya, karena kami pulang dengan mobil puskesmas.
“Boleh, Dimana rumah kalian?” tanyaku.
“Aji Kuning kak...”
“Oh iya.. ayo bareng saja.. satu arah juga kan..”
Akhirnya adik-adik itu ikut kami pulang ke arah Desa Aji Kuning, meninggalkan Desa Maspul sekolah mereka ini. Ada 3 orang yang ikut kami. Lalu menengok ke belakang.. ternyata masih banyak anak yang jalan kaki bersama-sama.. Tekena hembusan debu dari belakang mobil. “Wah masih banyak juga teman-teman mu yang jalan kaki dibelakang?”
dok.pribadi. say cheese!
 
dok.pribadi
“Iya kak. Ketinggalan bis tadi kan.., jauh mereka punya rumah..” tutur salah satu anak yang ikut di mobil kami. mereka bertiga ini tadi pagi yang menari Tarian Borneo dan Tari Saman : )
Perjalanan memang cukup jauh dari Desa Maspul ke Desa Aji Kuning. Apalagi medannya yang sangat terjal.. jalan-jalan disana masih berupa kerikil, akan ada pembangunan jalan sepertinnya melihat banyaknya bahan pembuatan aspal di sisi jalan. Di Desa Maspul ini juga paling sering terjadi kecelakaan, jika pengendara motor atau mobil tak hati-hati. Dan jika terjadi kecelakaan, luka yang ditimbulkan biasanya lumayan parah, karena kondisi jalan yang masih krikil.
dok.pribadi. para pengajar kelas Inspirasi hari itu :)

HARI INI AKU BELAJAR. Lagi-lagi.. aku belajar banyak dengan mereka, anak-anak SDN 002 Sebatik Tengah, di Desa Maspul. tentang cita-cita anak-anak perbatasan yang sangaaaat ingin meneruskan sekolahnya. Ada ketakutan dalam dada mereka... takut jika orangtuanya kelak.. setelah SD usai menyuruh mereka bekerja membantu orangtuanya ke kebun. Ada rasa takut jika asa mereka tak sampai, kerena tuntutan ekonomi.. sedangkan cita-cita jadi dokter, polisi, TNI, pemadam kebakaran, atau jadi guru itu sudah terpatri di benak mereka. SEMANGAT, ada titik dimana semangat mereka ini sangat menggebu dan berkobar, mereka tak takut dengan apa yang kelak akan mereka hadapi. Yang mereka tahu sekarang adalah, belajar segiat yang mereka bisa, membaca sekuat yang mereka mampu dan berusaha mendapatkan nilai tebaik dalam buku raport nya nanti. Serta jujur dengan apa yang mereka kerjakan. Itulah pemikiran mereka, anak-anak polos dari perbatasan negaraku, Indonesia.
 
dok.pribadi. mading di tembok sekolah mereka, ada juga tulisan mereka mengenai cita-cita
dok.pribadi. pohon impiaaan :)
 
dok.pribadi. semangat tempel impian setinggi yang mereka bisa :)
 
dok.pribadi
 
dok.pribadi. aku gak sedih jika semua siswa gak ada yang berminat jadi perawat. toh, mereka berhak memilih cita-cita yang tinggi kan? dari medis. masih profesi DOKTER lah yangmenjadi primadona, semoga kalian selalu jaga mimpi-mimpi kalian. lalu mewujudkannya yah :)
 
dok.pribadi
dok.pribadi. makasih Syukri kelas 5 SD yang sudah mengutarakan perasaannya :")

Ditulis di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah.. Kalimantan Utara, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)