Desa
Maspul, 23 Maret 2016
Pagi ini ada agenda yang tak biasa
buatku. Biasanya aku hanya jaga gawang di dalam UGD untuk menunggu pasien dan
melayani pasein yang membutuhkan pengobatan maupun perawatan dari perawat. Tapi
kali ini beda. Beda yang menyenangkan. Aku menjadi perwakilan Puskesmas untuk
menggantikan dokter yang harusnya mengisi materi di kelas Inspirasi SDN 002
Sebatik Tengah. Hal ini dikarenakan dokter di Puskesmas kami hanya ada dua
orang, sedangkan kegiatan diadakan serentak di dua sekolah yang berbeda. Kelas
Inspirasi ini di prakarsai oleh tim Indonesia Mengajar wilayah Sebatik Tengah.
Untuk wilayah sebatik Tengah, tim Indonesia Mengajar ada di Desa Maspul dan
Desa Sungai Limau, dusun Lourdes. Mereka adalah Kak Mubin dan mbak Vida.
dok.pribadi. panduan pengajar |
Surat undangan sudah diberikan sejak
beberapa hari sebelum acara, sekitar dua atau tiga hari. Namun karena
keterbatasan.. dokter hanya ada dua orang sedangkan di Puskesmas tetap harus
ada pelayanan kepada pasien. Akhirnya dokter Eka yang ditugaskan Pinpus untuk
mengisi materi di Sungai Limau, Desa Lourdes. Sedangkan aku mengisi di Desa
Maspul bersama Kiki salah satu tim Nusantara Sehat juga profesi Bidan.
dok.pribadi. anak-anak SDN 002 Sebatik Tengah |
Pagi ini, pukul 08.00 WITA, kami
baru sampai. Terlambat sebenarnya, seharusnya pukul setengah 8 kami sudah di
lokasi, namun di Puskesmas kami harus menjalankan Apel Pagi dulu. Desa Maspul
yang jaraknya lumayan jauh, jalannya lumayan tak berbentuk serta debunya yang
luar biasa. Sesampainya di SD tersebut. Langsung diadakan upacara pembukaan.
Waah ternyata memang hanya untuk menunggu kami acara itu dimulai. Disana sudah
ada berbagai profesi ternyata, profesi guru, polisi, pemadam kebakaran, dll. Ah
luar biasa. aku pikir hanya sekedar upacara biasa, namun.. ternyata ada
persembahan keren-keren dari pada murid Sekolah Dasar di Perbatasan Negara ini.
Para murid SD ini dengan lihainya
menunjukkan kebolehan mereka tentang tarian.. yaitu tarian Borneo yang biasa
dipakai untuk menyambut tamu negara, dan tari Saman. Tari dari Aceh yang
mengandalkan musik dari akapela, dari mulut. Aku terkesima, sungguh, terasa
sangat dihormati kedatangan kami.. ada bangga di Dada. Berada di lingkungan
luar bisa seperti ini. anak-anak negeri yang bersemangat, anggun menarikan
tarian bangsanya.
dok.pribadi. Tari Saman |
dok.pribadi |
Setelah tarian dan upacara selesai. Kami mengikuti briefing dahulu di ruang guru. Mas Mubin selaku panitia memberitahu sistematika acara hari ini. mulai dari waktu sampai materi apa yang harus dijelaskan. Ohya, aku dan kiki di malam sebelumnya telah mempersiapkan sesuatu, agar kondisi kelas kondusif dan tak membosankan. Nanti aku ceritakan dah yaa..
Oke kelas pertama kami adalah...
anak-anak kelas 5. Kami di sambut dengan lagu Indonesia Raya. Ya, begitulah
anak sekolah di wilayah perbatasan... hal wajib sebelum dilakukan pelajaran.
Selain doa adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai identitasnya. Kami
membawa perlengkapan untuk acara pagi itu. kelas inspirasi mengenai cita-cita.
Kami masuk.. anak-anak dalam kelas itu tidak sampai berjumlah 30 murid.
Terlihat wajah-wajah polos penuh
semangat itu. duduk dibalik kursi yang membentuk letter U menatap kami yang
baru masuk kedalam kelasnya. Semua terdiam setelah menyanyikan lagu Indonesia
raya. Aku memulai acara mengajar pagi itu.. “Selamat Pagi!?”. mereka jawab
dengan serentak.. “Pagi-Pagi-Pagiii Luar biasaa!” waah mereka sudah punya
yel-yel sendiri dengan sapaan selamat pagi. “Oke, kelas berapa ini?”. “Kelas 5,
Bu..” jawab mereka serentak.
dok.pribadi |
“Baik, perkenalkan, nama aku Rinta
Wulandari.. profesi sebagai perawat. Dan ini Kak Kiki, profesi sebagai Bidan.
Kami dari Puskesmas Aji Kuning, akan memberikan perkenalan mengenai profesi
medis, yaitu dokter, perawat dan bidan. Hmm.. apasih impian kalian? Apasih
cita-cita yang pingiiin banget kalian gapai?”
“Nah di depan kalian ada dua kertas
berwarna-warni. Dibelakangnya ada lem perekat. Kalian tulis dua cita-cita yang
ingiiiin sekali kalian gapai? Tulis yang besar. Lalu.... kita lihat di papan
tulis.. ada gambar apa nih?”
“Pohon Impian....” seru murid
bersamaan.
“Nah, setelah tulis dua impian
kalian.. kalian bisa tempel impian itu di atas pohon impian. Pokoknya harus
diposisi paling tinggi.. karena impian harus tinggi..” ucapku. Lalu aku
memberikan waktu pada para murid untuk menuliskan impiannya di atas kertas yang
tersedia di masing-masing mereka. “Kakak hitung sampai sepuluh, impian kalian
harus sudah ada ya.. dan mulai dari kiri bergilir tempelkan impian itu di pohon
impian..” ucapku bersemangat.
dok.pribadi |
Setelah hitungan ke sepuluh. Anak-anak
sudah mulai menempelkan potongan impian mereka di atas pohon impian. Tiga orang
maju. Dengan tertib dan sukacita menempelkan impian mereka di masa mendatang di
atas pohon impian. Mereka antusias sekali, bersemangat : ) aku jadi lebih
bersemangat melihat mereka. setelah semua tertempel rapi diatas pohon impian,
aku mulai materi. Materi sekenanya, sekilas mengenai paramedis. Aku menjelaskan
tentang profesi dokter, perawat, dan bidan. Setelah semua ku perkenalkan.. kami
mengeluarkan berbagai alat medis yang sudah kami bawa dari Puskesmas.
Perawalatan itu kami rapilan diatas bangku kayu.
Para murid bergidik ngeri dengan apa
yang kami keluarkan.. “Hiiy mau di suntik! Ngerinyaaa!”
“Haha jangan ngeri dulu yaah.. ini
adalah peralatan yang sering kita temui di rumah sakit atau puskesmas yah.
Siapa yang pernah disuntik?” seketika beberapa orang menunjuk. “Yak, mungkin
ada yang biasa suntik karena untuk imunisasi yah.. atau ada yang pernah
diinfus?” beberapa orang menunjuk. “sakit apa?” . Sakit Malaria, Kak...” ucap
gadis kecil di sudut sana. Yak. Malaria memang masih sangat endrmis di kawasan
sebatik, Kalimantan Utara sebelum tahun 2014.
“Nah ini dia namanya jarum suntik..
lihat ini... boleh dibawa keliling ke teman sebelahnya, untuk melihat jarum
suntik... hmm lalu ada yang tahu ini apa?” ucapku sambil menunjukkan stetoskop
yang sejak tadi di kalungkan ke leherku. Anak-anak menjawab serentak.. “Itu
untuk dengar.. dengar.. untuk sembuhin orang sakit...” ucap mereka lugu. “Ini
adalah.. stetoskop, stetoskop itu fungsinya untuk memeriksa orang yang sakit.
Untuk memeriksa bagian tubuh yang ada bunyinya.. apa contohnya? Jan...?”
“Tuuung...” lanjut anak-anak.
“Ya jantung, lalu perut.. terasa kan
kalau kita lapar perut akan berbunyi...” ucapku sambil menatap seluruh
anak-anak di dalam kelas.
dok.pribadi |
Anak-anak memiliki konsentrasi yang
terbatas, waktu yang diberikan panitia hanya 30 menit. Aku melanjutkan dengan
beberapa prakti pergerakan.. simpel saja.. mereka satu-satu menggunakan
stetoskop memerksa temannya satu demi satu. “Siapa yang mau coba pakai stetoskop?”
Seketika mereka ramai tunjuk tangan.
“Oke, bawa kursinya.. kita buktikan.. kita dengarkan.. apasih yang terdengar
dari dalam stetoskop??”
Para anak semangat maju kedepan
kelas mencoba stetoskop. “Apa bunyinya?” tanyaku setelah mereka memeriksa area
jantung temannya. “Bunyinya Deg...deg...” ucap mereka sambil tersenyum puas.
***
Kelas 5 SD telah dilalui. Lanjut ke
kelas selanjutmya, yaitu kelas 6 SD. Masih dengan suasana yang sama. Kelas 6 SD
mungkin sudah tahap mengerti dan tahap ingin mengetahui lebih banyak tentang
cita-cita. Seperti awal. Menuliskan cita-cita di atas kertas berwarna. Mereka
menuliskannya lalu menempelkannya. Kemudian aku jelaskan tentang tiga profesi
medis. Lalu pengenalan alat-alat medis seperti awal, kemudian aku coba bermain
peran. Ada yang menjadi dokter, perawat, bidan, ada juga yang menjadi pasien.
Mereka bersemangat, memang jika materi ajar beragam. Tidak monoton teori. Akan
membuat anak aktif dan tidak mengantuk. Mereka tertawa bersama. Pandangannya
antusias, ketika melihat temannya berakting sebagai dokter dan pasien.
Pertanyaan pun lebih aktif di lontarkan oleh anak kelas 6 SD, sampai pertanyaan
yang tak sesuai dengan waktunya.. misalnya mereka tanya “Virus itu apasih kak?”
tentu aku jawab dengan bahasa yang mereka mengerti. Ada lagi yang tanya, “Bagaimana
caranya supaya bisa menjadi dokter?”, lalu “Kak tenaga medis itu apasih?”
Setelah dua kelas kami isi.
Begitupun kelas lainnya, yang diisi dengan berbagai profesi. Istirahat sekitar
pukul 10.30. nah ternyata Pak Polisi yang seharusnya mengisi kelas, ada
panggilan oleh atasan. Jadi tidak bisa mengisi kelas. Akhirnya.. Mas Mubin
melakukan lobi ke aku, agar aku mengisi kelas yang kosong itu menjadi profesi
wartawan. Sedangkan untuk profesi medis di lanjutkan oleh Kiki yang berprofesi
sebagai bidan.
dok.pribadi. lagi tunjukin lokasi pembuluh darah untuk melakukan infus.hehe |
Di ruang istirahat pun terjalin
obrolan mengenai para anak-anak. Seperti bapak sekretaris camat yang mewakili Pak
Camat memberikan materi, ia bilang mengajar di kelas 1 sangaat repot. Ada yang
naik meja, pukul temannya, dan tak bisa diam. Ia salut dengan guru yang bisa
mengajar di kelas 1 yang super nakalnya. Ada lagi pak Polisi yang cerita ada
anak yang bilang..”Pak aku nak jadi tukang kebun je lah.., bapakku urus kebun
duren pun banyak juga duitnya...” ucap Pak Polisi mengikuti kata anak-anak yang
ada di kelas tadi. Anak-anak di perbatasan ini banyak terpengaruh negara
seberang bahasanya. Jadi saat pemadam kebakaran masuk ke kelas mereka hendak
memberikan materi.. anak-anak tahu nama profesi itu dengan sebutan “Bomba”. Karena terpengaruh bahasa melayu,
sedangkan di Indonesia Pemadam kebarakaran ya disebut Pemadam Kebakaran : ). Bersambuung.....
dok.pribadi. bersama Mas Mubin, dari Indonesia Mengajar |
Waah aku suka banget dengan tulisan Rinta, keren banget :)
BalasHapushehe makasih mbak naqiii. tulisan mbak naqi juga keren.. dibimbing lagi ya mbak :)
HapusAssalamualaikum mbak rinta.. salam kenal saya laila dari kemendikbud, teman mas mubin juga, semoga selalu menginspirasi.. ^_^
BalasHapuswaalaikumsalam. salam kenal kembali mbak Laila.terimakasih mbak Laila :)
HapusDapat undangan juga buat isi kelas inspirasi. Baca tulisan mbak rinta, jadi terinspirasi. Hehehe... makasih ya mbak, senang 'bertemu' sesama perawat
BalasHapushaloo mbak Fitri.. salam sejawat. semoga selalu bisa menginspirasi banyak orang yaa. aamiin :)
HapusKak keren bgtttt, smg bisa terus berkarya ya kak :) btw boleh minta alamat emailnya ngga kak? Pgn sharing2.. Makasih kak
BalasHapusHaloo. terimakasih Rafika. aamiin. doa yang baik kembali padamu yaa. boleh banget, silakan: rinta.write@gmail.com
Hapus