Minggu, 06 Maret 2016

Setangkup Rindu Perantau







            Entah kenapa malam ini lagi sendu. Pinginnya tulis sesuatu yang agak sedih dan mencurahkan kesedihan ini. Entah ya kenapa sedih aja gitu rasanya. Sedih yang gak jelas, sedihnya itu campur baur. Mungkin inilah ‘rasa’ yang sering dihinggapi para perantau. Beberapa hal yang sering membuatku merasa sedih adalah... ketinggalan banyak moment dengan orang-orang yang dekat.
            KELUARGA. Keluargaku mengikhlaskan aku, anak keduanya yang tidak pernah merantau ini. Aku tahu, Ayahku adalah orang yang paling berat melepas anak perempuannya ini. Walaupun awalnya terlihat beliaulah yang paling semangat, seakan bilang.. “Gih pergi buruan, nih udah Papa siapin semua perlengkapan..” dari masih di Lampung sebelum ke Rindam Jaya untuk pembekalan militer dan di penempatan. Beliau sudah beliin koper yang lebih besar dan baru, paling awal cari tiket untuk ke Jakarta dan lain sebagainya. Sampai akhirnya.. waktu berlalu begitu cepat.. aku sudah berada di penempatan kerjaku di Kalimantan Utara, pulau Sebatik perbatasan Indonesia-Malaysia. Lalu ayahku tiba-tiba BBM.. “Lan sebenernya Papa ga tega liat Wulan pergi jauh.. tapi Papa cuma bisa berdoa dari sini...” pas baca.. rasanya itu.. nyessss. Antara sedih sama gimanaaa gitu, ya sedih sih :”) Yah, aku balas aja dengan perasaan riang gembira.. “Papa doain Wulan aja yah disini.. Wulan kan disini juga karena kemauan sendiri, Wulan seneng kok disini : )”. Dan saat itu aku ga kuasa untuk telpon ayah aku. Takutnya malah pecah dan termehek-mehek. Haha
dok.pribadi, foto bersama keluarga dari Aceh jelang pernikahan kakak esok harinya
 
dok.pribadi. ketika rindu hanya lewat udara. keluarga :")
            Dalam keluarga juga, aku akan kehilangan banyak moment kebersamaan. Mungkin saat ada perayaan, hari besar agama. Bahkan saat keponakanku si Rafan yang dari bayi merah sering aku urusi, hingga kini saat usianya satu tahun.. tiba-tiba aku dengar berita ia akan di operasai besoknya. Wiiw, rasanya ituuuu kaget campur kesel. Karena Rafan, se-kecil itu pengobatannya itu udah kaya orang dewasa pengobatan tradisional pake banget, kalo dia pilek-flu, rewel, ga enak badan, setelah kedokter untuk konsul, teteup aja pake jasa pijat segala, pijat bayi, di kerokin. Nah ini di kerokin yang bikin aku sering berapi, masih sekecil itu dikerokin loh, memang jadi merah-merah itu punggungnya, tapi kasian kan, kulit bayi masih lembut dan sensitif harus di garuk pake coin?hiks :”) aku pertama kali dikerokin pas kelas 2 SMA, di Semarang. Dan setelah itu.. aku kapok dikerokin.
dok.pribadi. Rafan, sehat-sehat ya Nak :)
 
dok.pribadi. Rafan botak, senyum ompong. missyou sayaang :*
            Okelah akhirnya ternyata si Rafan memang ada gangguan di area pencernaan dan harus di operasi secepatnya. Yang buat sedih adalah, ketika gak ada di samping dia saat dia sakit dan berjuang, ga bisa nungguin dan liat perkembangannya langsung. Setidaknya kalo aku disamping Rafan, aku bisa bantu GV (Ganti Verban) luka jahitan operasinya kan? Untuk apa punya tante perawat kalo ga bisa rawat ponakan sendiri kaan. Ih sedihnya. Kekhawatiran aku yang paling besar adalah.. satu tahun.. atau dua tahun setelah aku pulang tugas.. takutnya Rafan udah gak kenal aku lagi.. mungkin dia akan tanya ke Bundanya saat lihat aku.. “Bun, kakak ini siapa ya? Kok Unyu banget?” *eh, yang bikin ga seneng adalah ketika ponakan itu gak kenal lagi sama tantenya sendiriii padahal tantenya menderita rindu berat di Kalimantan.
dok.pribadi.  Rafan sebelum setahun

dok.pribadi. Aninda (adik bungsuku), Aku, Rafan

            SAHABAT. Ketika usia muda-muda selalu have fun. Makan bareng sahabat, temen lama. Sahabat di SMP, teman dekat saat kuliah. kemudian akan posting di sosial media baik Path ataupun Instagram. Kemudian nonto bioskop bersama ketika ada film baru. Aku? Aku disini aja, krik-krik. Kerjain tugas, laporan ini-itu, jaga UGD Puskesmas. Setelah semua beres.. kegiatanku? Baca buku-nonton film di netbook-nulis-mantengin sosmed liat temen-temen seru disana. Saking ga ada referensi buku lain, buku-buku saat pelatihan di RSCM untuk neonatus dan maternitas hampir aku baca habis, padahal aku bukan tipikal pembaca buku materi. Hiks :”) kemudian saat ada teman yang wisuda, hari kelahiran.. tentu aku tak ada di sisi mereka. Tak ada fotonya yang bisa di dokumentasikan yang kelak jadi bahan cerita tentang hubungan persahabatan itu. Mau beli buku baru? Nonton bioskop update film terkini? Disini gak ada gramedia. Padahal di Lampung tu Gramedia ada di dua tempat, belum lagi toko buku kecil yang cukup banyak, kemudian bioskop.. di Bandarlampung.. bioskop tu ada di dua tempat. Salah satunya di dekat rumah aku sendiri. Nah disini.. gak ada gramedia maupun toko buku sama sekali. Lalu bioskop.. adanya di kota Balikpapan. Dari Pulau Sebatik, kita kudu naik speedboat pulang pergi dan butuh ongkos sekitar 500 ribu rupiah. Untuk nonton? Mungkin paling mahal tiket seharga 70 ribu. Hayo mahalan ongkos atau tiket nontonnya?hiks :”) –kesenangan duniawi yang ga akan aku rasa dalam waktu dekat, tapi rasa bahagia InsyaAllah bisa aku bentuk sendiri kok :”)
dok.pribadi. sahabat SMP, hingga kini :)

dok.pribadi. ini foto lamaa banget, hehe.
dok.pribadi. sahabat di masa SMA, hingga kini

dok.pribadi. sahabat di masa SMA, hampir lengkap. kurang Meilisa

dok.pribadi. teman-teman seperjuangan masa kuliah.

dok.pribadi. partner suka-duka, sahabat masa kuliah, berjuang bersama, hingga kini.
           
dok.pribadi. rindu makan beginiaan hiks :")
 LIQO. Melingkar, membahas berbagai hal tentang islam. Saat aku pelatihan maternitas, di Aula kedokteran UI Salemba.. tepatnya saat akan sholat Dzuhur di masjidnya. Aku mlihat para mahasiswa dan residen kedokteran yang sedang melingkar di sana.. aku tahu mereka sebagian residen dan  mahasiswa kedokteran karena lokasi yang memang di kawasan kedokteran, serta ada anggota yang terlambat datang masih memakai sneli putihnya. Dulu sebelum ke Jakarta untuk pelatihan, aku sering lakukan lingkaran ini.. lingkaran yang aku rindukan. Ditambah lagi.. saat di Lampung memang rekan liqo ku juga adalah para dokter.. yang beberapa sudah ku kenal saat mereka masih menjadi doktermuda (koas) dan aku masih mahasiswa keperawatan. Siraman rohani itu penting, amat penting. Tapi disini, aku memang butuh kajian itu.. namun sebaik-baiknya aku juga harus mensortir apa yang ingin aku ikuti. Karena marak informasi ajaran-ajaran yang berbeda atau tak sesuai, seperti Gafatar atau lain sebagainya. Di dekat rumah dinas, tak ada masjid. Untuk menuju masjid aku harus turun kebawah bukit dahulu. Lumayan. Sementara aku masih mencari dan mencari informasi sendiri lewat internet.
dok.pribadi. kakak-kakak dokter yang menginspirasi :)

dok.pribadi. perawat ditengah para dokter. senang mengenal kakak-kakak semua :)

dok.pribadi. partner cerita, teman Liqo, cari ilmu agama bersama. gomawo dok!
 
dok.pribadi. berburu kajian agama bersamaaa
            ORGANISASI. Di Bandarlampung.. aku meninggalkan dua tanggungjawab besar dalam organisasi. Pertama adalah di Forum Lingkar Pena (FLP) Bandarlampung. aku meninggalkan tugasku sebagai sekretaris disana, padahal FLP Bandarlampung sedang giat-giatnya melakukan perbaikan organisasi. Kemudian FLP Bandarlampung juga diawal telah ditinggalkan Adit Al-Fikri tim kaderisasi.. yang harus ke Jakarta atau Jawa gitu.. untuk mengikuti pendidikan kepolisian.. sekarang guru olahraga itu sudah menjadi polisi dan tak berdomisili di Lampung lagi. Lalu.. diawal aku udah bilang kalau mengikuti test Nusantara Sehat.. jika aku lolos aku akan begini.. begitu.. malah cukup banyak yang mendoakan agar aku gak lolos *parah kan* haha :”) tapi akhirnya Allah kasih kesempatan dalam pekerjaan ini. NusantaraSehat 2.. aku pamit, membuat surat pengunduran diri.. Thika, Echi, mbak Desti.. merekalah mungkin yang paling kuat di organisasi ini,, kalau tak ada mereka.. mungkin sudah bubar. Akhirnya mbak Desti mengikhlaskan.. dan ia sempat bilang dalam BBM nya, bahwa tiap orang akan berpisah juga untuk menjadi yang lebih baik. Terakhir, mbak Desti bilang agar aku tetap menjaga diri, dan tak berubah.. tetap jadi Rinta yang ia kenal saat di Lampung. Dan banyak lagi nasihat beliau.. mbak Desti sudah ku anggap seperti kakak yang super bijak. 
dok.pribadi. keliatan jadul banget yak. ini FLP Lampung yang aku rindukaan

dok.pribadi. foto saat milad FLP tahun 2013. rindu kebersamaan iniii

dok.pribadi. foto bersama Asma nadia

dok.pribadi. dalam foto ini anggota hampir lengkap. pakai banget.hehe
 
dok.pribadi. kelas menulis bersama. Forum Lingkar Pena Lampung :)
            Kedua. Di Organisasi Sedekah Rombongan. Profesiku sebelumnya adalah seorang perawat RSUD di Lampung. Mempermudah tim sedekah rombongan untuk mencari pasien-pasien dhuafa. Lihat dari kategori jaminan sosialnya, keluarganya dan penyakitnya. Tentu dengan mudah aku bisa mencari datanya. Daripada teman teman kurir sedekah rombongan di daerah Jawa yang harus kepelosok negeri sampai ke daerah ekstrem untuk mendapatkan pasien. Tentu ini kemudahan yang aku miliki dan organisasi ini miliki, sehingga sedekah dari para sedekah kholics se-Indonesia tersampaikan. Kemudian saat aku di terima di Nusantara Sehat.. dr.Widhi selaku koordinator kota di Lampung menyarankan agar aku melakukan overan pada kurir yang ‘jenisnya seperti aku’ agak bingung dengan kata-kata itu.. hmm yang jelas kurir perempuan dah yaa. Hehe. Aku mencari seseorang yang kuanggap bisa dan amanah. Kemudian setelah mantap ku overkan pada orang tersebut.. sempat terjadi miss komunikasi.. mungkin karena baru dan dia  feel nya belum dapat di organisasi ini. kemudian agak vakum cukup panjang.. karena pelatihan militer di Rindam Jaya. Dan tak pegang handphone. Akupun sempat kehilangan kontak teman yang aku beri amanah melanjutkan perjuangan jadi kurir #SR di RSAM. Akhirnya sekarang terkondisikan lagi kok.. kurir yang hilang itu kini bisa dihubungi lagi.. dan tetap mau bantu #SR menjadi kurir belakang layar dan komunikasi melalui aku : ) Alhamdulillah.
dok.pribadi. alhamdulillah. jadi salah satu kontributor di Majalah tembus langit edisi perdana. website: www.sedekahrombongan.com

dok.pribadi. Aulia(bidan), Naufal(pasien), dan aku(perawat). kurir #SR bersama pasien. Naufal adalah pasien dampingan sedekah rombongan, diagnosa: syndrome nefrotik

dok.pribadi. majalah tembus langit sudah berada di tangan orang-orang yang menginspirasi. Kiri atas: irwansyah, kanan atas Teuku wisnu KW super (haha, kak Didi!), bawah Teuku Wisnu original, bawah kiri:David Chalik (artis)

            Sekarang, di Kalimantan Utara...setelah mantap mendapat lokasi disini.. sinyal oke. Aku melanjutkan tugaku sebagai kurir wilayah barat.. yakni jadi tim sosial media yang memberi kabar pada sedekah kholiks seluruh Indonesia, bahwa benar.. sedekah mereka tersampaikan 100%. Sedangkan pencarian pasien.. terus aku lakukan untuk wilayah Kalimantan Utara, khususnya di Pulau Sebatik.
dok.pribadi. selarang disinilah aku. sebatik tengah.. kalimantan utara, perbatasan indonesia-malaysia.
            Hubungan dengan Saudara-saudara dekat. Yaaah karena jauhnya lokasi kali yah.. jadi lumayan cukup dekat dan sering komunikasi.. sama kakak, adik pertama, adik kedua, kakak sepupu, adik sepupu. Sering Line di grup keluarga dan lain sebagainya. Sering kirim vidio perkembangan Rafan yang sudah sehat lagi, ngobrol santai sama Wodang Nia, sama Haykal yang lagi liburan semester dari kuliahnya di Universitas Brawijaya itu, lalu sama si Bungsu Aninda yang gaya fotonya hampir seperti Raisa, yang setiap telpon selalu aku mainin dan ngakak bareng. Sok bilang gak kangen tapi kangen... haha. Mungkin kalo ketemu langsung terjadi proses menjambak rambut dan tarik jilbab -_- haha. Lalu hubungan sama kakak sepupu yang di Aceh, kakak sepepu yang lagi sekolah di Semarang, komunikasi sama kakak sepupu Mas Iyo di Jogja yang sering tanya-tanya hal serius tentang masa depan, dan lain sebagainya. Seketika sosial media menggabungkan semuanya, bagi aku perantau yang sangat jauh dari pelupuk mata ini.
dok.pribadi. untuk Nusantara yang sehat. Nusantara Sehat :)


            “Tenang Ta, tinggal 22 Bulan lagi... bukankah waktu begitu cepat berlalu? Tinggal benahi diri dan belajar apa yang bisa dipelajari. Kerjakan tugasmu sesuai tupoksinya. Jalani apa yang ada.. jaga bicara, jaga perilaku, buat hubungan silaturahim seluas-luasnya...” Kata Rinta, dalam hati. Sekian.
           
Rumah Dinas, 17 Februari 2016
Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara-Indonesia.
dok.pribadi
 "Di Belahan bumi manapun kelak kedua telapak kelak berdiri, tetaplah ingat untuk selalu bersujud, minta keberkahan dan keridhoan-Nya untuk semua yang kita kerjakan". -dr. Nora Ramkita- (dalam surat di kertas hijau motif angry bird). hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)