Malam ini aku baru saja sedang
memotong daun kangkung dari batangnya, untuk persiapan masak makan malam.
Maklum, melam ini adalah jadwalku untuk piket masak. Selagi aku seru memtik,
tiba-tiba Kiki bidan dari tim kami menelepon dari UGD Puskesmas. “Rinta di
minta dr.Astri merujuk pasien..” tutur Kiki dari kejauhan.
Segera aku bergegas mengenakan
pakaian yang lebih rapi dengan jaket khas Nusantara Sehat. Setelah sampai di
UGD, aku melihat pasiennya... oh ini pasien yang tadi pagi.. tadi pagi ibu ini
juga datang dengan keluhan kateter yang terpasang tidak mengeluarkan urine nya.
Terakhir urine yang keluar sedikit dan bercampur pus (nanah). Si ibu memang
sudah di diagnosa kanker Serviks (kanker leher rahim). Diagnosa tersebut dari
rumah sakit di Makassar. Si ibu sudah mengalami kanker stadium 3B.. termasuk
stadium lanjut yang berbahaya.. rumah sakit menyarankan kemoterapi rutin. Namun
pasien menolak, dikarenakan biaya dan tidak ada yang menunggui di RS. Akhirnya
si ibu APS alias pulang paksa alias pulang atas permintaan pasien dan keluarga.
Lalu beberapa minggu kemudian, si
ibu kembali mengalami keluhan, yakni tidak bisa buang air kecil ke puskesmas..
akhirnya di puskesmas, si ibu di pasangkan kateter dengan kontrol rutin..
karena rumah ibu dekat dengan Puskesmas. Si ibu diizinkan rawat jalan. Saat itu
urine keluar, normal. Walau agak sedikit keruh.. sehari berikutnya.. paginya si
ibu datang dengan keluhan tidak keluar
urine nya.. oleh dokter dilakukan spooling kateter. Namun tidak berhasil. Urine
tidak juga keluar.
Akhirnya dokter menyarankan rujuk.
Rujuk pasien ke RSUD Nunukan. Dokter Astri melihat tampilan aku, yang seperti
akan pergi main. Haha, ia meminta ku untuk berganti pakaian. Karena aku adalah
satu-satunya perawat yang akan merujuk,, sedangkan Kak Ina yang akan ikut
merujuk pun adalah bidan. Aku dipinjami baju jaga nya dokter Astri. Berupa
seragam kuning-kuning.. yang di pakaian itu pada dada kirinya bertuliskan “UGD Puskesmas Sanur”, dan di dada kanan
tertulis “dr. Astri”, haha setelah
pakai pakaian itu di olokin orang rumah.. “Ciyee dokter Rinta”, hahaha -__-
Malam sekitar jam setengah 9 malam kami baru berangkat dari puskesmas. Dari PKM
menuju dermaga Bambangan membutuhkan waktu sekitar 40 menit.. perjalanan yang
gelap gulita.. kanan kiri masih hutan.. naik turun perbukitan, namun
Alhamdulillah jalanan sudah mulus untuk wilayah sebatik.. Oh ya Roi ikut
sebagai lelaki yang mengawasi kami merujuk malam ini.. si Adik salah satu tim
kami ini, jurusan Analis kesehatan ini girang banget diajak merujuk. Akhirnya
dia bisa menghirup udara luar yah.. hehe :”)
Karena sudah malam, kami agak
kesulitan mencari speedboat yang akan
mengantar kami. karena tidak mungkin untuk pakai perahu. Akan makan waktu yang lama.
Kebanyakan para driver speedboat enggan untuk mengantar seberang pulau
malam-malam. Malah ada yang minta ongkos lebih seperti minta ongkos untuk
pulang-perginya sebesar Rp.500 ribu. Ongkos biasanya hanya sebesar 200 ribu.
Akhirnya kami menelepon Kak Kahar.. ia punya langganan speedboat.. Kak Kahar memang pergaulannya luas kok, hehe.
Jadilah kami dapat speedboat seharga
biasa Rp.200 ribu. Kerennya, ternyata si bapak driver speedboat ini adalah orang Nunukan. Jadi ia dari Nunukan,
menyeberang ke Pulau Sebatik demi menjemput pasien sakit yang akan di rujuk.
Anak si ibu, pasien kami ada 9 orang. Untungnya semua anaknya tak ikut datang
merujuk ibunya. Hanya ada 3 orang anaknya yang paling dahulu lahir. Dan satu
orang yang sudah cukup tua namun masih segar, mungkin ia adalah ibunya pasien,
atau neneknya ketiga anak itu. anak-anaknya sudah berusia 24 tahun yang paling
tua.
Dengan sedikit modifikasi dan
akal-akalan tempat duduk di speedboat, akhirnya muat untuk kami berdelapan plus
nahkoda speed. Kami berlayar menyeberang di gelapnya malam ditengah lautan.
Melihat keatas banyak taburan bintang. Kami berlayar di hempas ombak..
dinginnya angin malam cukup menusuk. Kami menyeberang dengan bantuan penyinaran
senter yang kecil. Alhamdulillah kami sampai di dermaga.. kali ini dermaganya
agak lebih pendek.. karena kami transitdi dermaga Tanah Merah. Disana kami
sudah di tunggu para nelayan yang sedang duduk. Disana kami sudah ditunggu
dengan gerobak. YA. Tempat transit Tanah Merah ini tidak bisa dilalui mobil
ambulance RSUD Nunukan.. karena masih diatas laut.. alias kami hanya berjalan
diatas keramba.. lalu kayu-kayu yang
hanya bisa dilalui paling berat oleh motor. Kami bergotong royong mengangkut
pasien dengan gerobak. Perlahan tapi pasti.. kami menuju tempat Ambulance
parkir. Agak depan jalan. Kami memasukan pasien kedalam mobil Ambulance
perlahan.
Kami sampai di UGD RSUD Nunukan.
Pasien segera tidur di ruang UGD, aku melakukan overan pasien kepada dokter
jaga malam itu. beliau adalah dokter yang sama, saat aku merujuk pasien ke
Nunukan perdana, dr.Bunga. aku menjelaskan segala keluhan dan riwayat sakitnya
si pasien. Setelah semuanya beres, berkas ku sebagai tanda penerimaan pasien
sudah di tandatangani dan di Cap, lalu kami kembali pulang menaiki ambulance
lagi. Beruntung kami bawa Roi sebagai laki-laki yang bisa diandalkan tenaganya
untuk bersama-sama mengangkut pasien.
Kami pulang diantar Ambulance RSUD
Nunukan ke Tanah Merah lagi. Kemudian kami menaiki speedboat yang tadi dengan
lebih lapang. Aku dan Roi duduk di belaknag dan Kak Ina duduk di sebelah driver
speedboat. Aku dan Roi melakukan
penerangan dengan cahaya kamera Handphone. Aku sambil sesekali menengok keatas.
Melihat.. bintang.. entahlah.. aku selalu suka menatap bintang dari atas laut..
banyak.. bersinar.. seperti menunjukkan suatu arah.. dan memang bagi orang yang
memahami ilmunya, bahwa bentuk bintang melukiskan sesuatu yang dimengerti oleh
nelayan atau pekerja pelayaran yang ad di laut.
Setelah sampai pelabuhan Bambangan.
Kami kembali naik Ambulance Puskesmas..
dan menjalani perjalanan hampir satu jam. Oh sungguh kepalaku pusiiing..
seperti mabuk laut.. tapi alhamdulillah gak ada drama muntah segala.. haha :”)
Pukul 11 malam kami sampai di
puskesmas, dan kembali kerumah.. yang jaraknya hanya 3 rumah dari tempat
tinggal kami.. alhamdulillah untuk malam ini.. walaupun angin lautnya masih
menusuk tulang.. segera air hangat aku tenggak sebanyak-banyaknya.. terasa
perut terisi penuh dengan angin :”)
Ditulis
tanggal: 11 Februari 2016
Sebaik Tengah, Kalimantan Utara-
Indonesia.
Nusantara Sehat 2 : )
*Informasi
terakhir, bahwa keluarga pasien yang kurujuk ini setelah beberapa hari di rawat
di RSUD Nunukan, meminta Pulang APS (Pulang Atas Permintaan Sendiri). Kemudian keluarga
merujuk pasien secara Mandiri ke Tawau, Malaysia. Informasi terakhir.. Si
Pasien meninggal. Karena kanker serviksnya sudah mencapai stadium 4 saat sudah
di RSUD Nunukan. Pasien juga sebelumnya sudah alami komplikasi. Sampai keseluruh
organ, termasuk organ perkemihan serta oedema seluruh badan. Semoga Ibu yang memiliki 9 anak ini bahagia di sisi Allah, teriring doa dari anak-anakmu yang soleh-sholehah, Bu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)