Minggu, 13 Maret 2016

Merujuk Pasien ke RSUD Nunukan III




 
dok.pribadi
            Malam ini aku baru saja sedang memotong daun kangkung dari batangnya, untuk persiapan masak makan malam. Maklum, melam ini adalah jadwalku untuk piket masak. Selagi aku seru memtik, tiba-tiba Kiki bidan dari tim kami menelepon dari UGD Puskesmas. “Rinta di minta dr.Astri merujuk pasien..” tutur Kiki dari kejauhan.
            Segera aku bergegas mengenakan pakaian yang lebih rapi dengan jaket khas Nusantara Sehat. Setelah sampai di UGD, aku melihat pasiennya... oh ini pasien yang tadi pagi.. tadi pagi ibu ini juga datang dengan keluhan kateter yang terpasang tidak mengeluarkan urine nya. Terakhir urine yang keluar sedikit dan bercampur pus (nanah). Si ibu memang sudah di diagnosa kanker Serviks (kanker leher rahim). Diagnosa tersebut dari rumah sakit di Makassar. Si ibu sudah mengalami kanker stadium 3B.. termasuk stadium lanjut yang berbahaya.. rumah sakit menyarankan kemoterapi rutin. Namun pasien menolak, dikarenakan biaya dan tidak ada yang menunggui di RS. Akhirnya si ibu APS alias pulang paksa alias pulang atas permintaan pasien dan keluarga.
            Lalu beberapa minggu kemudian, si ibu kembali mengalami keluhan, yakni tidak bisa buang air kecil ke puskesmas.. akhirnya di puskesmas, si ibu di pasangkan kateter dengan kontrol rutin.. karena rumah ibu dekat dengan Puskesmas. Si ibu diizinkan rawat jalan. Saat itu urine keluar, normal. Walau agak sedikit keruh.. sehari berikutnya.. paginya si ibu datang dengan  keluhan tidak keluar urine nya.. oleh dokter dilakukan spooling kateter. Namun tidak berhasil. Urine tidak juga keluar.
            Akhirnya dokter menyarankan rujuk. Rujuk pasien ke RSUD Nunukan. Dokter Astri melihat tampilan aku, yang seperti akan pergi main. Haha, ia meminta ku untuk berganti pakaian. Karena aku adalah satu-satunya perawat yang akan merujuk,, sedangkan Kak Ina yang akan ikut merujuk pun adalah bidan. Aku dipinjami baju jaga nya dokter Astri. Berupa seragam kuning-kuning.. yang di pakaian itu pada dada kirinya bertuliskan “UGD Puskesmas Sanur”, dan di dada kanan tertulis “dr. Astri”, haha setelah pakai pakaian itu di olokin orang rumah.. “Ciyee dokter Rinta”, hahaha -__- Malam sekitar jam setengah 9 malam kami baru berangkat dari puskesmas. Dari PKM menuju dermaga Bambangan membutuhkan waktu sekitar 40 menit.. perjalanan yang gelap gulita.. kanan kiri masih hutan.. naik turun perbukitan, namun Alhamdulillah jalanan sudah mulus untuk wilayah sebatik.. Oh ya Roi ikut sebagai lelaki yang mengawasi kami merujuk malam ini.. si Adik salah satu tim kami ini, jurusan Analis kesehatan ini girang banget diajak merujuk. Akhirnya dia bisa menghirup udara luar yah.. hehe :”)
            Karena sudah malam, kami agak kesulitan mencari speedboat yang akan mengantar kami. karena tidak mungkin untuk pakai perahu. Akan makan waktu yang lama. Kebanyakan para driver speedboat enggan untuk mengantar seberang pulau malam-malam. Malah ada yang minta ongkos lebih seperti minta ongkos untuk pulang-perginya sebesar Rp.500 ribu. Ongkos biasanya hanya sebesar 200 ribu. Akhirnya kami menelepon Kak Kahar.. ia punya langganan speedboat.. Kak Kahar memang pergaulannya luas kok, hehe.
            Jadilah kami dapat speedboat seharga biasa Rp.200 ribu. Kerennya, ternyata si bapak driver speedboat ini adalah orang Nunukan. Jadi ia dari Nunukan, menyeberang ke Pulau Sebatik demi menjemput pasien sakit yang akan di rujuk. Anak si ibu, pasien kami ada 9 orang. Untungnya semua anaknya tak ikut datang merujuk ibunya. Hanya ada 3 orang anaknya yang paling dahulu lahir. Dan satu orang yang sudah cukup tua namun masih segar, mungkin ia adalah ibunya pasien, atau neneknya ketiga anak itu. anak-anaknya sudah berusia 24 tahun yang paling tua.
            Dengan sedikit modifikasi dan akal-akalan tempat duduk di speedboat, akhirnya muat untuk kami berdelapan plus nahkoda speed. Kami berlayar menyeberang di gelapnya malam ditengah lautan. Melihat keatas banyak taburan bintang. Kami berlayar di hempas ombak.. dinginnya angin malam cukup menusuk. Kami menyeberang dengan bantuan penyinaran senter yang kecil. Alhamdulillah kami sampai di dermaga.. kali ini dermaganya agak lebih pendek.. karena kami transitdi dermaga Tanah Merah. Disana kami sudah di tunggu para nelayan yang sedang duduk. Disana kami sudah ditunggu dengan gerobak. YA. Tempat transit Tanah Merah ini tidak bisa dilalui mobil ambulance RSUD Nunukan.. karena masih diatas laut.. alias kami hanya berjalan diatas keramba.. lalu  kayu-kayu yang hanya bisa dilalui paling berat oleh motor. Kami bergotong royong mengangkut pasien dengan gerobak. Perlahan tapi pasti.. kami menuju tempat Ambulance parkir. Agak depan jalan. Kami memasukan pasien kedalam mobil Ambulance perlahan.
            Kami sampai di UGD RSUD Nunukan. Pasien segera tidur di ruang UGD, aku melakukan overan pasien kepada dokter jaga malam itu. beliau adalah dokter yang sama, saat aku merujuk pasien ke Nunukan perdana, dr.Bunga. aku menjelaskan segala keluhan dan riwayat sakitnya si pasien. Setelah semuanya beres, berkas ku sebagai tanda penerimaan pasien sudah di tandatangani dan di Cap, lalu kami kembali pulang menaiki ambulance lagi. Beruntung kami bawa Roi sebagai laki-laki yang bisa diandalkan tenaganya untuk bersama-sama mengangkut pasien.
            Kami pulang diantar Ambulance RSUD Nunukan ke Tanah Merah lagi. Kemudian kami menaiki speedboat yang tadi dengan lebih lapang. Aku dan Roi duduk di belaknag dan Kak Ina duduk di sebelah driver speedboat. Aku dan Roi melakukan penerangan dengan cahaya kamera Handphone. Aku sambil sesekali menengok keatas. Melihat.. bintang.. entahlah.. aku selalu suka menatap bintang dari atas laut.. banyak.. bersinar.. seperti menunjukkan suatu arah.. dan memang bagi orang yang memahami ilmunya, bahwa bentuk bintang melukiskan sesuatu yang dimengerti oleh nelayan atau pekerja pelayaran yang ad di laut.
            Setelah sampai pelabuhan Bambangan. Kami kembali naik Ambulance Puskesmas..  dan menjalani perjalanan hampir satu jam. Oh sungguh kepalaku pusiiing.. seperti mabuk laut.. tapi alhamdulillah gak ada drama muntah segala.. haha :”)
            Pukul 11 malam kami sampai di puskesmas, dan kembali kerumah.. yang jaraknya hanya 3 rumah dari tempat tinggal kami.. alhamdulillah untuk malam ini.. walaupun angin lautnya masih menusuk tulang.. segera air hangat aku tenggak sebanyak-banyaknya.. terasa perut terisi penuh dengan angin :”)

Ditulis tanggal: 11 Februari 2016

            Sebaik Tengah, Kalimantan Utara- Indonesia.
            Nusantara Sehat 2 : )

*Informasi terakhir, bahwa keluarga pasien yang kurujuk ini setelah beberapa hari di rawat di RSUD Nunukan, meminta Pulang APS (Pulang Atas Permintaan Sendiri). Kemudian keluarga merujuk pasien secara Mandiri ke Tawau, Malaysia. Informasi terakhir.. Si Pasien meninggal. Karena kanker serviksnya sudah mencapai stadium 4 saat sudah di RSUD Nunukan. Pasien juga sebelumnya sudah alami komplikasi. Sampai keseluruh organ, termasuk organ perkemihan serta oedema seluruh badan. Semoga Ibu yang memiliki 9 anak ini bahagia di sisi Allah, teriring doa dari anak-anakmu yang soleh-sholehah, Bu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)