Minggu, 23 Juni 2019

DUA PULUH ENAM, AKU TIDAK BERPALING -19 JUNI 2019



 
dok. pribadi. saat berpetualang di sebuah hutan di pulau. mencari air terjun?
            Merupakan tanggal yang teramat bagus dan baik di tahun ini. Ya, 19 Juni 2019. Beberapa rekanku memilih menikah di tanggal ini. Tanggal ini pula merupakan tanggal lahir ku. Ya tepat 26 tahun usia ku. Usia yang terbilang sudah tidak remaja apalagi anak-anak. Usia yang terbilang dewasa dan cukup matang. Usia ini pula, antusias ku terhadap pertambahan usia tidak se ‘wow’ dulu. Biasa saja. Bahkan teman-temanku sekalipun. Bisa dihitung dengan jari siapa saja yang mengucapkan selamat ulangtahun. Namun aku tak peduli. Ini hanya perkara bertambahnya usia. Apa yang harus di banggakan? Lebih baik di renungkan tentang apa dan berapa banyak yang sudah terbuang untuk melakukan hal yang sia-sia dan ga berfaedah. Ya Allah. Ampun.
            Aku tak berharap ada euphoria apapun tentang taggal kelahiran ku kali ini. Karena memang aku berada di suasana baru. Lingkungan baru yang membuatku masih tabu untuk berharap yang macam-macam. Tak ada kue ulang tahun. Walau ada yang berniat melakukan dan membuat namun dengan alasan ini itu jadi ga jadi, haha aku ga peduli kalau sekedar kata. Aku lebih suka menolaknya jika ada yang bilang seperti itu. Karena untuk apa dikatakan jika memang ga jadi? Berharap aku meminta-minta untuk dikirimkan kue? Engga. Im not too like sugar :D
            Hanya aku tetap berdoa. Doa adalah sebaik-baiknya perilaku yang layak kita lakukan di

Kamis, 06 Juni 2019

LEBARAN PERAWAT




                Kumandang Takbir bergema. Malam itu malam idul Fitri.. terdengar anak-anak keliling menggemakan takbir. Dengan bedug khasnya. Aku keluar kamar Kos dengan pakaian putih-putih. Pakai jaket dan ransel, kemudian jalan kaki menuju Rumah Sakit. Suasana orang berjualan sudah tidak ada, mungkin semua orang sudah Mudik ke kampung halaman masing-masing. Di persimpangan jalan terdengar sayup takbir dari masjid dan anak muda berkeliling dengan takbirnya. Di atas sana sekilas terlihat kembang api menghiasi langit Jakarta.
 
dok. pribadi. Selamat berlebaran. mohon maaf lahir dan bathin. sehat selalu yaaa :)
                Melewati rumah-rumah warga di sudut gang sempit ibukota, tercium aroma opor dari ruangan yang terbuka. Aku mencium aroma opor sambil tersenyum.. di rumah yang satu lagi terlihat ibu-ibu sedang mengisi anyam ketupat dengan beras seperempat genggam. Sambil tersenyum aku berucap dalam hati, “Lebaran tahun ini di rantau lagi…” Memasuki gedung Rumah Sakit tempatku bekerja. Suasana biasa saja. Ruangan sejuk tanpa bau obat. Malam itu terlihat agak senggang. Sebagian petugas libur, namun petugas lain seperti security, petugas kebersihan, perawat jaga, dokter jaga standby di Rumah sakit untuk berjaga dan melayani pasien sakit.
                Naik ke lift rumah sakit menuju lantai 7A,  ruangan tempatku bekerja.