Merupakan tanggal yang teramat bagus
dan baik di tahun ini. Ya, 19 Juni 2019. Beberapa rekanku memilih menikah di
tanggal ini. Tanggal ini pula merupakan tanggal lahir ku. Ya tepat 26 tahun
usia ku. Usia yang terbilang sudah tidak remaja apalagi anak-anak. Usia yang
terbilang dewasa dan cukup matang. Usia ini pula, antusias ku terhadap
pertambahan usia tidak se ‘wow’ dulu. Biasa saja. Bahkan teman-temanku
sekalipun. Bisa dihitung dengan jari siapa saja yang mengucapkan selamat
ulangtahun. Namun aku tak peduli. Ini hanya perkara bertambahnya usia. Apa yang
harus di banggakan? Lebih baik di renungkan tentang apa dan berapa banyak yang
sudah terbuang untuk melakukan hal yang sia-sia dan ga berfaedah. Ya Allah. Ampun.
Aku tak berharap ada euphoria apapun
tentang taggal kelahiran ku kali ini. Karena memang aku berada di suasana baru.
Lingkungan baru yang membuatku masih tabu untuk berharap yang macam-macam. Tak ada
kue ulang tahun. Walau ada yang berniat melakukan dan membuat namun dengan alasan
ini itu jadi ga jadi, haha aku ga peduli kalau sekedar kata. Aku lebih suka
menolaknya jika ada yang bilang seperti itu. Karena untuk apa dikatakan jika
memang ga jadi? Berharap aku meminta-minta untuk dikirimkan kue? Engga. Im not
too like sugar :D
Hanya aku tetap berdoa. Doa adalah
sebaik-baiknya perilaku yang layak kita lakukan di
keseharaian dan special di
hari bertambahnya usia. Hanya aku dan Allah. Doa ku begitu banyak, sehingga tak
akan muat di tulis. Bertambahnya usia… membuatku semakin sadar dan yakin bahwa
keseharian aktivitas, penatnya aktivitas ini dan itu sesungguhnya suatu hal
keseharian yang aku jalani dengan cara di niatkan ibadah dengan cara itulah aku
bisa lebih menghargai rutinitas ini dan menikmati prosesnya hari demi hari. Untuk
keluargaku di Lampung, terimakasi untuk tidak pernah lupa tentang hari
kelahiran salah satu anggota keluarga mu ini :”)
Semenjak bekerja di rutinitas ini dan
lingkaran ini.. aku makin yakin bahwa passion
ku memang di menjelajah. Hahaha. Dasar manusia.. ketika dapat kerja untuk
menjelajah berharap kerja di Rumah sakit, saat bekerja di rumah sakit dan
lingkup yang sama rindu menjelajah. Memang tak akan pernah puas. Namun setidaknya
dengan pekerjaan menjelajah jadi tim kesehatan di sebuah daerah terpencil tak
membuatku sebosan ini. Padahal disana sudah bertahun-tahun. Di sana karena
aktivitasku beranekaragam dan ga bisa di tebak, rasa penat itu hilang dengan
sendirinya alias teralihkan. Sekarang karena rutinitas yang begini begini saja.
Mau kemana-mana males karena ga tahan macet berikut ga ada teman juga sejadwal
yang sama untuk berlibur. Aku memilih istirahat di kosan, lalu jenuh dan bosan
paling sering melanda, padahal baru beberapa bulan disini.
dok. pribadi. masih di hutan yang sama |
DUA PULUH ENAM. Entahlah apa yang
akan terjadi selanjutnya. Aku berharap semua hal yang lebih baik. Lebih barokah.
Lebih bermakna dan lebih terarah, lebih banyak belajar, memaknai kebesaranMU,
lebih banyak bersyukur. Lebih banyak belajar dan berjuang. Karena tahun ke
tahun akan tetap berjalan. Dua enam bukan usia muda lagi. Dua enam adalah…
adalah saat saat kamu mulai berpikir terarah mau jadi apa dan melakukan apa. Apa
yang akan kamu lakukan untuk buat lompatan yang lebih baik. Dengan pressure yang lebih kuat dari
sebelumnya. Semoga di dua enam ini memberikan makna bagiku sendiri.
Ohya tolong jangan tanya judulnya kok gitu? gak papa lagi pingin aja. walau ga sinkron sama isi tulisannya hehe :D
..
HINGGA
KINI AKU TAK BERPALING DARI PERAWAT
Entahlah
aku ingin membahas ini setelah tulisan tentang ulangtahun ku diatas. Teman-temanku
banyak sekali yang berpaling dari profesi ini. Perawat. Ada yang jadi karyawan
bank, karyawan BPJS, dan bos di usahanya sendiri. Sejak lulus 2014 kemudian
belum menyatakan untuk lanjut kuliah SI hingga kini. Aku terus berada di garis
ini. Garis sebagai perawat. Mulai dari hiruk pikuk, kejamnya dan serunya dunia kerja saat masih
menjadi fresh graduate di klinik
Athari Banda Aceh.. RSUD Abdul Moeloek ruang Alamanda Lampung. PKM Aji kuning
sebagai team Nusantara Sehat pulau Sebatik Kalimantan Utara, susah dan sulitnya
akses di pedalaman kepulauan sana, seru dan pertaruhkan nyawa saat merujuk
pasien membelah lautan dengan speedboat,
kemudian menjadi perawat di desa terpencil dengan jalan yang hancur medan panas
dan penuh polusi karena dekat pabrik gula di PKM Tulang Bawang Baru Lampung
Utara , sampai akhirnya jadi perawatnya Kementrian Kesehatan di RS pusat milik
pemerintah dengan segala hiruk pikuk pekerjaan padat dan merawat para pasien
yang menjadi rujukan nasional Rumah Sakit di seluruh Indonesia, RS Pusat Otak
Nasional.
2014- 2015- 2016-2017-2018-2019…
semua step nya aku jalani. Aku jalani dengan tulus dan sebaik mungkin tanpa
keluar dari jalur. Ya jalur yang amat penting karena menyangkut kehidupan
banyak nyawa. Perawat.
dok. pribadi |
.
BARU
SAJA TADI, aku melihat ada berita yang sedang viral di dunia Maya. Entah di
stasiun TV juga ada atau tidak. Seorang perawat PNS Daerah yang meninggal
karena sakit. Di Papua sana. Ia adalah peraantau dari Sulawesi. Jangankan itu,
berita meninggalnya perawat ini saja baru 4 hari kemudian terdengar beritanya
karena sulitnya akses dan medan di penempatannya tugas. Dari tulisan-tulisan di
bukunya menceritakan betapa kepayahannya menjalani tugas sebagai perawat
berbaju putih ini. Tugas yang berat namun hasrat ingin menolong sesama. LAGI,
rasanya sedih lagi-lagi mendengar sejawat yang sakit akibat kurangnya
pengobatan. Kurangnya perawat diobati dan di rawat. Ya pekerjaan perawat memang
merawat. Namun bukankah manusia makhluk social yang membutuhkan orang lain? Ketika
perawat sakit, siapakah yang merawat perawat? Tentu teman sejawat.. perawat
atau dokter lainnya disana. Sedih rasanya. Tim medis di pelosok dan perbatasan
seadakan tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah tempatnya bertugas. Semoga engkau
tenang di sisi Tuhan, bruder. Jasamu….. tak lekang oleh waktu…..
link: https://www.inews.id/daerah/papua/pemda-diduga-abai-perawat-pns-di-papua-barat-meninggal-karena-sakit/575889
csreenshoot google. berita yang sedang hangat hari ini |
Ditulis tanggal 23 Juni 2019
Di dalam kamar kosan
Cawang, Jakarta Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)