Sabtu, 16 Januari 2016

Jelajah Sebatik Ala Nusantara Sehat 2



Kamis, 17 Desember 2015


            Hari ini kami melanjutkan survei, kembali berkeliling di Desa Aji Kuning namun dengan RT yang berbeda. Alhamdulillah, walaupun kebanyakan disini bersuku Bugis (Sulawesi), dengan paras cukup keras, namun mereka baik sekali, ramah pada orang baru dan mau ditamu dengan senang hati. Seperti biasa, setiap kami akan berkeliling, kami selalu lapor kepada pak RT, sambil membawa surat tugas. Setelah diizinkan, kami beraksi.
            Tadi kami mulai dengan RT 05 lebih awal. RT 05 rata-rata rumah berbentuk panggung, dengan papan atau kayu, sebagian juga ada dengan rumah bata. Rata-rata warga memiliki ternak, entah itu ternak ayam, ternak itik, atau entok. Lalu sebagian besar mereka seorang pekebun. Kebun sawit atau kebun pisang mereka garap sendiri atau menggarap lahan oranglain. Warga disini sangat ramah, mereka melihat kami tanpa berprasangka buruk.. hanya anggapan mereka.. “Oo anak KKN yah? :”)

            Lalu kami menjelaskan, kami dari Nusantara Sehat pak, kami utusan Kementerian Kesehatan, Tugasnya memperkuat puskesmas atau menambah program untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Kami disebar ke seluruh Indonesia. Nah kami ini kebetulan dapat di daerah Sebatik Tengah, dan sekarang tinggal di sebelah puskesmas Aji Kuning. Kami 2 tahun disini Pak, makanya mungkin kita akan sering ketemu ya...”  Kemudian mereka menjawab, “Baguslah kalau begitu, supaya warga lebih bagus lagi kesehatannnya..”

            Seperti kemarin, kami melakukan wawancara mengenai pertanyaan yang ada di Form survei. Disela itu juga kami mengobrol hal lain, mengenai apapun. Tadi kami bertemu seorang bapak yang pekerjaannya berkebun pisang. Pisang-pisang di Kalimantan adalah pisang dengan kualitas baik. Daging buah yang tebal, dan aneka jenisnya. Kemudian pisang-pisang ini dijual mentah ke Tawau (Malaysia) dengan harga Rp. 2000-2800/kg. Sedangkan satu tandan  beratnya bisa 20-30kg, tergantung besarnya pisang. Aku bertanya, kenapa disini gak buat usaha kripik pisang aja? Kan bahan baku udah ada di kita, nah mungkin kita bisa buat kripik pisang yang enak, terus di jual ke Tawau?


            Warga jawab, bahwa disini warga kurang tertarik repot buat hal seperti itu, selain itu juga, warga tak punya modal awal untuk pembuatannya. Modal bahan baku minyak, dll, karena harga makin mahal. Ohya, kemarin juga aku dengar cerita.. bahwa di Kalimantan Utara itu ada penganan khas. Seperti camilan kue, namanya kue Bangke. Coba di jual ke Malaysia, di Malaysia malah tak laku sama sekali kue ini. Pengusaha Malaysia hanya mau beli bahan baku dari Indonesia.. lalu bahan baku itu mereka olah, kemudian mereka jual kembali ke masyarakat Indonesia. wiih.
            Kemudian kami sampai dirumah panggung salah satu warga di RT 05. Biasanya yang jadi target kami adalah keluarga yang memiliki balita atau bayi, supaya bisa di data mengenai form bayi. “Assalamualaikum.. makcik.. ada Bapak kah di sana?” tanya kami mulai adaptasi dengan logat warga, hehe.

            “Waalaikumsalam.. iya ada ni..” ucap Makcik berkacamata itu sambil menuju tangga atas. Sedangkan dirumahnya bagian bawah.. ada sesuatu, cukup besar menggantung lalu bergerak-gerak di gantungan.. hampir jatuh. Dia adalah seorang bayi berusia kira-kira 8 bulan, dengan badan yang super gembul. Aku melihatnya, awalnya sempat berpikir akan ndak sopan ni kalau akau masuk-masuk saja.. tapi kalau aku gak masuk dan tangkap bayi itu.. bisa-bisa luka si bayi karena jatuh. Lalu dengan sigap dan setengah berlari, aku langsung lepas sepatu,  ucap assalamualaikum dan meraih si bayi itu. hampir saja si bayi jatuh.. aku berhasil menangkap si bayi. Si bayi melihatku.. ku kira ia akan menangis.. ternyata.. dia tertawa ngikik melihatku. Haha dasar si bayi gembul.. udah capek-capek nih aku meraihmuu :”)

            Kemudian si ibu datang. eh ternyata ibu yang berkacamata tadi bukan ibunya. Dia adalah neneknya si bayi. Padahal si ibu belum terlalu tua. “Makcik.. ini bayinya hampir tejatuh dari ayunan tu.. besar ya badannya.. berapa bulan makcik? Hampir satu tahun kah?”
            “Ndak.. ini usianya baru 6 bulan.. badannya memang besar ya. Mamaknya ni lagi kepasar. Oo Makcik bukan ibunya? Bukan. Ibunya ni, anak aku...” ucap si ibu.
            “Oo begitu.. ini kakaknya ya makcik?” tanyaku pada seorang anak usia sekitar 2 tahunan.
            “Bukan.. kalo ini.. anak bungsu aku.” Ucap si ibu.
            “Waah. Jadi ini tante nya bayi ini?” tanyaku. Si makcik hanya senyum-senyum saja.
            YA. Disisi lain masih cukup banyak warga yang memiliki banyak anak, hingga tak mengenal jarak lagi. Menikah terlalu muda, atau hamil sudah berusia tua. Sebenarnya itu jadi resiko kesehatan tersendiri buat warga. 

Dapat Buah Jeruk Bali
            Rumah yang kami singgahi kali ini adalah rumah Pak RT 11. Kami mendata seperti biasanya. Rumah Pak RT ini banyak buah jeruk Bali. Sedang berbuah ranum.. kemudian kami banyak bertanya-tanya tentang cara penanaman buah jeruk Bali yang tertanam apik di taman rumahnya. Lalu tanpa basa-basi.. tiba-tiba bapak itu kepohon jeruknya.. dan mengambilkan 2 buah jambu bali yang besar pada kami. waaaah rejeki anak Pak Dany dan Pak Yusuf nih! :D



Di Gonggongi Anjing
            Kami masih survei dengan seragam yang sama. Seragam loreng khas Rindam Jaya. Seragam ini adalah seragam kenang-kenangan. Dan kami bangga memakainya. Saat ini kami akan melanjutkan pendataan. Perjalanan akan lebih naik lagi.. jalan lebih panjangn dan mendaki. Ada anjing lewat? Sudah biasaa. Tapi kali ini ada hal yang beda. Tiba-tiba disebuah rumah.. ada banyak anjing warna hitam menggonggongi kami. Anjing yang berada di rumah warga itu. Padahal kami ada di seberang mereka. Anjing itu menggonggong. Lalu teman-temannya ikut mengonggong pula. Anjing hitam broo. Kemudian ada warga yang lewat. Anjing itu tak menggonggong pada warga. Haah apa karena kami pakai seragam loreng ya jadi dikira tentara  yang jahat :”) hehe.

Bandingkan  Jembatan Di Skouw Mabo Papua Dan Anjing Liar Sebagai Ancaman
            Tiap wilayah lokasi pendataan, pasti ada saja halangannya. Kami sering sharing pada teman teman yang berada di lokasi berbeda. Seperti di Papua, Desa Skouw Mabo.. halangan mereka adalah adanya jembatan tipis ditengah sungai. Dan disungai itu terdapat buaya lapar. 

Lalu apa yang terjadi jika mereka terjatuh? yaa lumayan zonk deeh :”) kemudian saat mereka mau pulang kembali ke puskesmas.. ada lagi halangannya.. yaitu sekelompok orang datang menghalang mereka dengan bawa parang. Ah beruntung ada TNI disana yang membantu menghalau warga primitif yang agresif dengan orang asing itu. Kami? Alhamdulillah seperti kisah diatas, gak seseram di wilayah Papua.. memang medan yang sulit karena berbukit-bukit. Namun disini banyak anjing liar yang suka keliling, bahkan sering menghalang kami.. yang bikin panik adalah ketika anjing itu mengajak kita main.. waaaah, itu kadang agak merepotkan nih :”)


            Semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran yah. Bagaimana dengan wilayah kerja teman-teman? Masih enjoy? Nyamankah? Nantikan postingan selanjutnya yaaa. Salam untuk Nusantara yang Sehat dari Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, Indonesia : )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah menbaca tulisan saya, silakan tinggalkan komentar mari bersilaturahim :)