“Rin.. berangkat merujuk ya..” Ucap
Kak Kahar selepas apel siang.
Ha? Aku mau aja, merujuk. Ke
Nunukan. Kesana naik Speedboat. Asiik.
Ah ya, pasien ini masuk pukul 9 pagi
tadi. Dengan keluhan bengkak seluruh tubuh, CRT > 2detik, lemas, agak sesak,
tensi tinggi dan terlihat pucat. Pakcik ini mengatakan sudah seminggu ini dia
pipisnya sedikit sekali. Sementara ia bertahan saja dirumahnya, sampai akhirnya
bengkak seperti sekarang ini. Dokter memeriksa. Dokter langsung menyarankan
untuk di rujuk. Sebelumnya advice untuk dipasangkan infus, tetesan Asnet, IvfD
NaCl 0,9 % dan injeksi Furosemide 1 ampul IV/ 8jam. Lalu pasang kateter urine.
Kami agak kesulitan memasang infus, namanya juga pasien dengan oedema. Pembuluh
lelaki yang harusnya besar dan jelas, kini tenggelam dengan cairan dalam
tubuhnya. Akhirnya walau dengan 2 kali tusukm kakek 79 tahun ini bisa juga
diinfus. Kemudian pemasangan kateter dilakukan oleh perawat laki-laki.. pertama
sudah dicoba dengan kateter ukuran 18, namun tak bisa,, selang pasti keluar
lagi.. kata kakak perawat, teraba prostatnya juga. Akhirnya selang kateter
diganti dengan ukuran lebih kecil,, ukuran 16. Kateter bisa dipasang.. urine
mengalir deras bahkan langsung 500 cc.
Pasien dan keluarga awalnya menolak
di rujuk. Sebenarnya bukan karena keluarga yang menolak.. namun si pasien yang
menolak.. karena kepikiran anaknya yang harus tinggal dimana kalau ia dirawat
ke Nunukan. Akhirnya saat observasi pukul 12 siang, aku beri pemahaman pada pasien
dan keluarga. Apalagi tadi hasil pemeriksaan darah lengkap, ternyata HB si
kakek hanya 4,2 gr/dl. Dokter juga sudah menjelaskan bahwa tindakan tranfusi
hanya bisa dilakukan di RSUD Nunukan yang memiliki fasilitas pmi & bank
darah. Aku memberi pemahaman pada si kakek gak perlu khawatir dengan
anak-anaknya yang ikut ke Nunukan. Karena yang lebih penting adalah usaha
menyembuhkan si kakek.
Oke akhirnya sore hari keluarga
pasien baru bilang setuju, dan kami siap-siap berangkat. Dokter Eka yang tadi
sudah pulang, kami hubungi kembali supaya membuat surat rujukan.. untungnya staf
penting puskesmas rumahnya gak jauh-jauh. Setelah persyaratan selesai, fotokopi
ini itu sudah kami berangkat. Pasien dimasukkan kedalam mobil ambulance
puskesmas.. lalu kami siap menuju dermaga untuk mendapatkan speedboat menuju
Nunukan. Keluarga pasien bernegosiasi dengan nahkoda kapal untuk pulang
perginya. Setelah speedboat sampai,
kami menuju kapal cepat itu. Aku duduk di paling depan.
Duduk di depan sebelah nahkoda,,
sebelah lagi adalah keluarga pasien yang membawa balita. Langsung berhadapan
langsung dengan ombak, diterjang.. dan dihantam-hantam itu speedboat. Si
nahkoda juga sambil pakai helm, karena silaunya sinar mentari sore. Namun kami
datang lebih cepat, karena speedboatnya memang berjalan cepat. Kami sampai..
petugas dermaga dengan sigap mengambil kursi roda untuk pasien kami yang sakit.
Sebelumnya kami sudah menelpon pihan RSUD Nunukan agar menjemput kami di
dermaga. Ternyata sampai sana.. supir ambulance RSUD Nunukan sudah standby menunggu kami. kami lansgung
menuju RSUD Nunukan.
Sesampainya di IGD, pasien segera
disambut oleh perawat IGD. Dimasukkan kedalam ruangan dan dirapikan. Memasuki
IGD saja, kami harus lepas sendal.. dan
petugas didalamnya pun pakai sendala ala-ala ruang steril. Jadi kami lepas
sendal.. jujur dibandingkan dengan RSUD tempat aku kerja di Lampung dulu, RSUD
Nunukan lebih tertata dan bersih.. tempat administrasinya pun tertata. Pasien
masuk lalu aku dan kak Fatma selaku
perawat yang mengantar pasien melakukan overan dan penjelasan kepada dokter
jaga. Mengenai terapi apa saja yang sudah diberikan, TTV yang dilakukan tadi
siang dan lain sebagainya, hingga kata dokternya... “Oke..” kami baru pulang :
)
Pulangnya.. sama kami diantar
kembali ke dermaga oleh petugas ambulance RSUD Nunukan. Kami naik speedboat yang tadi lagi. Kali ini lebih
lapang dan tak ada orang sakit didalamnya.. walaupun ada tambahan 5 orang
lelaki yang terdiri dari TNI dan perawat dari wilayah lain.. setidaknya didalamnya
gak ada orang sakitnya kan. Jadi bebas deh.. speedboat ini mau ngapain... kami kuat kok.. banting bantinglah
hiks :”
Lalu sampai di dermaga Sebatik Barat,
kami sudah di tunggu Mas Islan supir Ambulance puskesmas kami. kami kembali
pulang menjalanai perjalanan yang kece pemandangannnya. Hujan cukup deras,
kabut datang. dan beberapa titik jalan tebing kami lalui perlahan, bahkan
dibeberapa titik hari sudah tertutupi kabut.. malah bisa dibilang awan yang
menutupi.. karenaposisi kami memang tinggi. Benar benar putih. yaa kabut. Atau
awan. A kalau di sumatera ini bisa dikira kabut asap nih :”)
Pergilah kau kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rusak kerana diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran (Imam Syafi’i)
”Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang
paling dicintai Allah swt?” Rasulullah Shallallahualaihiwassalam
menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat
buat manusia lainnya”. (HR. Thabrani)
Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung
halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah kau kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rusak kerana diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran (Imam Syafi’i)