Rabu, 27 Januari 2016

Merujuk Pasien Perdana ke RSUD Nunukan





            “Rin.. berangkat merujuk ya..” Ucap Kak Kahar selepas apel siang.
            Ha? Aku mau aja, merujuk. Ke Nunukan. Kesana naik Speedboat. Asiik.
            Ah ya, pasien ini masuk pukul 9 pagi tadi. Dengan keluhan bengkak seluruh tubuh, CRT > 2detik, lemas, agak sesak, tensi tinggi dan terlihat pucat. Pakcik ini mengatakan sudah seminggu ini dia pipisnya sedikit sekali. Sementara ia bertahan saja dirumahnya, sampai akhirnya bengkak seperti sekarang ini. Dokter memeriksa. Dokter langsung menyarankan untuk di rujuk. Sebelumnya advice untuk dipasangkan infus, tetesan Asnet, IvfD NaCl 0,9 % dan injeksi Furosemide 1 ampul IV/ 8jam. Lalu pasang kateter urine. Kami agak kesulitan memasang infus, namanya juga pasien dengan oedema. Pembuluh lelaki yang harusnya besar dan jelas, kini tenggelam dengan cairan dalam tubuhnya. Akhirnya walau dengan 2 kali tusukm kakek 79 tahun ini bisa juga diinfus. Kemudian pemasangan kateter dilakukan oleh perawat laki-laki.. pertama sudah dicoba dengan kateter ukuran 18, namun tak bisa,, selang pasti keluar lagi.. kata kakak perawat, teraba prostatnya juga. Akhirnya selang kateter diganti dengan ukuran lebih kecil,, ukuran 16. Kateter bisa dipasang.. urine mengalir deras bahkan langsung 500 cc.

            Pasien dan keluarga awalnya menolak di rujuk. Sebenarnya bukan karena keluarga yang menolak.. namun si pasien yang menolak.. karena kepikiran anaknya yang harus tinggal dimana kalau ia dirawat ke Nunukan. Akhirnya saat observasi pukul 12 siang, aku beri pemahaman pada pasien dan keluarga. Apalagi tadi hasil pemeriksaan darah lengkap, ternyata HB si kakek hanya 4,2 gr/dl. Dokter juga sudah menjelaskan bahwa tindakan tranfusi hanya bisa dilakukan di RSUD Nunukan yang memiliki fasilitas pmi & bank darah. Aku memberi pemahaman pada si kakek gak perlu khawatir dengan anak-anaknya yang ikut ke Nunukan. Karena yang lebih penting adalah usaha menyembuhkan si kakek.


            Oke akhirnya sore hari keluarga pasien baru bilang setuju, dan kami siap-siap berangkat. Dokter Eka yang tadi sudah pulang, kami hubungi kembali supaya membuat surat rujukan.. untungnya staf penting puskesmas rumahnya gak jauh-jauh. Setelah persyaratan selesai, fotokopi ini itu sudah kami berangkat. Pasien dimasukkan kedalam mobil ambulance puskesmas.. lalu kami siap menuju dermaga untuk mendapatkan speedboat menuju Nunukan. Keluarga pasien bernegosiasi dengan nahkoda kapal untuk pulang perginya. Setelah speedboat sampai, kami menuju kapal cepat itu. Aku duduk di paling depan.
            Duduk di depan sebelah nahkoda,, sebelah lagi adalah keluarga pasien yang membawa balita. Langsung berhadapan langsung dengan ombak, diterjang.. dan dihantam-hantam itu speedboat. Si nahkoda juga sambil pakai helm, karena silaunya sinar mentari sore. Namun kami datang lebih cepat, karena speedboatnya memang berjalan cepat. Kami sampai.. petugas dermaga dengan sigap mengambil kursi roda untuk pasien kami yang sakit. Sebelumnya kami sudah menelpon pihan RSUD Nunukan agar menjemput kami di dermaga. Ternyata sampai sana.. supir ambulance RSUD Nunukan sudah standby menunggu kami. kami lansgung menuju RSUD Nunukan.

            Sesampainya di IGD, pasien segera disambut oleh perawat IGD. Dimasukkan kedalam ruangan dan dirapikan. Memasuki IGD saja, kami harus lepas sendal..  dan petugas didalamnya pun pakai sendala ala-ala ruang steril. Jadi kami lepas sendal.. jujur dibandingkan dengan RSUD tempat aku kerja di Lampung dulu, RSUD Nunukan lebih tertata dan bersih.. tempat administrasinya pun tertata. Pasien masuk lalu  aku dan kak Fatma selaku perawat yang mengantar pasien melakukan overan dan penjelasan kepada dokter jaga. Mengenai terapi apa saja yang sudah diberikan, TTV yang dilakukan tadi siang dan lain sebagainya, hingga kata dokternya... “Oke..” kami baru pulang : )

            Pulangnya.. sama kami diantar kembali ke dermaga oleh petugas ambulance RSUD Nunukan. Kami naik speedboat yang tadi lagi. Kali ini lebih lapang dan tak ada orang sakit didalamnya.. walaupun ada tambahan 5 orang lelaki yang terdiri dari TNI dan perawat dari wilayah lain.. setidaknya didalamnya gak ada orang sakitnya kan. Jadi bebas deh.. speedboat ini mau ngapain... kami kuat kok.. banting bantinglah hiks :”


            Lalu sampai di dermaga Sebatik Barat, kami sudah di tunggu Mas Islan supir Ambulance puskesmas kami. kami kembali pulang menjalanai perjalanan yang kece pemandangannnya. Hujan cukup deras, kabut datang. dan beberapa titik jalan tebing kami lalui perlahan, bahkan dibeberapa titik hari sudah tertutupi kabut.. malah bisa dibilang awan yang menutupi.. karenaposisi kami memang tinggi. Benar benar putih. yaa kabut. Atau awan. A kalau di sumatera ini bisa dikira kabut asap nih :”)



”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah Shallallahualaihiwassalam menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia lainnya”. (HR. Thabrani)

Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Pergilah kau kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air yang diam menjadi rusak kerana diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang

Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran (Imam Syafi’i)


Jumat, 22 Januari 2016

Belajar Mobil Perdana dengan Mobil Jenazah






            Sepulang dari menanam 1000 pohon dan berlelah-lelah.. kami pulang. Namun Mas Islan malah mengajak kami ke lapangan berumput terbuka. Lapangan yang sebelahnya adalah pohon sawit.. dan lahan sawit itu sudah masuk wilayah Malaysia. Waah. Kami bertiga ditantang.. “Ayo belajar mobil, siapa yang mau duluan?” seketika kami teriak semangat, “Aku mau! Aku mau!”
            “Ayoo siapa yang mau duluan?”
            “Eh gue dong.. gue..” ujar si Ceha semangat, sembari keluar dan duduk di belakang kemudi. Mas Islan keluar duduk di samping kemudi. Pertama Mas Islan mengajari dulu struktur dari kemudi mobil itu.. eh ini mobil jenazah loh... haha tapi sama saja kok struktrunya.. ini mobil kopling, bukan matic.. jadi cocok buat yang mau belajar mobil hehe. Mas Islan memberitahu dulu, dimana letak gas, rem dan kopling.. kemudian fungsinya masing-masing.. lalu mengajari kami bagaimana melakukan starter awal.. melakukan gas pertama, apa yang harus diinjak full, apa yang harus di tekan perlahan..
            Awalnya memang sulit.. karena kami harus menginjak gas tanpa naik gigi loh ya. Injak gas sampai stabil, setidaknya diangka 2 pada meteran kecepatan. Jika masih kecepatan, terus di ulang sama Mas Islan sampai kenaikan gasnya stabil. Supaya saat akan berjalan.. tidak lompat mobilnya.. hehe. Itu terjadi saat Ceha mulai mengemudikan mobil, berulang-ulang sampai bisa melakukan gas dengan baik, lalu berkali-kali mobil seakan batuk, lomat maju, lalu mesin berhenti.. starter lagi.. lompat lagi.. begitu seterusnya, namun mas islan tetap sabar dan akhirnya Ceha berhasil mengemudikan mobil perlahan, memutari lapangan.. lalu menaikan gigi, menurunkan gigi.
            Yang kedua adalah Yolla yang mencoba.. hal yang sama pun terjadi, mungkin karena Yolla belum pernah pegang kemudi atau belajar mobil sama sekali, jadi hal mobil ini lompat atau agak kejut gasnya terjadi berulang-ulang. Mas Lan kembali sabar.. sampai berulang.. dan Yolla berhasil membawa mobilnya memutari lapangan, naik turun gigi. Dan aku? Makin sakit perut dibuatnya.. karena deg-degan atau karena memang sakit perut dari sebelumnya nih.. hiks :”)
            Kemudian waktu berputar.. dan kini giliran aku! Waah.. aku! Aku yang akan pegang kemudi. Sepanjang tadi, ada dua orang yang sudah melakukan test drive, dan aku memperhatikan bagaimana mereka melakukannya.. bagaimana kok bisa lompat ini mobil, bagaimana biar tidak kejut, haha.. tapi aku siap “kosongkan gelas” kok. Supaya ilmunya total, whehe. Pertama-tama aku pemanasan dulu ‘lebay’ tapi serius aku lakukan.. “Haha iya Mas, aku pemanasan dulu, daripada nanti tiba-tiba tangan aku keram kaan. Haha..” ucapku sambil duduk di belakang kemudi.

            “Oke, kita perkenalan dulu ya mas.. ini gas, rem sama kopling. Ini starter, terus rem belakang, ini gigi 1 kesini.. gigi 2 ini.. gigi 3 begini.. gigi 4 yang ini.. terus ini yang mundur..” ucapku sambil menggerakkan pengatur gigi pada mobilnya. Mas Lan melakukan kami sama, aku disuruhnya menurunkan rem belakang, melakukan starter.. lalu injak gas perlahan.. perhatikan meteran gas, tak boleh lebih dari dua, dan peningkatannya gak boleh langsung cepat.. kudu perlahan.. karena kalo gak bisa buat mobil lompat. Aku berkali-kali coba.. itu posisi baru tekan gas saja ya.. belum menaikkan gigi. Jadi mobil tak akan melaju. Aku berulang-ulang coba.. sampai benar-benar pas.. posisiku sudah membuka sepatu, agar terasa penekanan gasnya. Sedangkan teman-teman lain tadi belajar dengan paka sepatu, jadi mereka mungkin kurang pas penekanannya.hehe
            Kemudian setelah siap, dan  kata mas Islan sudah oke kenaikan gasnya.. aku dipersilahkan.. aku mulai menekan penuh kopling.. lalu ambil gigi 1.. lalu tekanan kopling aku lepas perlahan seiring aku menekan pijakan gas. Aku coba sesuaikan pelepasan dann penekanan pada kedua kakiku.. hasilnya.. hehe Alhamdulillah mobil melaju tanpa ada adegan loncat dan mati mesin seperti teman-teman tadi coba.. hehe. Alhamdulillah. Mungkin karena daritadi aku jadi observer sama dua orang nih.. hehe. Mobil dalam kemudiku.. tentu dalam pengawasan Mas Islan..mobil berjalan.. berputar.. lurus.. dua kali lapangan. Lalu aku mencoba ambil gigi 2.. yaitu dengan mengurangi gas, sambil tekan penuh kopling.. lalu ambil gigi dua, setelah gigi dua terpasang, aku langsung lepas kopling full (tanpa perlahan) kemudian kecepatan laju semakin meningkat. Aku harus menstabilkan tekanan gasnya. Memutar lapangan, keliling dan berjalan lurus.. lalu putaran terakhir Mas Lan minta agar mobil diarahkan di tempat teduh.. meluruskan setir dan memutar stir perlahan.. intinya Mas Lan kasi saran.. “Santai saja.. rileks..” haha mana bisa mas, aku kan baru perdana belajar mobilnyaa haha.


            Besok kami  akan belajar lagi.. kata Mas Lan ini harus dibiasakan supaya terbiasa. Hehe. Iyaa soalnya wilayah Aji Kuning memang wilayah yang panjang dan luas, masalahnya tak ada angkutan umum disini. Makanya, kendaraan pribadilah yang jadi andalan warganya : ) Setelah belajar hari ini.. semoga aku jadi bisa yaah bawa mobilnya.. semoga masing-masing kami bisa bawa mobil puskesmas supaya memperlancar mobilitas kemana-mana.hehe
           
            Salam dari paling Utara Indonesia, pulau Sebatik (Perbatasan Indonesia-Malaysia), Kalimantan Utara : ) #nusantarasehat (Kaltara, 27 Desember 2015).

Selasa, 19 Januari 2016

Nusantara Sehat 2: Tanam Seribu Pohon Untuk Sebatik



Sebatik Tengah, 27 Desember 2015


Hari minggu adalah hari libur bagi aku, yang biasanya harus jaga UGD Puskesmas, hehe. Tapi minggu ku kali ini, minggu tim Nusantara Sehat di Puskesmas Aji Kuning.. bukanlah minggu bersantai apalagi bermalasan. Yap, hari ini kami di undang oleh tim pencinta alam pulau Sebatik untuk mengikuti kegiatan menanam seribu pohon. Nah tanam seribu pohon ini bertujuan untuk meningkatkan cinta tanah air di perbatasan negara. Acara yang diadakan oleh para Forum Bela Negara Sebatik ini berlangsung sejak pukul 8. Kami sebenarnya bangun kesiangan, lalu melihat grup Whatsapp, ada postingan foto NS di puskesmas Setabu, di Sebatik Barat berangkat.. kami juga mau datang.. hehe. Jadilah pukul 8 lewat kami berangkat dari rumah. Padahal saat ku telpon, kata Kak Ria, bahwa pembukaan sudah dilakukan. Lalu mereka akan ke Balai Desa Sei Limau untuk mengambil bibit tanaman.
Kami melakukan perjalanan menuju Desa Sei Limau yang berbukit-bukit. Alhamdulillah menuju Desa Sei Limau perjalanan berbukit itu beraspal mulus, walaupun sesekali ada bebatuan krikil, tapi ndak masalah. Kami meluncur lancar di jalan, bak jalan tol.. tanpa hambatan. Pemandangan yang disuguhkan pun luar biasa indahnya, bumi Sebatik. Yaa wilayah perbatasan yang pemandangannya selalu memesona setiap orang yang melihatnya.
            Kami sampai di balai Desa Sei Limau. Untunglah kami datang hari ini, karena Desa Sei Limau merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Aji Kuning. “Dari puskesmas mana ni?”
“Dari Puskesmas Aji Kuning, Bang...”
“Ini bibitnya.. lamanya kalian datang..  dari Setabu dan Sungai Nyamuk pun sudah datang..” tutur si Abang-abang panitia dengan logat khas Bugis-Melayu.
Kami segera membawa polybag yang sudah terisi tanaman. Satu orang mengangkut 3-4 polybag. Kami mengikuti peserta yang sudah jalan duluan.. menuruni bukit.. bukit yang menurutku adalah gunung, tingginyaa. Gak hanya satu bukit.. berbukit-bukit kami lalui.. melewati perkebunan warga.. pohon-pohon sawit.. kebun coklat.. kebun pisang.. atau sapi-sapi yang sedang menikmati rumput.. perjalanan sungguh nikmat pemandangannya.. namun kontur yang naik turun cukup membuat oksigen kami berkurang dan terengah-engah. Huaaah. Kalau kata Mas Islan, ini perjalanan yang kami tempuh hampir 2 kilometer!wiiw. 

Lalu dipertengahan jalan kami kehilangan jejak. Bingung antara belok kanan atau kiri. Akhirnya keputusan kami berikan pada si empunya daerah.. Mas Islan.. keturunan Jawa yang merantau ke Kalimantan dan hampir 10 tahun di Kalimantan hingga menikah dengan istri orang Bugis. Kami ikut sama insting arahnya beliau, kami ikuti dari belakang... tapi kok rasa-rasanya makin jauh.. tak ada suara sama sekali.. tak ada ribut-ributnya. Kami terus berjalan panjang.. lewati perkebunan yang ada anjing penjaganya.. ah Alhamdulillah ada bapak tua yang mempersilahkan kami lewat dengan senyum ramahnya. Lalu kami lanjutkan perjalanan. Dari kejauhan, dari bilik pepohonan terlihat orang-orang dengan baju orange khas. Yak, seragam itu sama seperti yang kami pakai, seragam tim Nusantara Sehat. Kami segera mendekat sumber keramaian.

Disana sudah ada tim pulau Sebatik lainnya. Untuk tim Nusantara Sehat wilayah Kalimantan Utara, atau lebih tepatnya pulau Sebatik, ada 3 Tim. Yaitu Tim Puskesmas Sungai Nyamuk Puskesmas Setabu, dan kami Puskesmas Aji Kuning. Kami tentu bercengkrama pada mereka, khasnya partner kesehatan dalam satu instansi. Ada hamparan bukit luas disana. Yak itulah lahan kami menanam pohon-pohon. Seribu bibit pohon yang akan kami tanam ini semoga menjadi berkah tersendiri untuk bumi, dan buahnya menjadi kemanfaatan warga dan hewan sekitar. Aamiin.
            Ohya, ada petugas yang menggali tanah untuk tempat kami menanam pohon. Mereka siap dengan linggis yang berbentuk pipih bawahnya. Linggis itu untuk menggali tanah tempat kami meletakkan bibit pohon. “Pakcik.. dimana lagi tempat kita tanam pohon ni?” tanya ku *ngikuti logat daerah* “Oh ya.. sinilah.. kita tanam bibit tu..” ujar si bapak sambil menggali tanah disana. Tanah di gali dengan apik.. fondasi dan potongan tanah yang  bagus. Lalu lubang yang cukup itu aku masukkan bibit. Tentu tak meninggalkan tanah yang ada di dalam polybag.


            Kami tak dibekali alat apapun. Alat hanya dipegang oleh petugas penggali tanah. Jadilah tangan kami yang mengeruk tanah untuk masuk kembali kelubang setelah bibit diletakkan. Seperti main tanah, hehe seru juga. Tapi dalam hati aku berdoa semoga pohon yang kami tanam tumbuh subur ditanah Pulau Sebatik ini. Tanah perbatasan Indonesia- Malaysia. Jadi hari itu satu orang bisa menanam sampai 4 bibit pohon. Alhamdulillah.

            Disana juga ada bapak TNI Kodam yang bertugas di perbatasan negara. Mereka turut andil dalam kelancaran acara, mengamankan berlangsungnya acara, membantu peserta menanam pohon, serta membawa keakraban pada peserta. Kami yang sangat lelah sehabis bertanam disiapkan oleh bapak TNI banyak kelapa muda. Kelapa muda itu baru saja dipetik oleh bapak TNI. Di bukakannya kelapa itu, lalu kami nikmati air dan daging kelapa muda yang menyegarkan disiang hari.
            “Pak, kok gak minum kelapanya?” tanya salah satu dari kami.
            “Saya sudah minum 4 kelapa di atas pohon..”ucap si Bapak sambil tertawa. Yak ini mungkin adalah cara mereka jika dalam tugas ditengah hutan harus bertahan hidup. Untuk TNI di wilayah perbatasan sendiri, banyak resiko yang harus diterima dan penjagaan harus ketat.. karena ada kemungkinan jika kedua negara perbatasan terjadi perang, maka TNI harus siaga. Namun InsyaAllah Indonesia-Malaysia cinta damai kok.


            Bagi Tim Nusantara Sehat sendiri.. keberadaan pasukan Tentara Nasional Indonesia sangat berguna bagi kelancaran program kami.. kerjasama lintas sektor namanya. Kami melakukan kerjasama.. seperti tim nusantarasehat I yang sulit kendaraan, biasanya mereka survei ikut mobil patroli TNI yang berjaga. Untuk di wilayah kecamatan Sebatik Tengah sendiri, kami dan TNI ada rencana untuk melakukan senam bersama, membenahi sampah bersama, dll. Ohya, jika kami tak ada air, kami membutuhkan pasokan air bersih.. maka dari bapak TNI inilah yang senantiasa ikhlas mengantar air yang sangat berguna bagi kami. Maklum, wilayah Kalimantan Utara cukup tropis dan jika tidak ada hujan seperti sekarang-sekarang ini, air sulit didapatkan, karena yang diandalkan adalah tadahan air hujan.

            Setelah selesai menanam pohon.. dan kembali berlelah menuju balai Desa Sei Limau lagi. Kami istirahat dengan snack yang ada, lalu berfoto bersama, semoga kegiatan hari ini menjadi berkah. Aamiin : )

Karena selain membuat bumi semakin hijau, dengan menanam pohon kita bisa menghasilkan buah bervitamin untuk dinikmati masyarakat sekitarnya : )