Ini adalah tulisan lanjutan dari kelas Inspirasi (1) ditulisan aku sebelum tulisan ini. selamat Bacaa :)
Oke,
apaboleh buat. Akhirnya aku berubah wujud. Dari seorang perawat, berubah jadi
seorang wartawan. Aku masuk kelas dengan jaket Nusantarasehat. Aku masuk ruang
kelas 3. Langsung disambut nyanyian.. “Selamat datang kakak, selamat datang
kakak. Selamat datang kami ucapkan. Terimalah salam dari kami yang ingin maju
bersama-sama. Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama...”
nyanyian serentak yang dilakukan anak-anak dengan suka cita.
“Assalamualaikum wr wb. Selamat
Pagi!”
“Waalaikumsalam wr wb. Pagi-pagi-pagi luarbiasaa!” jawab mereka.
Kemudian aku mengenalkan diri. Dan
menjelaskan tentang profesi sekarang. Aku mengenalan jaket, dan menggantung
kamera digital, dan pakai topi. Mereka mengira aku sebagai tukang foto. Walaah,
mengira aku sebagai perawat. Hehe sekarang engga lagi. Karena sekarang profesi
yang akan aku jelaskan kepada mereka adalah Wartawan. Jadilah aku mengisi kelas
Inspirasi tentang jurnalistik deeh :”)
dok.pribadi |
Karena engga ada bahan materi. Jadi
aku mengingat saja waktu kelas menulis di Forum Lingkar Pena. Saat mengisi kelas
jurnalistik di SMA boarding School
Miftahul Jannah. Pada anak-anak SD ini aku memberikan ilmu mengenai berita.
Tentang 5W 1H yang ada dalam berita dan lainnya. Aku menunjukkan kepada mereka bagaimana
seorang reporter menyampaikan liputan atau laporan langsung dari tempat
kejadian dengan bahasa sehari-hari. Kemudian aku juga memberi gambaran pada
mereka bagaimana seorang wartawan mewawancarai seorang narasumber, misalnya ada
artis yang datang atau seorang presiden yang datang ke sekolah mereka.
Bagaimana sikap wartawan yang baik ketika akan mewawancarai seorang narasumber
dan lain sebagainnya.
Terakhir aku
memberikan tugas kepada mereka untuk menulis diatas kertas satu lembar.
Walaupun tema nya jurnalistik, namun untuk tugas yang aku berikan tidak harus
tentang yang aku bahas. Setidaknya mereka bisa menuliskan apapun yang ada di
pikiran mereka. Aku memberikan mereka tugas untuk menulis bebas mengenai apasaja.
“Keluarkan kertas, pena atau pensil.. ada tugas
untuk adik-adik.. tugasnya adalah.. tulislah hal apapun. Sembarang.. tulis
tentang pantun kah.. puisi kah.. diary kah.. tentang cita-cita kah.. sembarang
yah.. yang penting jangan terlalu pendek, karena akan dibacakan di depan kelas.
Waktunya hanya 10 menit. Oke?” ucapku, mengikuti bahasa mereka sehari-hari.
dok.pribadi. anak-anak yang sedang serius dengan tulisannya :) |
Aku melihat sekitar. Berputar...
mereka menuliskan berbagai hal. Yang banyak mereka tulis adalah pantun. Mungkin
karena terpengaruh serial upin-ipin, atau tokoh jarjit yang suka berpantun
yah.. pantunnya lucu-lucu. Setelah 5 menit berlalu.. anak-anak yang selesai
menuliskan ceritanya maju kedepan satu-satu sambil membaca karyanya. Bagiku,
hmm ini bisa jadi cara mereka juga agar bisa percaya diri berbicara di depan
kelas kan. Kadang ada pantun atau cerita mereka yang aneh, atau hanya dua baris
saja.. namun aku berusaha tak menutunkan rasa percaya diri mereka, tetap
bilang.. “Oke, Pantunnya bagus... siapa lagi yang mau majuu?” mereka berebut
maju ke depan kelas. Aku memandang kening-kening itu, kening-kening mungil yang
memiliki asa yang tinggi. Anak-anak Indonesia, penerus bangsa. Ah malunya aku
pada mereka, seumuran mereka aku dulu sering lalai dan lebih banyak
bermain-main sedangkan mereka? selalu berjuang dengan keadaan diri, keadaan sekolahnya
yang lumayan jauhnya.
Kelas-kelas selanjutnya aku selalu
memberikan hal yang berbeda. Kadang aku mengajak mereka nyanyi bersama-sama..
menyanyi laskar pelangi dan lain sebagainya.. agar mereka tidak mengantuk dan
tetap bersemangat. Sampai akhirnya... ada 6 kelas yang ku ajar. Perkenalan
mengenai profesi. Medis dan wartawan. Pengenalan profesi medis walau hanya 2
kelas, lalu 4 kelas pengenalan mengenai jurnalistik aku tetap senang. Dan lebih
bahagia karena semangat anak-anak ini.
dok.pribadi. mengejar waktuu baca karya sendiri :) |
Lalu sekitar pukul 12 lewat, Bus
sekolah sudah datang menjeput mereka. namun karena masih ada satu materi lagi,
mereka di tinggal bus. Dan akhirnya banyak anak yang harus jalan kaki cukup
jauh apalagi siang itu sangaat terik dan debunya banyak sekali. Sepulang makan
siang bersama staff guru serta narasumber lain. Kami pulang. Karena dokter Eka
yang mengisi kelas Inspirasi di Desa Lourdes sudah datang. Lalu beberapa anak
memegang tanganku, ingin bicara sesuatu.. “Kak Rinta, bolehkah kita menumpang
mobilnya?” tuturnya, karena kami pulang dengan mobil puskesmas.
“Boleh, Dimana rumah kalian?” tanyaku.
“Aji Kuning kak...”
“Oh iya.. ayo bareng saja.. satu arah juga kan..”
Akhirnya adik-adik itu ikut kami pulang ke arah Desa
Aji Kuning, meninggalkan Desa Maspul sekolah mereka ini. Ada 3 orang yang ikut
kami. Lalu menengok ke belakang.. ternyata masih banyak anak yang jalan kaki
bersama-sama.. Tekena hembusan debu dari belakang mobil. “Wah masih banyak juga
teman-teman mu yang jalan kaki dibelakang?”
dok.pribadi. say cheese! |
“Iya kak. Ketinggalan bis tadi kan.., jauh mereka
punya rumah..” tutur salah satu anak yang ikut di mobil kami. mereka bertiga
ini tadi pagi yang menari Tarian Borneo dan Tari Saman : )
Perjalanan memang cukup jauh dari Desa Maspul ke
Desa Aji Kuning. Apalagi medannya yang sangat terjal.. jalan-jalan disana masih
berupa kerikil, akan ada pembangunan jalan sepertinnya melihat banyaknya bahan
pembuatan aspal di sisi jalan. Di Desa Maspul ini juga paling sering terjadi
kecelakaan, jika pengendara motor atau mobil tak hati-hati. Dan jika terjadi
kecelakaan, luka yang ditimbulkan biasanya lumayan parah, karena kondisi jalan
yang masih krikil.
dok.pribadi. para pengajar kelas Inspirasi hari itu :) |
HARI INI AKU BELAJAR. Lagi-lagi.. aku belajar banyak
dengan mereka, anak-anak SDN 002 Sebatik Tengah, di Desa Maspul. tentang
cita-cita anak-anak perbatasan yang sangaaaat ingin meneruskan sekolahnya. Ada
ketakutan dalam dada mereka... takut jika orangtuanya kelak.. setelah SD usai
menyuruh mereka bekerja membantu orangtuanya ke kebun. Ada rasa takut jika asa
mereka tak sampai, kerena tuntutan ekonomi.. sedangkan cita-cita jadi dokter,
polisi, TNI, pemadam kebakaran, atau jadi guru itu sudah terpatri di benak
mereka. SEMANGAT, ada titik dimana semangat mereka ini sangat menggebu dan
berkobar, mereka tak takut dengan apa yang kelak akan mereka hadapi. Yang
mereka tahu sekarang adalah, belajar segiat yang mereka bisa, membaca sekuat
yang mereka mampu dan berusaha mendapatkan nilai tebaik dalam buku raport nya
nanti. Serta jujur dengan apa yang mereka kerjakan. Itulah pemikiran mereka,
anak-anak polos dari perbatasan negaraku, Indonesia.
dok.pribadi. pohon impiaaan :) |
dok.pribadi. makasih Syukri kelas 5 SD yang sudah mengutarakan perasaannya :") |
Ditulis
di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah.. Kalimantan Utara, Indonesia.